Musharakah Dalam SistemPerbankan Islam

D. Musharakah Dalam SistemPerbankan Islam

International Islamic Bank for Invertsment and Development IIBID menjelaskan bahwa musharakah merupakan salah satu cara pembiayaan yang terbaik yang memiliki bank-bank Islam. Prinsip ini dijalankan berdasarkan partisipasi antara pihak bank dengan pencari biaya partner potensial untuk diberikan dalam bentuk proyek usaha, dan partisipasi ini dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil, baik dalam keuntungan profit maupun dalam kerugian loss. Syarat-syarat yang berkenaan dengan kontrak musharakah didasarkan kesepakatan yang dibicarakan natara kedua belah pihak bank dan partner. Umumnya, pihak bank menyerahkan modal usaha dan menyerahkan manajemen usaha tersebut kepada partner. Musharakah yang dipahami dalam bank Islam merupakan sebuah mekanisme kerja akumulasi antara pekerja dan modal yang memberikan manfaat kepada masyarakat luas dalam produksi barang maupun pelanyanan terhadap kebutuhan masyarakat. Kontrak musharakah dapat digunakan berbagai macam lapangan uasaha yang indikasinya bermuara untuk menghasilkan keuntungan profit. 54 Walaupun demikian beberapa konseptor perbankan Islam tanpaknya mengunakan pengertian musharakah sebagai partisipasi dalam investasi terhadap suatu usaha tertentu, yang dalam bank-bank Islam digunakan dalam pengertian yang lebih luas. Berdasarkan ini, musharakah dapat digunkan untuk tujuan investasi dalam jangka waktu pendek atau juga untuk partisipasi dalam waktu panjang. Adapun bentuk pembiayaan musharakah yang digunakan bank Islam 54 Abdullah Saeed., Op. cit, hal. 112. Universitas Sumatera Utara meliputi; musharakah untuk perdagangan commercial musharakah, keikutsertaan untuk sementara decreasing partisipation, keikutsertaan untuk selamanya permanent partisipation.

1. Modal Musharakah

Bank Islam umumnya memberikan bagian modal dari usaha musharakah dan nasabah partner memberikan lain-lainnya. Ketentuan perbandingan bagi profit and loss sharing dari hasil usaha tidak ditetapkan secara khusus. Tingkat perbandingan bagian bank dengan nasabah ditentukan menurut kesepakatan dan melalui pertimbangan besarnya pembiayaan modal yang diberikan oleh partner dalam usaha musharakah. Padahal pihak bank lebih mempu untuk membiayai usaha dengan persentasi modal yang lebih tinggi, tidak sama halnya dengan partner yang lebih sedikit dalam membiayai modal usaha. Meskipun bengitu, penentuan persentase berdasarkan pada keadaan besarnya modal yang disertakan yang sebenarnya. Kontrak musharakah berdasarkan pada syarat dan ketentuan yang jelas. Diantaranya adalah menyangkut bagian modal bank beserta hasil usaha yang diharapkan dalam kontrak diberikan oleh partner kepada bank sesuai dengan masa yang ditentukan. Atau sejumlah persyaratan tersebut dalam mengelolah usaha musharakah. Pihak partner menyediakan barang-barang musharakah di bawah pengawasan bersama bank dan partner dan tidak ada barang yang boleh dijual sampai harga jual dicantumkan dalam ketentuan musharakah. Pihak partner mengelolah kontrak musharakah dan menjual barang-barang berdasarkan Universitas Sumatera Utara pertimbangan yang terbaik. Barang-barang yang dijual berdasarkan persetujuan harga dari bank dan partner yang ditentukan bagian kontrak. Partner tidakdapat menjual barang-barang padda tingkat harga yang lebih rendah dari pada persetujuan yang telah ditetapkan dalam kontrak, kecuali kalau disertai persetujuan dari bank. Jika partner menjual barang usaha musharakah lebih rendah tanpa disertai perseujuan dari bank, maka dia harus mengganti kepada bank dengan selisihnya. Partner harus menjaga dan menyiapkan catatan-catatan akuntan dari usaha musharakah dengan disertai bukti yang relevan dan sah yang dapat diterima

