Analisis Perbandingan Pendapatan Perbedaan Harga, Volume Penjualan, Biaya Produksi Dan Pendapatan Antara

produksi PTPN III lebih besar daripada rata-rata biaya produksi PTPN II. Maka sesuai kaidah t -hitung t -tabel, keputusannya adalah H 1 ditolak dan H diterima. Sehingga secara statistik dapat dinyatakan tidak ada perbedaan nyata pada biaya produksi PTPN III dan PTPN II dari tahun 2010-Agustus 2011.

5.1.4. Analisis Perbandingan Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan penjualan CPO dengan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual CPO yang dilakukan oleh PTPN III dan PTPN II. Pendapatan PTPN III dan PTPN II dilihat mulai dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan 2010 sampai dengan Agustus 2011. Pendapatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang berasal dari ekspor CPO dari PTPN III dan PTPN II. Kemudian dilihat juga pendapatan PTPN III sebelum memperoleh sertifikat RSPO dan setelah memperoleh sertifikat RSPO. Lalu, untuk melihat perbedaan pendapatan dilakukan dengan analisis uji beda rata-rata Independent sample t-test. a. Analisis Perbandingan Pendapatan PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 Pada tahun 2005-2009, PTPN III belum memperoleh sertifikat RSPO dan juga belum ada tuntutan dari konsumen CPO dunia untuk mensertifikasi perusahaan perkebunan di Indonesia. Pendapatan PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Pendapatan PTPN III dan PTPN II Tahun 2005-2009 Dalam Milyaran Rupiah Pendapatan Dalam Milyaran Rupiah 2005 2006 2007 2008 2009 PTPN III 293.40 157.41 268.81 292.61 237.52 PTPN II 21.34 13.37 27.77 7.27 12.79 Sumber: Analisis Data , 2005-2009 Lampiran 1,2,3,4,5,7dan 8 Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat bahwa pendapatan PTPN III selalu lebih besar dari pendapatan PTPN II. Untuk PTPN III, sejak tahun 2005-2009 kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2007 dan penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2006. Sedangkan untuk PTPN II, sejak tahun 2005- 2009 kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2007 dan penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2008. Untuk melihat perbedaan pendapatan antara kedua perusahaan perkebunan tersebut dilakukan analisis uji beda rata-rata. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan PTPN III Dan PTPN II Tahun 2005-2009 Uraian PTPN III PTPN II t -hitung t -tabel Sig Mean Pendapatan Dalam Milyar Rupiah 249.95 16.5 9.142 2.306 0.000 Sumber: Analisis Data, 2005-2009 Lampiran 28 Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan pada PTPN III dan PTPN II terdapat perbedaan nyata pada α = 0.05, nilai t -hitung = 9.142 dan t -tabel = 2.306. Pada rata-rata pendapatan dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan PTPN III lebih besar daripada rata-rata pendapatan PTPN II. Maka sesuai dengan kaidah t -hitung t -tabel maka keputusannya adalah H ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara statistik dapat dinyatakan ada perbedaan nyata pada pendapatan PTPN III dan PTPN II sebelum adanya RSPO. b. Analisis Perbandingan Pendapatan PTPN III dan PTPN II Tahun 2010- Agustus 2011 PTPN III memperoleh sertifikat RSPO pada 16 Agustus 2010. Dengan adanya sertifikasi RSPO maka akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh PTPN III. Untuk mengetahui apakah sertifikasi RSPO berpengaruh terhadap pendapatan suatu perkebunan maka perlu dibandingkan pendapatan antara PTPN III sebagai kebun yang telah memperoleh sertifikat RSPO dengan PTPN II sebagai kebun yang tidak memiliki sertifikat RSPO. Tabel 26. Pendapatan PTPN III dan PTPN II Tahun 2010- Agustus 2011 Dalam Milyaran Rupiah PTPN Pendapatan Dalam Milyaran Rupiah 2010 2011 sd Agustus PTPN III 560.90 215.96 PTPN II 38.91 32.89 Sumber: Analisis Data, 2010-2011 Lampiran 1,2,3,4,5,7dan 8 Berdasarkan Tabel 26 dapat dilihat bahwa pendapatan PTPN III selalu lebih besar dari pendapatan PTPN II. Untuk PTPN III terjadi penurunan pendapatan dari tahun 2010 ke tahun 2011 hal yang sama juga terjadi pada PTPN II. Untuk PTPN III hal ini dikarenakan oleh adanya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses sertifikasi dan untuk PTPN II dikarenakan pada tahun 2010-Agustus 2011 permintaan CPO untuk ekspor hanya sedikit sehingga penerimaannya menurun yang mengakibatkan menurunnya pendapatan. Untuk melihat perbedaan pendapatan antara kedua perusahaan perkebunan tersebut dilakukan analisis uji beda rata-rata. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan PTPN III dan PTPN II tahun 2010- Agustus 2011dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan PTPN III dan PTPN II Tahun 2010-Agustus 2011 Uraian PTPN III PTPN II t -hitung t -tabel Sig Mean Pendapatan Dalam Milyar Rupiah 388.43 35.9 2.044 4.302 0.178 Sumber: Analisis Data, 2010-2011 Lampiran 29 Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan pada PTPN III dan PTPN II tidak terdapat perbedaan pada α = 0.05, nilai t -hitung = 2.044 dan t -tabel = 4.302. Pada rata-rata pendapatan dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan PTPN III lebih besar daripada rata-rata pendapatan PTPN II. Maka, t -hitung t -tabel maka keputusannya adalah H 1 ditolak dan H diterima. Sehingga secara statistik dapat dinyatakan tidak ada perbedaan pada pendapatan PTPN III dan PTPN II setelah PTPN III memperoleh sertifikat RSPO. 5.2. Perbedaan Harga, Volume Penjualan, Biaya Produksi Dan Pendapatan Pada PT Perkebunan Nusantara III PTPN III Sebelum dan Setelah Memperoleh Sertifikat RSPO

5.2.1. Analisis Perbandingan Harga

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Kewajiban Sertifikasi ISPO (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL) Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan Investasi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Di Indonesia (Studi Pada PT. REA KALTIM PLANTATION – Jakarta)

7 96 190

Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

7 58 77

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 8 60

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 11

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 1

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 9

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 12

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 2

Analisis Implement Asi Prinsip dan Kriteria Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Perkebunan Sawit Rakyat

0 0 11

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM TATA KELOLA MINYAK SAWIT: ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL (RSPO) DAN INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14