Latar belakang Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Status Perum Menjadi Pt. Persero :(Studi Pada Pt. Pegadaian Cabang Medan)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejalan dengan perkembangan perekonomian dunia pada saat ini yang memasuki era global menuntut setiap para pengelola perusahaan diberbagai belahan bumi ini agar dapat meningkatkan kemampuan mereka demi dapat bersaing ditengah–tengah perdagangan global yang sangat bergantung kepada kompetisi pasar. Di dalam kompetisi pasar ini menganut sistem pasar yang menganggap bahwa pola perilaku masyarakat ekonomi dikendalikan oleh pertimbangan yang rasional dalam pasar ekonomi barang dan jasa, faktor produksi, keuangan dsb. , berdasarkan motif kebendaan “mencari untung” atau maksimalisasi kemakmuran tetapi sekaligus kesejahteraan 27 Dalam naskah pidato presiden tentang Rancangan Undang–Undang tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2013 mengtakan, bahwa “ Perkembangan ekonomi global pada dua tahun terakhir ini diwarnai oleh ketidakpastian yang makin meningkat. Selagi pemulihan dari krisis dan resesi global yang terjadi pada tahun 2008 belum sepenuhnya tuntas, . Sehingga tuntutan yang dimiliki oleh pelaku usaha yaitu agar dapat memperbaharui semua sarana dan prasarana yang mendukung percepatan perputaran perekonomian untuk mengantisipasi dan dapat mengikuti tuntutan zaman yang berjalan begitu cepat dan dinamis. 27 Marsuki, .Analisis Perekonomian Nasional Internasional, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2005, hal.10 2 sejak tahun lalu, dunia kembali dilanda ancaman krisis ekonomi dan keuangan baru. Kondisi itu terutama dipicu oleh berlarut-larutnya proses penyelesaian krisis keuangan di Eropa, yang kemudian menyebarkan dampak negatif kepada negara- negara lain.” 28 Negara Indonesia sebagai bagian dari bangsa–bangsa di dunia juga terkena dampak dari perekonomian dunia tersebut. Keadaan ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut strategi yang harus ditempuh adalah mengupayakan agar pembangunan nasional di segala bidang dapat berlangsung secara terus menerus menuju kearah kebangkitan. Karena dengan pembangunan inilah bangsa Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional untuk menuju kemakmuran bangsa dan Negara. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Efisiensi, menguntungkan dan transparan, barangkali itulah kata–kata yang selalu di pergunakan oleh para ahli ekonomi, pengusaha, pemilik modal investor dan orang–orang yang bergelut dalam keduniausahaan untuk mempertanyakan keadaan suatu perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor perekonomian. Negara Indonesia sebagai negara berkembang, tentu tidak dapat disamakan dengan negara raksasa yang perekonomiannya lebih maju. Sistem perekonomian 28 2012 Sekretariat Kabinet RI, PidatoPresiden pada penyampaian RAPBN 2013 Tanggal 16 Agustus 2012, dikutip dari http:setkab.go.idberita-5391-pidato-presiden-tanggal- 16-agustus-2012.html , diakses tanggal 10 desember 2012. 3 Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam UUD 1945, khususnya Pasal 33 maupun dalam Pancasila, yang jika disederhanakan bermakna bahwa perekonomian bangsa disusun berdasarkan demokrasi ekonomi di mana kemakmuran rakyat banyaklah yang lebih diutamakan dibandingkan kemakmuran perorangan. 29 Kemudian, karena bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah pokok – pokok atau sumber – sumber kemakmuran rakyat, maka hal tersebut berarti harus dikuasai dan diatur oleh Negara untuk sebesar– besarnya kemakmuran rakyat. 30 Berkaitan dengan sistem perekonomian bangsa Indonesia yang telah ditetapkan di atas maka dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia terdiri dari tiga komponen pelaku ekonomi, yaitu pemerintah yang diwakili oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN , Usaha Swasta BUMS, dan masyarakat dalam hal ini diwakili koperasi. 31 Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, Swasta dan Koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi. 32 Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimilki oleh Negara melalui penyertaannya secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. 33 29 Marsuki,Op.Cit., hal.75. Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan 30 Ibid. 31 Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2005, hal.20 32 Penjelasan Umum Undang – Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 33 Pasal 1 Ayat 1 Undang – Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 4 modal Negara pada BUMN Persero dan Perum serta perseroan terbatas lainnya. 34 Selanjutnya, pembinaan dan penglolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip – prinsip perusahaan yang sehat. 35 BUMN public enterprise mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai public purpose, public ownership, dan public control. Dari makna itu public purpose – lah yang menjadi inti dari konsep BUMN. Public purpose ini dijabarkan sebagai hasrat pemerintah untuk mencapai cita–cita pembangunan sosial, politik dan ekonomi bagi kesejahteraan bangsa dan negara, 36 Melihat pentingnya BUMN bagi perekonomian negara maka perlu untuk mengoptimalkan dan mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, sehingga BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahaan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip – prinsip tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance. Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan . sehingga membuat BUMN ini menjadi sektor yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk mengimplitasikan kebijakan pembangunan. 37 34 Pasal 1 ayat 10 Undang – Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 35 Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk –bentuk badan usaha di Indonesia, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal, 151. 36 Pandji Anoraga, Bumn Swasta dan Koperasi, PT. Dunia Pustaka Jaya, Bogor, 1995, hal, 3. 37 Mulhadi, Op.Cit., hal. 144. 5 Perusahaan di lingkungan BUMN dengan volume usaha dan aset aktiva yang jauh lebih besar secara umum dibandingkan dengan perusahaan swasta, ternyata BUMN bukanlah perusahaan yang efisien dan menguntungkan atau bahkan ada yang mengalami kerugian. Bertitik tolak dari kenyataan itu pemerintah tentu saja akan berusaha untuk tidak membiarkan keadaan yang tidak menguntungkan tersebut, karena apabila dibiarkan terus menerus tanpa adanya upaya perbaikan, sebahagian BUMN itu akan tetap hanya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN untuk setiap tahun anggaran. Bagaimana tidak, sebahagian BUMN dibiayai oleh APBN, sementara pendapatan dari minyak dan gas bumi sudah sulit diharapkan terlalu banyak untuk memenuhi APBN yang meningkat setiap tahunnya. 38 Untuk memperbaiki penampilan BUMN tersebut, maka pemerintah telah melakukan serangkaian langkah–langkah pembenahan dengan menciptakanmembentuk berbagai kebijaksanaan dan perangkat peraturan– peraturan yang dapat mendukung gerak maju perusahaan-perusahaan tersebut, disamping juga melakukan pembenahan pengelolaan menejemen dan bahkan melakukan perombakan struktur organisasinya. Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang merupakan lembaga perkreditan non bank, yang bergerak di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, usaha mikro, usaha kecil, dan 38 Rolib Sitorus, ”Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Perum Listrik Menjadi Perusahaan Perseroan Persero”, Skripsi, Fakultas Hukum USU, Medan, 1995, hal. 3 6 usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. 39 Meskipun banyak lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman atau kredit namun Pegadaian tetap menjadi pilihan masyarakat yang membutuhkan dana, karena lembaga ini mampu menyediakan dana secara cepat dengan prosedur yang mudah. Hal ini sesuai dengan motto Pegadaian yaitu,“mengatasi masalah tanpa masalah”. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2011, yang mengatur tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroaan Persero. Kehadiran Pegadaian yang didirikan pemerintah mengusung peran sosial yang cukup jelas, yaitu membantu pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah keberadaannya merupakan pilihan yang sangat tepat untuk memperoleh dana atau kredit. Selain itu juga Pegadaian sangat berpengaruh untuk menghapus bank gelap, praktek ijon, riba dan lain–lain yang sifatnya lintah darat dan hanya menambah beban dan masalah bagi masyarakat ekonomi lemah. 40 Dengan demikian Pegadaian mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan, 39 Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum PERUM Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan persero. 40 Muhammad Syukran Yamin Lubis, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan Umum Perum Pegadaian atas Benda Jaminan”, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana USU, Medan, 2006, hal. 3. 7 meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka program mengentaskan kemiskinan. 41 Berdasarkan uraian di atas dan berbagai masalah hukum yang timbul dan berkaitan dengan perubahan status hukum Perusahaan Umum Perum menjadi Perusahaan Perseroan Persero, telah mendorong saya untuk menelitinya dan selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Status Perum Menjadi PT. Persero Studi Pada PT. Pegadaian Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perubahan Status Perusahaan Listrik Negara Dari Perum Menjadi Perseroan Dalam Kaitannya Dengan Public Service Obligation (PSO)

9 142 156

Analisa Perubahan – Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45 – 69 tahun di Medan Denai.

6 42 83

Perubahan Status Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) Ditinjau Dari Hukum Pengelolaan Keuangan Negara

1 77 156

Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia

7 71 150

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 10

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 15

KAJIAN YURIDIS PERUBAHAN STATUS BENTUK HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) (studi Terhadap Rencana Perubahan Status Bank Nagari Sumatera Barat).

0 0 11

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi PT (Persero) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 0 12

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi Perusahaan Terbatas (PT) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 1 6

Tinjauan Yuridis Terhadap Status Anak Perusahaan Yang Induk Perusahaan Berubah Status Menjadi Penanaman Modal Asing

0 0 13