2. Jaminan Musharakah

Meskipun seluruh mazhab hukum tidak membolehkan meminta jaminan dari pihak patner sebagai kepercayaan, bank-bank Islam tetap mengharuskan partner mereka untuk memberikan jaminan melindungi kepentingan bank dalam kontrak musharakah. Pihak pertama bank mempunyai hak untuk meminta kepada pihak kedua apabila jaminan yang diberikan kepada pihak pertma atidak cukup. Ini dapat dilakukan seminggu setelah peringatan kepada pihak kedua tanpa keberatan atau penundaan. Berbagai bentuk jaminan yang diminta oleh bank-bank Islam dari partner mereka, jenis-jenisnya sebagai berikut: 55 1. Berupa cek yang diserahkan partenr kepada bank. Jumlah cek nilainya sama dengan investasi bank dalam kontrak musharakah. Bank tidak menggunakan cek tersebut kecuali kalau partner melakukan pelanggaran dari persyaratan dalam kontrak; 55 Ibid., hal. 119. Universitas Sumatera Utara 2. Rekening dan tanda pembayaran dari penjualan barang-barang musharakah kepada pihak ketiga yang dilakukan berdasarkan pembayaran yang ditangguhkan, catatan tersebut harus disetorkan kepada bank; 3. Bank memiliki hak untuk meminta catatan saldo keuangan, dokumen atau surat-surat perdagangan milik partenr untuk disimpan oleh bank, jika partenr tidak dapat membayar bagian bank dari hasil usaha musharakah, bank dapat mengambilnya dari surat perdagangan yang disimpan di bank; 4. Bank menganggap dirinya sebagai pemilik barang-barang musaharakah mulai dari pembelian hingga penjualan barang-barang tersebut; dan 5. Dalam kasus apabila barang-barang musharakah dijual kepada pihak ketiga dengan berdasarkan pada pembayaran yang ditangguhkan, pihak bank mempunyai hak untuk memintan partenr sebagai jaminan dan memberikan jaminan secara mutlak kafala mutlaka kepada partenr atas hutang yang diberikan kepada pihak ketiga. Kalau diteliti lebih lanjut, saat ini tampaknya bank-bank Islam menghindar dari berbagai problem yang akan menyebabkan kerugian. Hal ini cukup mengherankan, jika dalam merealisasikan kerjasama, sebagaimana dijelaskan dalam fiqh, bank mempunyai kebenaran moral untuk melepas semua tanggung jawab tersebut kepada partner.

3. Masa Berlakunya Kontrak Musharakah

Kontrak musharakah dalam perdagangan kebanyakan dilakukan untuk jangka waktu pendek dan untuk tujuan khusus. Jika masa berlakunya kontrak ternyata kurang, maka dapat diperpanjang masa kontrak tersebut melalui persetujuan dari kedua belah pihak. Kontrak musharakah dapat diakhiri melalui persetujuan kedua belah pihak dengan catatan, bahwa pihak partner membayar kepada pihak bank semua tanggung jawab yang timbul dari pemberhentian kontrak. Bank dapat memintak mengakhiri kontrak musharakah jika bank memandang apabila kontrak tersebut tetap dilangsungkan akan sia-sia tanpa hasil atau pihak partner ketahuan melanggar ketentuan yang tertera dalam kontrak. Universitas Sumatera Utara Bank dapat melakukan ini dengan jalan tanpa melalui peringatan terlebih dahulu atau bersumber dari seperangkat aturan hukum yang mengatur pemberhentian kontrak tersebut. 56 Jadi, bank Islam perlu merealisasikan pentingnya pertimbangan menghargai waktu dan mendesak dalam melaksanakan musharakah, dimana partner diwajibkan untuk membayar bagian keuntungan bank beserta modal usaha berdasarkan pada data yang ditentukan dalam kontrak. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran, maka bagian keuntungan partner yang diperbolehkan sebagai ongkos pengelolaan usaha kemungkinan dapat dipotong atau dikurangi. Namun jika partner membayar jumlah tanggungannya sebelum masanya, maka bagian keuntungan yang memiliki partner sebagai ongkos dari pengelolaan usaha musharakah kemungkinan dapat ditambah.

