Sistematika penulisan Bentuk-bentuk perusahaan Negara

14 literatur, tulisan-tulisan ilmiah, situs internet, dan dokumen-dokumen yang tekait dengan penelitian ini. b. Penelitian lapangan field research yakni dengan mengadakan wawancara kepada staf pegawai PT. Pegadaian Persero Cabang Medan.

4. Analisis data

Analisis data dilakukan secara kualitatif yang digambarkan secara deskriptif, rangkaian kegiatan analisis data dimulai setelah terkumpulnya data sekunder, kemudian disusun menjadi sebuah pola dan dikelompokkan secara sistematis. Analisis data lalu dilanjutkan dengan membandingkan data sekunder terhadap data primer untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang diangkat.

G. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab, dan setiap bab dibagi dalam beberapa sub bab yang masing-masing bab diuraikan masalahnya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara sistematis penulis menempatkan materi pembahasan keseluruhan ke dalam 5 lima bab terperinci. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi latar belekang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode penelitian serta sistematika penulisan. 15 Bab II Tinjauan Umum Mengenai Perusahaan Perseroan, dalam bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum mengenai perusahaan perseroan, Bentuk- bentuk perusahaan Negara, perusahaan perseroan secara umu, peranan pemerintah dalam perekonomian melalui perusahaan perseroan. Bab III Perusahaan Pegadaian Sebagai Perusahaan Umum, dalam bab ini diuraikan mengenai kedudukan dan bentuk hukum Perusahaan Umum, sejarah singkat berdirinya Perum Pegadaian, sifat, maksud dan tujuan Perum Pegadaian, modal Perusahaan Umum Pegadaian, Pembinaan dan pengawasan Perusahaan sebagai Perusahaan Umum. Bab IV Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Status Perusahaan Umum Pegadaian PERUM menjadi PT. Pegadaian PERSERO, dalam bab ini merupakan uraian hasil penelitian yang mencakup mekanisme pengalihan bentuk hukum PT. Pegadaian PERSERO dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Persero, alasan-alasan perubahan PT. Pegadaian PERSERO dari Perusahaan Umum menjadi PT. PERSERO, akibat hukum yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan pada PT. Pegadaian PERSERO. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini adalah bagian yang memuat kesimpulan dan saran, pada bagian ini akan diuraikan suatu kesimpulan beserta saran yang berkaitan dengan penelitian ini. 16 BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERUSAHAAN PERSEROAN

