Kriteria Uji:
Hipotesis Ho diterima Hipotesis H
1
diterima
Jika:
Keterangan:
= rata-rata variabel I Perkebunan sebelum bersertifikat RSPO
= rata-rata variabel II Perkebunan setelah bersertifikat RSPO
Untuk menganalisis hipotesis 3 dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengetahui pertimbangan PTPN III mensertifikasi
perusahaan perkebunannya dan PTPN II tidak mensertifikasi perusahaan
perkebunannya. 3.4. Defenisi dan Batasan Operasional
3.4.1. Defenisi
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
1. Komparasi dalam penelitian ini adalah membandingkan pendapatan antara
perkebunan bersertifikat RSPO dengan perkebunan tidak bersertifikat RSPO. 2.
Perkebunan bersertifikat RSPO adalah perkebunan yang telah melewati dan lulus proses sertifikasi yakni PTPN III
3. Perkebunan tidak bersertifikat RSPO adalah perkebunan yang belum memiliki
dan belum melewati proses sertifikasi yakni PTPN II. 4.
Biaya produksi CPO merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi CPO dalam satuan Rp.
5. Harga penjualan CPO adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen
atas CPO yang diproduksi perkebunan dalam satuan RpTon Harga Nominal atau US Ton Harga Riil.
6. Volume penjualan CPO adalah jumlah CPO yang dibeli oleh para konsumen
dalam satuan ton. 7.
Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari perkalian total produksi dengan harga jual dalam satuan Rp.
8. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya dalam
satuan Rp.
3.4.2. Batasan Operasional
Pembatasan di dalam penelitian ini telah ditetapkan melalui suatu batasan operasional berikut:
1. Daerah penelitian adalah PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan
Nusantara II. 2.
Waktu penelitian adalah tahun 2011.
PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA III PTPN III DAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA II PTPN II
4.1.
Profil PT Perkebunan Nusantara III Persero
PT. Perkebunan Nusantara III Persero merupakan hasil peleburan PT Perkebunan Nusantara III, IV dan V sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Peleburan tersebut dilakukan dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara BUMN di
bidang perkebunan. Selanjutnya, perusahaan-perusahaan yang dilebur dinyattakan bubar walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya,dengan
perubahan dalam struktur ekuitas jumlah laba dan saldo laba dan penambahan serta pengurangan beberapa asset dan kewajiban. Perusahaan didirikan
berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-8331 HT.01.01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81
tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8674. PTPN III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet pada tahun 2010
dengan areal konsesi seluas 129,581.09 Ha. Budidaya kelapa sawit diusahakan
pada areal seluas 74,992.79 Ha, karet 37,856,16 Ha dan areal lain-lain 16.732,14 Ha. Selain penanaman komoditi pada areal kebun sendiri. PTPN III juga
mengelola areal Plasma milik Petani seluas 19.553,94 Ha untuk tanaman kelapa sawit dan tanaman karet 9.150,80 Ha. Perkembangan luas lahan PTPN III baik
sebelum atau sesudah menerima sertifikat RSPO dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS dan Produksi CPO PTPN III Sebelum Bersertifikat RSPO
Tahun Luas Areal
Ha Produksi
Ton Produktivitas
TonHa Produksi
CPO Ton
2005 72,330.00
1,462,939.00 20.23
343,001.35 2006
68,336.93 1,442,123.00
21.10 344,491.14
2007 70,364.56
1,423,109.00 20.22
342,033.65 2008
67,815.38 1,516,796.00
22.37 366,074.40
2009 71,587.13
1,629,938.00 22.77
393,593.68 Sumber: PTPN III, 2005-2009
Tabel 4. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS dan Produksi CPO PTPN III Setelah Bersertifikat RSPO
Tahun Luas Areal
Ha Produksi
Ton Produktivitas
TonHa Produksi
CPO Ton
2010 74,992.79
1,695,927.00 22.61
409,389.56 2011
sd Agt 73,883.27
1,095,026.10 14.82
264,500.09 Sumber: PTPN III, 2010-Agustus 2011
Dari Tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa produktivitas TBS pada saat sebelum memperoleh sertifikat RSPO selalu meningkat kecuali pada tahun 2007
begitu pula dengan produksi CPO untuk tahun yang sama. Setelah menerima sertifikat, pada tahun 2010 memang terjadi penurunan produktivitas TBS namun
produksi CPO meningkat dibandingkan tahun sebelumnya di saat PTPN III belum memperoleh sertifikat RSPO.