4. Prinsip Bagi Hasil Profit and Loss Sharing Musharakah

Bank-bank umumnya tidak sama dalam menjalankan bagi hasil profit and loss sharing dari proyek usaha mereka yang berdasarkan pada pembiayaan kontrak musharakah. Prinsip bagi hasil secara luas dilaksanakan tergantung pada peranan partner dalam mengelolah proyek usaha musharakah, konstribusi modal diberikan dari kedua belah pihak yaitu partner dan bank. Apabila dari pembiayaan musharakah untuk tujuan perdagangan misalnya menawarkan pembagian keuntungan musharakah sebagai berikut: a menentukan tingkat persentase partner berdasarkan usaha-usahanya dalam pembelian, penjualan, penyimpanan, dan seluruh tangguhan yang berkaitan dengan musharakah, b menentukan 56 Ibid., hal.121. Universitas Sumatera Utara tingkat persentase bagi bank berdasarkan pengawasan dan manajemenya terdapat proyek musharakah, c menurut tingkat persentase keuntungan yang akan diterima kedua belah pihak berdasarkan ratio perbandingan konstribusi modal yang disertakan dalam kontrak musharakah. 57 Jordan Islamic Bank JIB dalam membagi tingkat persentse keuntungan tidak mempertimbangkan bagian persentase dari segi manajemen. Hanya menuntukan dari keuntungan bersih yang akan dibagikan antara bank dan partner berdasarkan persetujuan bersama yang dilakukan dalam kontrak musharakah. Bank Mesir menentukan bagian tingkat persentase keuntungan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a tingkat persentase yang diterima bank berdasarkan pada pelanyanan perbankannya, b tingkat persentase ynag diterima partner ditentukan berdasarkan berdasarkan barang-barang dan manajemennya. Persentase saldo usaha akan dialokasikan kepada bank dan partner. Pelanggaran pihak partner terhadap ketentuan kontrak, maka kerugian tersebut dapat dibagi antara kedua belah pihak menurut tingkat persentse modal yang disertakan pada kontrak. Sebaliknya apabila kerugian tersebut akibat dari kelalaian, kesalahan manajemen, atau pelanggaran pihak partner terhadap ketentuan kontrak, maka partner harus bertanggung jawab atas semua kerugian tersebut. Pembicaraan di atas menunjukkan bahwa musharakah yang digunakan dalam bank Islam bentuknya bervariasi, bank Islam tampaknya cenderung dominan menggunakan bentuk musharakah dalam perdagangan untuk jangka 57 Ibid., hal. 122. Universitas Sumatera Utara waktu pendek, meskipu bentuk lainnya tetap dipergunakan. Dalam pembiayaan musharakah, kontribusi modalnya berasal dari bank dan partner. Pihak bank mengawasi bagaimana usaha musharakah dijalankan, hingga bank memastikan menerima pengembalian investasi awal yang diberikan beserta keuntungan yang diperoleh. Bank juga memintak berbagai macam garansi yang dijadikan untuk melindungi kepentinganya dalam usaha tersebut, dan dengan garansi ini kelihatanya bank berusaha melempar segala resiko usaha musharakah kepada partner. Bank juga menentukan batas waktu bagi berlakunya kontrak musharakh. Di sini tidak ada keseragaman di antara bank-bank Islam dan menjalankan metode bagi hasil profit and loss sharing. Walaupun metode bermacam-macam, namun esensinya sama.

E. Prinsip-Prinsip Bank Islam Dalam Perspektif Syariah