Berdasarkan prinsip di atas, maka terlihat prinsip perbankan yang dikelola syariah sangat berbeda dengan perbankan yang pengelolaannya secara
konvensional.
B. Mudharabah dan Musharakah Dalam Wacana Fiqh Islam
1. Mudharabah Dalam Wacana Fiqh
Mudharabah merupakan kontrak yang melibatkan antara dua kelompok, yaitu pemilik modal investor mempercayakan modalnya kepada pengelola
mudharib untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan. Mudharib dalam hal ini memberikan kontribusi pekerjaan, waktu dan mengelolah usahanya sesuai
dengan ketentuan yang dicapai delam kontrak, salah satunya adalah untuk mencapai keuntungan profit yang dibagi antara pihak investor dan mudharib
berdasarkan proporsi yang telah disetujui bersama. Namun apabila terjadi kerugian yang menanggung adalah pihak investor saja.
45
Al-Qur’an tidak secara langsung menunjuk istilah mudharabah, melainkan melalui akar kata d-r-b yang diungkapkan sebayak lima puluh delapan kali. Dari
beberapa kata inilah yang kamudian mengilhami konsep mudharabah, meskipun tidak dapat disangkal bahwa mudharabah merupakan sebuah perjanan jauh yang
bertujuan bisnis. Nabi Muhammad dan para sahabat juga pernah menjalankan usaha kerjasama berdasarkan bisnis ini.
46
45
Murasa Sarkaniputra., “Ruang Lingkup Ekonomi Syari’ah Tinjauan Teori dan Praktik di Indonesia”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Reformulasi Sistem Ekonomi
Syari’ah dan Legislasi Nasional, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, di emarang, 6-8 Juni 2006, hal. 2.
46
Abdullah Saeed., Bank Islam dan Bunga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal. 91.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ibn Taiminyah, landasan legal yang membicarakan tentang mudharabah berdasarkan bebeapa laporan dari sahabat Nabi Muhammad, akan
tetapi hadits tersebut sanadnya tidak otentik sampai kepada Nabi. Sedangkan ibn Hazm mengatakan, “Bahwa tiap-tiap bagian piqh berdasarkan pada al-Qur’an dan
sunnah kecuali mudharabah, dimana kita tidak menemukan dasar apapun tentangya.
47
Sarakshi yang merupakan ulama mazhab Hanafi mengatakan, mudharabah diperbolehkan karena orang-orang membutuhkan kontrak ini. Adapun Ibn Rushd
yang merupakan ulama mazhab memiliki, menghormatinya sebagai sebuah kesepakatan pribadi. Mudharabah tidak merujuk langsung pada al-Qur’an dan
Sunnah, tetapi berdasarkan kebiasaan tradisi yang dipraktekkan oleh kaum mislimin, dan bentuk kerjasama perdagangan modal ini tampak langsung terus di
sepanjang awal Islam sebagai instrumen utama yang mendukung para kafilah untuk mengembangkan jaringan perdagangannya secara luas.
48
Mudharabah umumnya digunakan sebagai pendukung dalam memperluas jaringan perdagangan. Karena dengan menerangkan prinsip mudharabah, dapat
dilakukan transaksi jual beli dalam ruang lingkup yang luas perdagangan antar daerah maupun antara pedagang di daerah tertentu. Para pengikut mazhab Maliki
dan Syafi’i menegaskan bahwa mudharabah aslinya merupakan pendukung utama dalam memperluas jaringan perdagangan. Mereka menolak mudharabah yang
47
Ibid., hal. 92.
48
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
diambil alih pengelolaannya, misalnya, aktifitas perusahaan yang pengelolaannya diserahkan kapada bagian agen.
49
Dengan susunan organisasi demikian, pihak agen mempunyai tugas menangani segala mecam yang berhubungan dengan kontrak ini. Agen
bertanggung jawab mengelolah usaha ini, menyangkut semua kerugian dan keuntungan yang diperoleh untuk diberikan kepada investor dan mudharib yang
juga berhak terhadap pembagian keuntungan yang adil sesuai sengan pekerjaannya. Meskipun demikian para pengikut mazhab Hanafi memandang
mudharabah sebagai bentuk koordinasi sebagai perdagangan, mereka membolehkan untuk mencampur modal investasi, berdasarkan ini para investor
dapat mempercayakan sejumlah uangnya kepada agen untuk di kelolah dalam sistem investasi mudharabah dengan melalui perhitungan dalam bentuk pinjaman
loan, simpanan deposit, dan ibda. Tujuan dari kordinasi demikian dimungkinkan untuk memperluas variasi dalam menentukan keuntungan dan
resiko kerugian.
2. Musharakah Dalam Wacana Fiqh
Musharakah atau kerjasama adalah bentuk kedua dari prinsi penerapan prinsip bagi hasil PLS yang dipraktekkan dalam sistem perbankan Islam.
Musharakah berasal dari akar kata sh-r-k yang digunakan dalam Al-Qur’an sebanyak 170 seratus tujuh puluh kali, meski tidak satu pun dari bentuk tersebut
yang secara jelas menunjukkaan pengertian kerjasama dalam dunia bisnis. Meski demikian terdapat beberapa versi dalam Al-Qur’an dan juga beberapa keterangan
49
Ibid., hal. 93.
Universitas Sumatera Utara
dari Nabi Muhammad serta para sahabat dan ulama yang menyatakan keabsahan musharakah untuk dilaksanakan dalam dunia bisnis.
Jadi, dalam fiqh, konsep musharakah digunakan dalam pengertian yang lebih luas daripada yang digunakan dalam konsep perbankan Islam.
C. Mudharabah Dalam Sistem Perbankan Islam