Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas

hukum, yaitu subyek hukum pribadi natuurlijk persoon dan subyek hukum berupa badan hukum rechts persoon. 2 Badan hukum adalah suatu satuan tugas-tugas eksekutif perusahaan merupakan kewenangan Direksi; 3 Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan yang sudah diambil ex post facto atau terhadap putusan-putusan yang -akan diambil preventive basis; 4 Pengawasan bukan hanya sekadar menerima informasi dari Direksi RUPS, melainkan juga dapat mengambil tindakan-tindakan yang bersifat korektif; 5 Pengawasan tidak hanya sekadar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris sebagai yang diperinci dalam anggaran dasar, tetapi pengawasan mencakup semua aspek bisnis dan aspek korporat dari perusahaan.

2. Pendirian Perseroan Terbatas

Dalam proses pengajuan pendirian PT dibagi menjadi dua cara yakni pengajuan sendiri dan dikuasakan pada orang lain yang dalam hal ini adalah notaris. Secara umum apabila pengajuan pendiri PT yang pertama adalah dipenuhinya syarat minimal pendiri PT yakni 2 dua orang yang untuk kemudian diajukan pada notaris agar dibuatkan akta pendirian yang sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih tidak berlaku bagi persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal. Akta pendirian yang diajukan selain memuat anggaran dasar juga berisi antara lain 14 a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan : 14 Kolier Haryanto, Op.Cit., hal. 34 Universitas Sumatera Utara alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan; b. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat; c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. Dalam masalah saham, masing-masing dari pendiri PT wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan. Akan tetapi hal ini tidak berlaku apabila PT mengalami proses peleburan. Selain poin-poin tersebut diatas, hal lainnya yang perlu dicantumkan dalam akta pendirian ialah perbuatan hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham dan penyetorannya yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum Perseroan didirikan. Jika hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dinyatakan dengan akta yang bukan akta otentik, akta tersebut dilekatkan pada akta pendirian. Apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban serta tidak mengikat perseroan. Setelah semua proses pengajuan akta pendirian diatas terpenuhi, Persero masih belum berstatus badan hukum. Persero baru akan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Akan tetapi untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan tersebut harus diajukan diajukan terlebih dahulu melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri yang sebelumnya harus didahului dengan pengajuan nama Perseroan. Ada dua proses pengajuan untuk pengesahan badan hukum dari Menteri Hukum dan HAM yakni : 1 Pengajuan sendiri tanpa melalui notaris. Pengajuan untuk memperoleh Keputusan menteri tersebut jika dilakukan tanpa diwakilkan oleh notaris, maka proses adalah format isian permohonan kepada Menteri Hukum dan Ham tersebut sekurang-kurangnya memuat tentang : Universitas Sumatera Utara a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan; b. Jangka waktu berdirinya Perseroan; c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. Alamat lengkap Perseroan. Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud diatas harus diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. Apabila dalam hal permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri tidak diajukan dalam jangka waktu tersebut, maka akta pendirian menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan perseroan yang belum memperoleh status badan hukum bubar karena hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri. Proses selanjutnya apabila format isian telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka Menteri Hukum dan Ham akan langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik. Dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud, pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung. Apabila semua persyaratan telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 empat belas hari, Menteri Hukum dan Ham akan menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang ditandatangani secara elektronik. Akan tetapi jika persyaratan tentang jangka waktu dan kelengkapan dokumen pendukung tidak dipenuhi, Menteri Hukum dan Ham langsung memberitahukan hal tersebut kepada pemohon secara elektronik, dan pernyataan tidak berkeberatan akan gugur. Jika pernyataan tidak berkeberatan gugur, maka pemohon dapat mengajukan kembali permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri. Akan tetapi jika setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan kemudian pemegang saham menjadi kurang dari 2 dua orang, dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang Universitas Sumatera Utara saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain. 2 Pengajuan melalui notaris yang telah dikuasakan Untuk mengajukan permohonan pengesahan badan hukum dari Menteri Hukum dan Ham melalui notaris, diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor : M-01-HT.01-10 Tahun 2007 yang dijabarkan prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Pengajuan permohonan pengesahan badan hukum perseroan dilakukan oleh Notaris sebagai kuasa pendiri 2. Permohonan sebagaima dimaksud dalam poin pertama diajukan oleh