A. Bentuk-bentuk perusahaan Negara

Istilah perusahaan berasal dari hukum dagang dan merupakan hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan. Hukum dagang ini merupakan hukum perdata khusus yang dirancang atau diciptakan bagi kaum pedagang. Artinya, pemberlakuannya hanya diperuntukan bagi kaum pedagang saja, tidak untuk digunakan diluar pedagang. 53 Bentuk perusahaan yang disebut perusahaan Negara tidak dapat kita jumpai pengaturannya secara tersendiri dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang maupun Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Namun pengaturan Perusahaan Negara diatur dalam berbagai peraturan-peraturan khusus. Landasan konstitusional Badan Usaha Milik Negara BUMN di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 yaitu ayat 2 yang menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh Negara” atas dasar itu maka pemerintah mendirikan perusahaan- perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara BUMN. Jadi kegiatan ekonomi dalam bentuk perusahaan yang dikendalikan oleh Negara adalah dalam rangka pelaksanaan pasal 33 UUD 1945. 54 Perusahaan Negara yang selanjutnya disebut Badan Usaha Milik Negara BUMN adalah Badan Usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya 53 Mulhadi, Op.Cit., hal.3. 54 Pandji Anoraga,Op.Cit., hal, 14. 17 dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. 55 Dalam perkembangannya bentuk-bentuk Perusahaan Negara selalu berubah-ubah semenjak masa pemerintahan Hindia belanda hingga saat ini. Hal ini dikarenakan kurangnya peraturan-peraturan yang dapat dan mampu untuk mengatur secara lengkap, disamping semakin pesatnya perkembangan hukum perusahaan yang tidak dapat di antisipasi oleh peraturan perundang-undangan yang tegas. Perubahan yang terjadi tidak hanya terdapat pada peraturan perundang-undangannya saja tetapi juga terjadi pada bentuk-bentuk perusahan Negara itu sendiri. Untuk lebih memahami bentuk-bentuk perusahan Negara dan definisi yang tepat dari pengertian perusahaan Negara serta kedudukan hukum perusahaan perseroan PERSERO sebagai salah satu bentuk Perusahaan Negara sebaiknya kita ketahui bentuk-bentuk Perusahaan Negara sesuai dengan yang diatur oleh peraturan-peraturan Negara yang pernah ada di Negara Republik Indonesia. Secara historis bentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN atau dahulu disebut Perusahaan Negara yang keberadaannya mengalami perkembangan sebagai berikut : 1. Perusahaan Negara pada zaman Belanda Pada waktu zaman penjajahan Belanda, pemerintah Hindia Belanda melakukan usaha-usaha yang bertujuan mendapatkan penghasilan yang diusahakan oleh perusahaan-perusahaan pemerintah atau Negara. 56 55 Pasal 1 Ayat 1 Undang – Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 18 a. Perusahan Negara yang diatur dengan Indonesische Bedrijvenwent Stb 1927 Nomor 419 yang diubah dengan Stb 1936 Nomor 445 Perusahaan IBW. Contoh PN IBW adalah Jawatan Kereta Api Stb 1939 No. 556, Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon Stb 1931 No, 524, Pelabuhan seperti Tanjung Priok Stb 1934 No. 109. 57 b. Perusahaan Negara yang diatur berdasarkan Indonesiche Comptabiliteitswet Stb 1925 Nomor 448 Perusahaan Negara ICW. Contoh perusahaan ICW adalah Perusahaan Air Minum Negara. 58 2. Perusahaan Negara Pada zaman Kemerdekaan Setelah kemerdekaan, Perusahaan Negara di Indonesian dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Perusahaan Negara Sebelum tahun 1960 Sebelum tahun 1960 belum ada Undang-undang tentang Perusahaan Negara, sehingga perusahaan-perusahaan Negara di Indonesia diatur oleh peraturan yang berbeda-beda. Keanekaragaman peraturan tersebut menyebabkan pula adanya bentuk perusahaan yang berlainan, yakni : 59 1 Perusahaan Negara IBW Indonesiche Bedrijven Wet = undang- undang perusahaan Indonesia diundangkan dalam Stb. 1927-419 dan telah mengalami banyak perubahan dalam tahun 1929, 1936, 1954 dan tahun 1955. 56 Mulhadi, Op.Cit., hal.157. 57 Ibid. 58 Ibid., hal. 158. 59 Sutantya Rahardja Hadhikusuma Sumantoro, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Perusahaan : Bentuk-bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia,CV. Rajawali, Jakarta,1991, hal.181. 19 Melihat dasar hukum pembentukannya, Perusahaan-perusahaan IBW terletak pada bidang Hukum Publik khususnya Hukum Administrasi Negara dan masing-masing perusahaan IBW berada dalam wewenang serta kekuasaan department yang terkait. 