organisasi. Manfaat tersebut adalah: 1 memberikan pedoman bagi tindakan pengambil keputusan; 2 mempertinggi komitmen organisasi; 3 menambah
konsistensi perilaku para anggota organisasi; dan 4 mengurangi keraguan para anggota organisasi, karena budaya memberitahukan kepada anggota organisasi
bagaimana sesuatu dilakukan dan apa yang dianggap penting. Memerhatikan fungsi dan manfaat budaya tersebut di atas, maka budaya
dalam suatu organisasi sangat penting. Oleh karena itu budaya senantiasa dipelihara dan dikembangkan karena disadari budaya merupakan alat tool dalam setiap
melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi serta menjadi stimulasi untuk meningkatkan kinerja organisasi.
2.2.7 Sumber-Sumber Budaya Organisasi
Isi dari suatu budaya organisasi terutama berasal dari tiga sumber Robbins, 2006, yaitu:
a. Pendiri organisasi. Pendiri sering disebut memiliki kepribadian dinamis, nilai yang kuat, dan visi yang jelas tentang bagaimana organisasi seharusnya. Pendiri
mempunyai peranan kunci dalam menarik karyawan. Sikap dan nilai mereka siap diteruskan kepada karyawan baru. Akibatnya, pandangan mereka diterima oleh
karyawan dalam organisasi, dan tetap dipertahankan sepanjang pendiri berada dalam organisasi tersebut, atau bahkan setelah pendirinya meninggalkan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengalaman organisasi menghadapi lingkungan eksternal. Pengalaman organisasi terhadap tindakan tertentu dan kebijakannya mengarah pada pengembangan
berbagai sikap dan nilai. c. Karyawan, hubungan kerja. Karyawan membawa harapan, nilai, sikap mereka ke
dalam organisasi. Hubungan kerja mencerminkan aktivitas utama organisasi yang membentuk sikap dan nilai.
Budaya organisasi sering dibentuk dengan adanya pengaruh orang-orang yang mendirikan organisasi tersebut, Juga lingkungan eksternal organisasi beroperasi, dan
oleh karyawan serta hakikat dari organisasi tersebut.
2.2.8 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Menurut Robbins 2006, budaya organisasi memengaruhi kinerja dan karyawan. Persepsi subjektif karyawan secara keseluruhan terhadap organisasi
didasarkan pada beberapa faktor seperti derajat toleransi risiko, tekanan atau perhatian tim serta dukungan masyarakat. Persepsi keseluruhan ini persepsi baik atau
tidak baik membentuk suatu budaya organisasi atau kepribadian, yang kemudian memengaruhi kinerja karyawan yang mengakibatkan makin hebat dan kuatnya suatu
budaya. Faktor-faktor tersebut meliputi; 1 inovasi dan pengambilan risiko inovation and risk taking, 2 perhatian pada detail attention to detail, 3 orientasi
hasil outcome orientation, 4 orientasi masyarakat people orientation, 5 berorientasi tim team orientation, 6 agresifitas aggressiveness, dan
7 stabilitas stability
Universitas Sumatera Utara
2.3 Insentif