PTPN III memiliki 34 Kebun sebagai berikut: Kebun Sei Meranti, Kebun Sei Daun, Kebun Torgamba, Kebun Bukit Tujuh, Kebun Sei Baruhur, Kebun Sei
Kebara, Kebun Aek Torop, Kebun PIR Aek Raso, Kebun Sisumut, Kebun Aek Nabara Utara, Kebun Aek Nabara Selatan, Kebun Rantau Prapat, Kebun
Membang Muda, Kebun Labuhan Haji, Kebun Merbau Selatan, Kebun Sei Dadap, Kebun Pulau Mandi, Kebun Ambalutu, Kebun Sei Silau, Kebun Bandar Selamat,
Kebun Huta Padang, Kebun Dusun Hulu, Kebun Bangun, Kebun Bandar Betsy, Kebun Gunung Pamela, Kebun Gunung Manaco, Kebun Silau Dunia, Kebun
Gunung Para, Kebun Sungai Putih, Kebun Sarang Giting, Kebun Tanah Raja, Kebun Rambuatan, Kebun Hapesong dan Kebun Batang Toru
Selain Unit usaha kebun PTPN III juga memiliki sejumlah 21 unit pabrik pengolahan yaitu Pabrik Kelapa Sawit 11 unit, Pabrik Sheet 6 unit, Pabrik Crumb
Rubber Low Grade 2 unit dan Prabik Centrifuge LateksLateks pekat 2 unit. Kapasitas produksi per tahun untuk Pabrik Kelapa Sawit adalah:
CPO = 517.336 Ton
Inti Sawit = 108.870 Ton
Kapasitas produksi per tahun untuk Pabrik Pabrik Karet adalah: Lateks Pusingan
= 7.295 ton Sheet
= 16.863 ton Crumb Rubber Low Grade = 15.976 ton
Dilihat dari pemasarannya, penjualan CPO PTPN III lebih banyak untuk pasar domestik lokal namun jumlahnya tidak berbeda jauh untuk pasar ekspor.
Negara tujuan ekspor CPO dari PTPN III yakni India, China, Negara-negara Uni Eropa, Sri Lanka, Pakistan dan Singapore. Penjualan CPO PTPN III dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Penjualan Lokal dan Ekspor CPO PTPN III tahun 2005- Agustus 2011
Penjualan Juta Ton
TAHUN 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011 sd
Agustus
Lokal
144.13 177.23
264.38 286.36
291.38 248.95
228.04
Ekspor 198.87
167.27 77.66
79.71 102.22
160.44 36.46
Sumber: PTPN III, 2005-Agustus 2011
Di bulan Agustus 2010, PTPN III menerima sertifikat RSPO unit pengelolaan kelapa sawit di Sei Mangkei, dengan rantai pasok dari Kebun
Rambutan, Kebun Dusun Ulu, Kebun Bangun, Kebun Gunung Pamela dan Kebun Gunung Para dari TUV Rheinland, Malaysia Sdn.Bhd yang penyerahannya
disaksikan oleh Dr. Mustafa Abubakar, Menteri BUMN RI di Jakarta. PT Perkebunan Nusantara PTPN III akhirnya mendapatkan sertifikat RSPO unit
pengelolaan kelapa sawit di Sei Mangkei, dari TUV Rheinland Malaysia Sdn Bhd setelah memperjuangkannya selama 2 tahun.
Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III PTPN-III dapat dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III
R.U.P.S
DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKTUR PRODUKSI
DIREKTUR KEUANGAN
DIREKTUR PENGEMBANGAN
PERENCANAAN DIREKTUR
SDM BAGIAN
SPI BAGIAN
TANAMAN
BAGIAN TEKNIK
BAGIAN TEKNOLOGI
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KOMERSIL
BAGIAN UMUM
BAGIAN HUKUM DAN
MANAJEMEN RESIKO BAGIAN
KBL BAGIAN
SDM BAGIAN
PERENCANAAN PENGKAJIAN
BAGIAN PENGEMBANGAN
BAGIAN TI TBCMR
KANTOR PERWAKILAN
JAKARTA BAGIAN
SEKRETARIAT PERUSAHAAN
BAGIAN PELELANGAN
DIREKTUR UTAMA
4.2.
Profil PT Perkebunan Nusantara II Persero
Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak dibidang usaha Pertanian dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing,
SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. Y.A. 5438 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan
Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 101977PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan Perseroan PT Perkebunan II
disingkat “PT Perkebunan II merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.