60 Perusahaan IBW tidak diberi bentuk Badan Hukum Publik maupun Privat Perdata oleh perundang-undangan yang berlaku, tetapi hubungan perusahaan dengan pihak ketiga dapat merupakan tindakan dalam bidang Hukum Perdata, karena untuk dapat melakukannya dalam bidang ini tidak perlu berbentuk Badan Hukum. 61 Contoh Perusahaan Negara IBW ini antara lain : Jawatan Pegadaian, Percetakan Negara, Jawatan PTT, Jawatan Kereta Api dan sebagainya. 62 2 Perusahaan ICW Indonesische Comptabiliteits Wet = Undang- Undang Perbendaharaan Indonesia diundangkan dalam Stb. 1864- 106 dan diumumkan lagi dengan Stb. 1925-448, terakhir diubah dengan LN 1948-334. Berbeda dengan perusahaan IBW yang dengan tegas dinyatakan dalam undang-undang sebagai perusahaan, maka untuk ICW ini tidak tegas dinyatakan dengan demikian, karena sebenarnya 60 Ibid., hal.182. 61 Ibid. 62 Ibid. 20 perusahan-perusahan ICW hanya merupakan Organisasi Produksi yang diselenggarakan oleh pemerintah. 63 Seluruh Anggaran Belanja tahunan perusahan ICW termasuk dalam Anggaran Belanja Negara, khususnya Departement yang menguasai perusahaan tersebut. 64 Perusahaan Negara ICW tidak semata-mata mencari keuntungan komersiil, melainkan mempunyai fungsi sebagai suatu lembaga pemerintah yang menjadi bagian dari instansi atau Dinas Pemerintah, yang menjalankan pelayanan masyarakat public service. Seluruh keuntungan yang didapat disetorkan pada Kas Negara. 65 Adapun perusahaan-perusahaan ICW yang pernah ada antara lain : a Pabrik Farmasi dari Departement Kesehatan b Perusahaan Listrik Negara dari Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. c Perusahaan Angkutan Jawatan Motor RI DAMRI dari Departemen Perhubungan. Dengan adanya undang-undang No. 19 Prp Tahun 1960 maka perusahaan ICW DAMRI menjadi PN Angkutan Motor DAMRI PP No. 233 tahun 1961. 66 63 Ibid. 64 Ibid. 65 Ibid. 66 Ibid. 21 3 Perusahaan berdasar Undang-undang tertentu : Kelompok ini adalah perusahaan-perusahaan yang dijalankan oleh suatu badan yang ditunjuk oleh undang-undang tersendiri, seperti : a Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Bank Industri Negara BIN berdasarkan Undang-undang darurat No.5 tahun 1952. Contoh perusahaan ini adalah PT. Pabrik Kertas Blabak; PT. Natour Ltd; PT. Saridele; PT. Tarumartani. b Perusahaan-perusahaan Asing yang dinasionalisasikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958 ditetapkan bahwa semua Perusahaan Belanda ditempatkan dibawah penguasaan pemerintah Republik Indonesia. 67 4 Perusahaan Negara Hukum Dagang, Perusahaan Negara dalam jenis ini sebagian besar berbentuk Perseroan Terbatas PT yang mana saham-sahamnya modal dimiliki oleh Departemen- departemen Pemerintah yang menguasai tersebut. Contoh dari perusahaan ini adalah : a. PT. Pertambangan Bauksit Indonesia – Departemen Pertambangan b. PT. Pertambangan Timah Belitung – Departemen Pertambangan, dan sebagainya. 68 67 Ibid.,hal. 184. 68 Ibid., hal. 185. 22 5 Usaha-usaha dengan modal pemerintah dalam bentuk Yayasan. Yayasan dengan modal Pemerintah ini dibentuk melalui Keputusan Menteri yang bersangkutan. Contoh usaha dalam bentuk ini adalah : 69 a. Yayasan Prapanca b. Yayasan Urusan Bahan Makanan c. Yaysan TVRI. b. Perusahaan Negara menurut Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960. Dengan keluarnya UU No. 19 Prp 1960, maka semua PN IBW, PN ICW dan PN haruslah berdasarkan UU tersebut. 70 Undang-undang ini muncul setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, untuk menyesuaikan organisasi alat-alat produksi dan distribusi sebagai organisasi penyelenggaraan pasal 33 UUD 1945, yang membuat pemerintah merasa perlu untuk menyeragamkan bentuk-bentuk Usaha Negara. 71 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan perusahaan Negara ialah semua perusahaan dalam bentuk apa pun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. 72 69 Ibid. 70 Mulhadi, Op.Cit., hal.158. 71 Sutantya Rahardja Hadhikusuma Sumantoro, Op.Cit., hal. 186. 72 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara Presiden Republik Indonesia, pasal 1. 23 c. Perusahaan Negara menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1969. Dengan dikeluarkannya instruksi presiden No. 171967 dan Undang- undang No. 91969, status hukum perusahaan-perusahaan Negara ditata dalam tiga bentuk, yaitu : 73 1. Perusahaan jawatan Perjan adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur menurut ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Indonesische Bedrivemenwet Stbl.1927 : 419 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah. 74 Dengan cirri-ciri sebagai berikut : a. Bersifat public service, yaitu pelayanan kepada masyarakat. b. Permodalannya termasuk bagian dari APBN yang dikelola departemen yang membawakannya. c. Statusnya mempunyai kaitan dengan hukum publik. 