notaris melalui sisminbakum dengan cara mengisi FIAN model I Format Isian Akta Notaris untuk permohonan pengesahan status badan hukum perseroan setelah pemakaian nama disetujui menteri atau pejabat yang ditunjuk dan dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud meliputi : a. Salinan akta pendirian perseroan dan salinan akta perubahan pendirian perseroan, jika ada. b. Salinan akta peleburan dalam hal pendirian perseroan dilakukan dalam rangka peleburan; c. Bukti pembayaran biaya untuk : 1 Persetujuan pemakaian nama 2 Pengesahan badan hukum perseroan 3 Pengumuman dalam tambahan berita negara Republik Indonesia. d. bukti setor modal perseroan berupa : 1 Slip setoran atau keterangan bank atas nama perseroan atau rekening bersama atas nama para pendiri atau pernyataan telah menyetor modal perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris perseroan, jika setoran dalam bentuk uang. Universitas Sumatera Utara 2 Keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang jika setoran modal dalam bentuk lain selain uang yang disertai pengumuman dalam surat kabar jika setoran dalam bentuk benda tidak bergerak, 3 Peraturan pemerintah dan atau Surat Keputusan Menteri Keuangan bagi perseroan; atau 4 Neraca dari perseroan atau neracar daro badan usaha bukan badan hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal. e. Surat keterangan alamat lengkap Perseroan dari Pengelola Gedung atau Surat pernyataan tentang alamat lengkap perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris perseroan. 3. Jika FIAN dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri atau pejabat yang ditunjuk langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan. 4. Menteri atau pejabat yang ditunjuk dapat menyatakan tidak berkeberatan atau menolak permohonan yang dajukan. Pernyataan tidak berkeberatan atau penolakan sebagaimana dimaksud dilakukan langsung melalui Sisminbakum. Sisminbakum adalah Sistem Administrasi Badan Hukum yang merupakan sebuah jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam proses pengesahan badan hukum perseroan dan proses pemberian persetujuan perubahan anggaran dasar, penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data perseroan serta pemberian informasi lainnya secara elektronik, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 5. Dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan, notaris yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung dan dibuktikan dengan tanda terima. Apabila persyaratan tentang jangka waktu dan kelengkapan dokumen pendukung tidak Universitas Sumatera Utara dipenuhi, menteri atau pejebat yang ditunjuk langsung memberitahukan hal tersebut kepada notaris melalui sisminbakum dan pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana menjadi gugur. 6. Jika notaris dapat membuktikan telah menyampaikan secara fisik permohonan yang dilampiri dokumen pendukung dalam batas waktu maka pernyataan tidak berkeberatan tidak menjadi gugur. Notaris dapat menyampaikan secara fisik surat kedua yang dilampiri dengan dokumen pendukung paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tangga pemberitahuan. 7. Dalam hal pernyataan tidak berkeberatan gugur, pemohon dapat mengajukan kembali permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri dengan memperhatikan ketentuan batas waktu 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani. 8. Dalam hal permohonan untuk meperoleh keputusan menteri tidak diajukan dalam jangka waktu 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, maka akta penderian batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan perseroan yang belum memperoleh status badan hukum bubar karena hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri. 9. Jika semua persyaratan telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 7 hari, menteri atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum perseroan. Jika di wilayah kerja dari notaris belum mempunyai jaringan elektronik maka permohonan pengesahan badan hukum dapat dilaksanakan secara manual dengan dilampiri dokumen pendukung dan surat keterangan dari Kepala Kantor Telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa wilayah kerja notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet. Universitas Sumatera Utara

3. Modal Dan Saham Perseroan Terbatas

Dokumen yang terkait

Due Diligence dalam Akuisisi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

5 99 110

Tanggung Jawab Dewan Komisaris Perseroan Terbatas Dalam Hal Terjadinya Kepailitan Berdasarkan Undang-Undang RI No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

0 44 146

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PENERAPAN DOKTRIN ULTRA VIRES TERHADAP DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KE.

0 0 1

BAB II STRUKTUR MODAL DAN SAHAM DI PERSEROAN TERBATAS A. Pengaturan Perseroan Terbatas dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas - Akuntabilitas Pembatasan Pembagian Dividen Dalam Rangka Perlindungan Modal di Perseroan Terbatas

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 1 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN KEPAILITAN A. Perseroan Terbatas - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 23

BAB III SIFAT "KOLEGIALITAS" PADA FUNGSI, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PERSEROAN TERBATAS A. Tugas Dan Fungsi Serta Kewajiban Dewan Komisaris - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berda

0 0 26