Modal Perusahaan Umum Pegadaian Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pegadaian sebagai Perusahaan

56 b. Maksud dan tujuan Perusahaan mempunyai maksud dan tujuan : 1 Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah melalui penyedian dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2 Menghindarka masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. 177

B. Modal Perusahaan Umum Pegadaian

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, 178 sehingga modal perusahaan yang ada di dalam Perum Pegadaian merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham. 179 Oleh karena itu, Perum Pegadaian merupakan Badan Hukum publik. 180 Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap penyertaan modal Negara yang akan dijadikan modal dalam Perusahaan Negara yang telah dipisahkan dari kekayaan Negara harus ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah. Di dalam Perum Pegadaian, Besarnya modal perusahaan pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan adalah sebesar seluruh nilai penyertaan modal Negara 177 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 178 Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 179 Pasal 10 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 180 Sanusi bintang Dahlan, Op.Cit., hal.43. 57 yang tertanam dalam perusahaan, berdasarkan penetapan Menteri Keuangan. 181 Bukan hanya pada penyertaan modal Negara saja Peraturan Pemerintah itu dikeluarkan dalam Perum Pegadaian tersebut tetapi juga, setiap penambahan dan pengurangan penyertaan modal Negara yang tertanam dalam perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. 182

C. Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pegadaian sebagai Perusahaan