75 d. Hubungan usaha antara Pemerintah sebagai yang melayani dengan masyarakat sebagai yang dilayani harus didasarkan atas Busines-zakelijkheid, costs accounting principles dan management effectiveness, artinya setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat selalu dapat diketahui dan dapat dicatat atau dibukukan. 76 e. Tidak dipimpin oleh suatu Direksi tetapi oleh seorang Kepala yang merupakan bawahan suatau bagian dari Departemen atau 73 Pandji Anoraga, Op.Cit., hal.17. 74 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan dalam Peraturan Perundang-undangan, Nuansa Aulia,2006, hal.15. 75 Pandji Anoraga, Op.Cit., hal.18. 76 Mulhadi, Op.Cit., hal.159. 24 Direktorat Jendral atau Direktorat atau Pemerintah Daerah yang memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan. 77 f. Mempunyai dan memperoleh segala fasilitas Negara. g. Pegawai pokoknya adalah Pegawai Negeri. h. Pengawasan dilakukan baik secara hirarki maupun secara fungsional seperti bagian-bagian lain dari suatu departemen atau Pemerintah Daerah. 78 2. Perusahaan Umum Perum adalah perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19 Prp Tahun 1960. 79 Dengan cirri-ciri sebagai berikut : a. Bersifat public service utility, yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan memupuk keuntungan. b. Modal seluruhnya milik Negara dari kekayaan Negara yang dipisahkan. c. Berstasus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang dengan westduiding. 80 d. Pada umumnya bergerak di bidang jasa-jasa vital. e. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti perusahaan swasta untuk mengadakan atau 77 Sentosa Sembiring, Loc.Cit. 78 Mulhadi, Loc.Cit. 79 Sentosa Sembiring, Op.Cit. 80 Pandji Anoraga, Op.Cit. 25 masuk dalam suatu perjanjian, kontrak-kontrak dan hubungan- hubungan perusahaan lainnya. f. Dapat dituntut dan menuntut, dan hubungan hukumnya diatur secara hubungan hukum perdata privaat rechtelijk. g. Modal seluruhnya dimiliki oleh Negara dari kekayaan yang dipisahkan, serta dapat mempunyai dan memperoleh dana dari kredit-kredit dalam dan luar negeri atau dari obligasi dari masyarakat. h. Pada prinsipnya secara financial harus dapat berdiri sendiri, kecuali apabila karena politik pemerintah mengenai tarif dan harga tidak mengizinkan tercapainnya tujuan ini. i. Dipimpin Direksi. j. Pegawainya adalah pegawai Perusahaan Negara yang diatur tersendiri diluar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri atau Perusahan SwastaUsahanya Negara Perseroan. k. Organisasi, tugas, wewenang tanggung jawab, pertanggung jawaban dan cara mempertanggungjawabkannya, serta pengawasan dan lain sebagainya, diatur secara khusus yang pokoknya akan tercermin dalam Undang-undang yang mengatur pembentukan perusahaan Negara itu. 26 l. Apabila di antaranya ada yang berupa public utility, maka bila dipandang perlu untuk kepentingan umum, politik tarif dapat ditentukan oleh pemerintah. m. Laporan tahunan perusahaan yang memuat neraca untung rugi dan neraca kekayaan disampaikan kepada Pemerintah. 81 3. Perusahaan Perseroan Persero adalah perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas seperti diatur menurut ketentuan-ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Dagang Stbl. 1847 : 23 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, baik yang saham-sahamnya untuk sebagiannya maupun seluruhnya dimiliki oleh Negara. 82 Dengan cirri-ciri sebagai berikut : a. Bersifat profit motive. b. Modal seluruhnya atau sebagian milik Negara dan dibagi atas saham-saham. c. Status hukumnya sebagai badan hukum perdata, yang berbentuk perseroan terbatas. 83 d. Hubungan-hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata. e. Tidak memiliki fasilitas-fasilitas Negara. f. Dipimpin oleh suatu Direksi. g. Pegawainya berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa. 81 Mulhadi, Op.Cit., hal.160. 82 Sentosa Sembiring, Op.Cit. 83 Pandji Anoraga, Op.Cit. 27 h. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham dalam perusahaan. Intensitas “medezeggenschap” terhadap perusahaan tergantung dari besarnya jumlah saham modal yang dimiliki atau berdasarkan perjanjian tersendiri antara pihak pemerintah dan pihak pemilik atau pendiri lainnya. 