Kesimpulan Pengertian dan Sistem Hukum Perbankan Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Dasar hukum pelaksanaan syariah di Indonesia didasarkan kepada undang- undang perbankan, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Peraturan Bank Indonesia, Surat Edaran Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut, dan Fatwa Dewan Syariah Nasional. 2. Pelaksanaan bagi hasil dalam kegiatan usaha Bank Sumut Syariah Cabang Lubuk Pakam yaitu tidak bersifat bebas nilai berdasarkan Syariat Islam, uang digunakan sebagai alat tukar bukan komoditi, bunga dalam berbagai bentuknya dilarang, menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan atas transaksi riil, resiko usaha dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip kejujuran dan keadilan dan adanya Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari Syariah di samping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah.

B. Saran

Sedangkan yang menjadi saran untuk perbaikan terhadap pelaksanaan sistem syariah ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Diharapkan agar bank syariah tumbuh lebih signifikan hendaknya terhadap bank-bank syariah dan para pengelola undang-undang syariah untuk bersama-sama melakukan public educaion pendidikan terhadap masyarakat mengenai syariah. Perlunya sosialisasi dan edukasi secara berkesinambungan karena perbankan syariah ini masih tergolong baru sehingga perlu memberikan pemahaman kepada publik. 2. Karena dari sisi regulasi sudah ada upaya mendukung pertumbuhan bank syariah, antara lain lewat peraturan yang memperbolehkan mekanisme office channeling. Dimana mekanisme ini merupakan penggunaan bank konvensional sebagai jaringan bank syariah. Maka diharapkan kepada perbankan dan pengelola bank-bank syariah saat ini khususnya PT. Bank Sumut Syariah untuk lebih mengoptimalkan penggunaan mekanisme tersebut agar jumlah cabang syariah dapat cepat tumbuh mengkitui pertumbuhan cabang-cabang bank konvensional. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA

A. Pengertian dan Sistem Hukum Perbankan Indonesia

Pada tanggal 10 November 1998 Pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan UU Perbankan. Kehadiran Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini adalah untuk mengubahmenggantimenambah beberapa pasal dari Undang-Undang Perbankan Nonor 7 Tahun 1992. Dengan demikian yang berlaku sekarang adalah Undang- undang Perbankan yang lama Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yaitu terhadap pasal-pasalnya yang belum dirubah, dan Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Sebelum melanjutkan pada pembahasan yang lebih intensif, penulis terlebih dahulu ingin menjabarkan mengenai apa yang dimaksud dengan bank dan hukum perbankan. Dalam sejarah asal mula keberadaan lembaga bank di dunia, kata “bank” berasal dari bahasa Italia yaitu “banca” yang secara terminologi berarti “bence” yang artinya suatu bangku tampat duduk. Hal ini disebabkan pada zaman pertengahan, pihak bankir Italy yang memberikan pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku di halaman pasar. 24 24 A. Abdulrahman, Ensiklopedia Ekonomi keuangan Perdagangan, Jakarta: Pradya Paramita, 1993, hal. 80. Universitas Sumatera Utara Dalam perkembangan dewasa ini, maka istilah “bank” dimaksudkan sebagai: 25 “Suatu jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beraneka ragam, seperti pinjaman, mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan bagi benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan.” Dalam kamus Webster, “bank” diartikan: 26 1. Menerima deposito uang, custody, menerbitkan uang, untuk memberikan pinjaman dan diskonto, memudahkan penukaran fund-fund tertentu dengan cek, notes dan lain-lain, dan juga bank memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga. 2. Perusahaan yang melaksanakan bisnis bank tersebut. 3. Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat beroperasinya perusahaan perbankan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 angka 2, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang yang sama disebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jas dalam lalu lintas pembayaran. Ketentuan-ketentuan yang mengatur masalah perbankan ini disebut dengan Hukum Perbankan Banking Law. Munir Fuady, berpendapat bahwa hukum perbankan merupakan seperangkat kaedah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan lain-lain sumber hukum, yang 25 Ibid., hal 80. 26 Noah Webster, Webster ‘s New Universal Unabriged Dictionary, New York-USA: Simon Schuster, 1979, hal. 146. Universitas Sumatera Utara mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas- petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan tersebut. 27 Adapun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut : 28 1. Asas-asas perbankan seperti norma efisiensi, keefektifan, kesehatan bank, profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan, hubungan hak dan kewajiban bank; 2. Para pelaku bidang perbankan seperti dewan komisaris, direksi, dan karyawan, maupun pihak terafiliasi. Mengenai bentuk-bentuk badan hukum pengelola, seperti PT Persero, Perusahaan Daerah, Koperasi atau Perseroan Terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah, swasta, patungan dengan asing, atau bank asing; 3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah dan lain-lain; 4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral dan lain-lain; 5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan, prudentbanking dan lain-lain.

B. Perkembangan Perbankan Indonesia