PTPN II mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao,gula dan tembakau dengan areal konsesi seluas 103.860 hektar. Budidaya kelapa sawit
diusahakan pada areal seluas 53,872.79 ha, karet 11.265 ha dan kakao seluas
7.370 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN II juga mengelola areal Plasma milik petani seluas 25.250 ha untuk tanaman kelapa
sawit. Disamping itu PTPN II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 16.046
ha, tediri dari tebu sendiri TS 14.474 ha dan tebu rakyat TR 1.572 ha, sedangkan tanaman tembakau ditanam pada areal seluas 2.443 ha. Perkembangan
luas lahan, produksi, produktivitas TBS dan produksi CPO PTPN II dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS dan Produksi CPO PTPN II tahun 2005-Agustus 2011
Tahun Luas Areal
Ha Produksi
Ton Produksi Rata-Rata
TonHa Produksi
CPO Ton
2005 55,370.83
744,508.61 13.45
154,755.04 2006
48,875.91 673,616.71
13.78 142,080.47
2007 56,812.37
679,727.96 11.96
143,577.62 2008
56,317.60 813,471.39
14.44 168,647.00
2009 54,082.23
704,115.87 13.02
148,347.89 2010
53,120.95 705,491.04
13.28 150,285.37
2011 sd Agt
53,872.79 480,046.07
8.91 100,430.84
Sumber: PTPN II, 2005-Agustus 2011
PTPN II memiliki 31 unit usaha kebun yaitu: Kebun Tg. Garbus Melati, Kebun Pd. Brahrang – Beklun, Kebun Mariendal, Kebun Tanjung Jati, Kebun
Limau Mungkur, Kebun Maryke B. Lawang, Kebun Pagar Merbau, Kebun Tanjung Keliling, Kebun Bekala, Kebun Kwala Madu, Kebun Batang Kwis,
Kebun Kwala Bingel, Kebun Bandar Klippa, Kebun Gohor LamaTj.Beringin, Kebun Saentis, Kebun Basilam, Kebun Sampali, Kebun Kwala Sawit, Kebun
Helvetia, Kebun Air Tenang, Kebun Sei Semayang, Kebun Batang Serangan, Kebun Klambir Lima, Kebun Sawit Seberang, Kebun Klumpang, Kebun Sawit
Hulu, Kebun Bulu Cina, Kebun Prafi, Kebun Tandem, Kebun Arso dan Kebun Tandem Hilir.
Selain unit usaha kebun PTPN II juga memiliki sejumlah 18 unit pabrik pengolahan yaitu Fresh Fruit Branches FFB, Pabrik CPO, Pabrik RSS, Pabrik
SIR, Pabrik Centrifuge Lateks, Pabrik Kakao, Pabrik Gula dan Bangsal Pengeringan.
Untuk penjualan CPO PTPN II, target pasar utamanya adalah pasar domestik lokal. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa untuk penjualan ekspor PTPN
II dari tahun 2005-Agustus 2011 hanya sekitar 12.
Tabel 7. Penjualan Lokal dan Ekspor CPO PTPN II tahun 2005-Agustus 2011
Penjualan Juta Ton
TAHUN 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011 sd
Agustus
Lokal 128.95
126.08 125.08
165.67 126.45
126.29 91.43
Ekspor 25.81
16.00 18.49
2.98 21.90
24.00 9.00
Sumber: PTPN II, 2005-Agustus 2011
Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara II PTPN-II dapat dilihat dalam Gambar 3.
33
DI R
E KT
UR U
T AMA
G a
m b
a r
3 . S
tru k
tu r O
rg a
n is
a si
PT .
P er
k ebuna
n N us
a nt
a ra
I I
DI R
E KT
UR U
T AMA
R .U
.P .S
DE W
AN KOMI
SAR IS
DI R
E KT
UR PR
OD U
KSI DI
R E
KT UR
KE U
ANGAN DI
R E
KT UR
SDM
BAGIAN SPI
BAGIAN TANAMAN
BAGIAN TEKNIK PENGOLAHAN
BAGIAN AKUNTANSI TI
BAGIAN UMUM
BAGIAN SDM
BAGIAN PERENCANAAN
PENGKAJIAN BAGIAN
PENGEMBANGAN
BAGIAN SEKRETARIAT
DI R
E KT
UR
PE MASAR
AN BAGIAN
PEMASARAN
BAGIAN HUKUM PERTANIAN
BAGIAN PENGADAAN
BAGIAN PEMBIAYAAN
BAGIAN P M L H
34
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Perbedaan Harga, Volume Penjualan, Biaya Produksi Dan Pendapatan Antara