84 Di samping tiga golongan BUMN di atas masih dikenal bentuk- bentuk lain yang mempunyai cirri-ciri khusus dan tunduk pada undang-undang tersendiri seperti delapan bank pemerintah yang tunduk pada UU No. 141967 serta UU pendiriannya masing- masing. Ada pula pertamina yang merupakan perusahaan minyak dan gas bumi Negara dan tunduk pada UU No. 81971. 85 d. Perusahaan Negara pada tahun 1998 Pada masa ini, Pemerintah mengeluarkan tiga produk hukum berbentuk peraturan pemerintah yang mengatur tiga jenis Perusahaan Negara, yaitu : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang perusahaan perseroan Persero, disini disebutkan bahwa Perusahaan Perseroan, untuk selanjutnya disebut Persero, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 yang berbentuk Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 1 tahun 1995 yang seluruh atau paling sedikit 84 Mulhadi, Op.Cit., hal.161. 85 Pandji Anoraga, Loc.Cit. 28 51 saham yang dikeluarkannya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara langsung. 86 2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum Perum, disini disebutkan bahwa Perusahaan Umum yang selanjutnya disebut Perum adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang- undang Nomor 9 Tahun 1969 dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. 87 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan Perjan, disini disebutkan bahwa Perusahaan Jawatan yang selanjutya disebut Perjan adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang- undang Nomor 9 Tahun 1969 di mana seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah dan merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham. 88 e. Perusahaan Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Dalam undang-undang ini jenis Badan Usaha Milik Negara BUMN disederhanakan menjadi dua yaitu : 86 Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero. 87 Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum Perum. 88 Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan Perjan. 29 a Perusahaan Perseroan Persero yang menurut Undang-undang ini adalah ”Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.” 89 b Perusahaan Umum Perum yang menurut Undang-undang ini adalah “ Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedian barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.” 90 Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara ini menggantikan tiga undang-undang sebelumnya yang sudah dinyatakan dicabut tidak berlaku lagi, yaitu sebagai berikut. 91 a. Indonesische Bedrijvenwet Stb. Tahun 1927 Nomor 419 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1955 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 850. b. Undang-undang Nomor 19 Prp tahun 1960 tentang Perusahaan Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989. c. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 1969 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran 89 Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 90 Ibid., Pasal 1 butir 4. 91 Mulhadi, Op.Cit., hal.150. 30 Negara Nomor 2890 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904.

B. Perusahaan Perseroaan Secara Umum

Dokumen yang terkait

Perubahan Status Perusahaan Listrik Negara Dari Perum Menjadi Perseroan Dalam Kaitannya Dengan Public Service Obligation (PSO)

9 142 156

Analisa Perubahan – Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45 – 69 tahun di Medan Denai.

6 42 83

Perubahan Status Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) Ditinjau Dari Hukum Pengelolaan Keuangan Negara

1 77 156

Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia

7 71 150

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 10

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 15

KAJIAN YURIDIS PERUBAHAN STATUS BENTUK HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) (studi Terhadap Rencana Perubahan Status Bank Nagari Sumatera Barat).

0 0 11

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi PT (Persero) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 0 12

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi Perusahaan Terbatas (PT) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 1 6

Tinjauan Yuridis Terhadap Status Anak Perusahaan Yang Induk Perusahaan Berubah Status Menjadi Penanaman Modal Asing

0 0 13