Umum Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman bagi perusahaan dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian dengan maksud agar perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna serta berkembang dengan baik. 183 Pembinaan dan pelaksanaan pembinaan sehari-hari perusahaan Pegadaian dilakukan oleh Menteri. 184 Pembinaan perusahaan dilakukan dengan menetapkan kebijakan pengembangan usaha. 185 Kebijakan pengembangan usaha merupakan arah dalam mencapai tujuan perusahaan, baik menyangkut kebijakan investasi, pembiayaan usaha, sumber pembiayaannya, penggunaan hasil usaha perusahaan dan kebijakan pengembangan lainnya. 186 181 Pasal 10 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 182 Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 183 Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 184 Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 185 Pasal 15 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 186 Pasal 15 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 58 Dalam rangka memantapkan pembinaan dan pengawasan perusahaan, Menteri Keuangan dan Menteri sewaktu-waktu apabila diperlukan dapat meminta keterangan dari Direksi dan Dewan Pengawas. 187 Menteri Keuangan bertanggungjawab dalam Pembinaan sehari-hari perusahaan dengan mengeluarkan penetapan Kebijakan Pengembangan Usaha, namun Menteri Keuangan tidak bertanggung jawab atas segala akibat perubahan hukum yang dilakukan perusahaan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perusahaan melebihi nilai kekayaan Negara yang telah dipisahkan ke dalam Perusahaan, kecuali apabila : Dari sini jelas bahwa Menteri Keuangan yang bertugas untuk melakukan Pembinaan terhadap Perusahaan Umum Pegadaian juga memperhatikan keterangan tentang perusahaan dari Direksi dan Dewan Pengawas jika diperlukan sebelum menetapkan Kebijakan Pengembangan Usaha dan Pedoman Kegiatan Operasional yang akan dijalankan dalam kepengurusan perusahaan. 188 a. Menteri Keuangan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perusahaan semata-mata untuk kepentingan pribadi. b. Menteri Keuangan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan perusahaan, atau c. Menteri Keuangan langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perusahaan. Selain dengan pembinaan yang dilakukan oleh Menteri Keuangan agar perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan 187 Pasal 15 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 188 Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian. 59 berhasil guna serta berkembang dengan baik maka diperlukan juga pengawasan terhadap jalannya perusahaan. Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara disebutkan Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas untuk menilai BUMN dengan cara membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan ∕atau dalam bidang teknis operasional. 189 Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian menyebutkan bahwa pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap Perusahaan dengan tujuan agar perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan berhasil mencapai tujuannya yang telah ditetapkan. 190 Dewan pengawas adalah Organ Perusahaan yang bertugas dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan kepengurusan Perusahaan. Di dalam Perum Pegadaian pengawasan dilakukan oleh organ perusahan yang disebut dengan Dewan Pengawas sama seperti Perusahan Umum lain yang ada di Indonesia. 191 Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh Menteri disesuaikan dengan kebutuhan. 192 189 Pasal 1 ayat 13 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara. Hal ini dimaksudkan agar dalam pengambilan 190 Pasal 1 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 191 Pasal 1 ayat 8 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 192 Pasal 51 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara. 60 keputusan dapat dilakukan secara efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen. 193 Didalam Perusahaan paling sedikit terdiri dari 2 dua orang dan paling banyak 5 lima orang, seorang diantaranya diangkat sebagai ketua Dewan Pengawas. 194 Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas dilakukan oleh Menteri Keuangan. Dewan pengawas dibentuk untuk kepentingan dan tujuan perusahaan. 195 Pengangkatan dan pemberhentian tersebut harus sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 196 Yang dapat diangkat menjadi Dewan Pengawas adalah orang perorangan yang : 197 a. Memiliki dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen Perusahaan dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya. b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi, Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit. Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat Departemen dan departemeninstansi lain yang kegiatanya berhubungan dengan Perusahaan, atau pejabat lain yang diusulkan Menteri Keuangan. 198 193 Pasal 57 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Anggota Dewan Pengawas 194 Pasal 31 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 195 Pasal 35 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 196 Pasal 56 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 197 Pasal 56 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 197 Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 198 Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 61 yang berasal dari unsur-unsur tersebut sehubungan dengan adanya pelaksanaan kewajiban pelayanan umum Public Service Obligation oleh BUMN. 199 Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan yang sama dengan anggota Direksi yaitu selama 5 lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 satu kali masa jabatan. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi, 200 kecuali untuk pengangkatan pertama kalinya pada saat pendirian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekosongan fungsi kepengurusan dan pengawasan. 201 Kedudukan sebagai Dewan Pengawas berakhir dengan dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh menteri keuangan. 202 a. Meninggal dunia. Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila : b. Masa jabatannya berakhir. c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri. d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas beradasarkan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri, apabila berdasarkan kenyataan anggota Dewan Pengawas : 203 199 Penjelasan Pasal 49 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 200 Pasal 35 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 201 Penjelasan pasal 52 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara. 202 Pasal 36 ayat 7 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 62 a. Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. b. Tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan dan atau ketentuan Peraturan Pemerintah ini. c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan. d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana kejahatan dan atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan dalam perusahaan. Dewan Pengawas bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi terhadap pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah, kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Dewan Pengawas juga memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan pengurusan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas berkewajiban untuk : 204 a. Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri Keuangan dan Menteri mengenai Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan yang diusulkan oleh Direksi. b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri Keuangan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan Perusahaan. c. Melaporkan dengan segera kepada Menteri Keuangan apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan. d. Memberikan nasehat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan. Untuk memaksimalkan tugas dan kewajiban dari Dewan Pengawas maka Dewan Pengawas diberi kewenangan dalam pelaksanaannya, kewenangan tersebut antara lain : 205 203 Pasal 36 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 204 Pasal 38 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 63 a. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan Perusahaan. b. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan. c. Meminta penjelasan dari Direksi dan atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan. d. Meminta Direksi dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Pengawas Perusahaan. e. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. f. Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah, memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. g. Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah atau Keputusan Rapat pembahasan bersama, melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam hal Direksi tidak ada. h. Memberhentikan sementara Direksi, dengan menyebutkan alasannya. Rapat dewan pengawas diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 tiga bulan sekali untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Perusahaan sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajiban Dewan Pengawas. Guna membantu kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Pengawas, Menteri Keuangan dapat mengangkat seorang Sekretaris Dewan Pengawas atas beban Perusahaan dan apabila dianggap perlu Dewan Pengawas juga dapat memperoleh bantuan tenaga ahli. Selain pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas terdapat juga pengawasan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern yang melaksanakan pengawasan intern keuangan dan operasional Perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 205 Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum pegadaian. 64 Satuan Pengawasan Intern ini memiliki tugas untuk membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan operasional Perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaanya pada Perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikannya, selain itu juga bertugas memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern kepada Direksi. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang Pengawasan yang ada pada Perusahan Umum khususnya pada Perum Pegadaian sangatlah ketat yang melibatkan dua organ dalam perusahaan yaitu Dewan Pengawas yang bertanggungjawab langsung terhadap Menteri Keuangan dan telah diberikan tugas, tanggungjawab dan kewenangan yang sangat besar dalam melaksanakannya. Juga terdapat Satuan Pengawasan Intern yang bertanggung jawab langsung terhadap Direktur Utama sekaligus membantu dalam Pengawasan intern perusahaan demi terwujudnya sasaran dari Perusahaan tersebut. 65

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN SETATUS

PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN PERUM MENJADI PT. PEGADAIAN PERSERO

A. Mekanisme pengalihan Bentuk Hukum PT. Pegadaian Persero dari

Dokumen yang terkait

Perubahan Status Perusahaan Listrik Negara Dari Perum Menjadi Perseroan Dalam Kaitannya Dengan Public Service Obligation (PSO)

9 142 156

Analisa Perubahan – Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45 – 69 tahun di Medan Denai.

6 42 83

Perubahan Status Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) Ditinjau Dari Hukum Pengelolaan Keuangan Negara

1 77 156

Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia

7 71 150

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 10

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API INDONESIA MENJADI PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO).

0 0 15

KAJIAN YURIDIS PERUBAHAN STATUS BENTUK HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) (studi Terhadap Rencana Perubahan Status Bank Nagari Sumatera Barat).

0 0 11

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi PT (Persero) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 0 12

Konsekuensi Yuridis Perubahan Status Perusahaan Jawatan TVRI Menjadi Perusahaan Terbatas (PT) Terhadap TVRI Daerah (Studi Pada TVRI Padang).

0 1 6

Tinjauan Yuridis Terhadap Status Anak Perusahaan Yang Induk Perusahaan Berubah Status Menjadi Penanaman Modal Asing

0 0 13