79
merupakan hari terakhir pengembalian. Masa penawaran umum berlangsung selama minimal tiga hari.
4. Tunggu pengumuman hasil penjatahan. Pemesanan saham tidak selalu
dapat dipenuhi semuanya. Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah efek yang tersedia, maka pemesan akan mendapatkan
setidaknya satu lot plus bagian yang teralokasikan dari sisa yang ada. Atau jika setiap pemesan tidak mendapat kesempatan minimal satu lot,
maka penjatahan dilakukan dengan cara undian.
5. Dapatkan Surat Saham Kolektif SSK, yaitu bukti investasi anda.
Sementara itu didalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2011
tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero menjelaskan bahwa perubahan tersebut
dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan penyaluran pinjaman khususnya kepada masyarakat menengah
ke bawah, usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah.
C. Akibat hukum yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan PT.
Pegadaian Persero
Setiap perubahan pasti akan menimbulkan keadaan tertentu keadaan baru pada berbagai hal. Demikian juga halnya dengan Pegadaian yang mengalami
perubahan bentuk hukumnya dengan dilakukannya peralihan bentuk badan hukum.
Dengan beralihnya bentuk perusahaan maka akan menimbulkan akibat hukum dari perusahaan terebut, antara lain :
1. Bubarnya perusahaan Perum Pegadaian.
80
Dengan beralihnya perusahaan Pegadaian dari Perum menjadi Persero maka Perusahaan yang lama atau Perum menjadi bubar. Hal ini seperti
yang dijelaskan dalam pasal 1 ayat 1 PP 51 tahun 2011 : Perusahaan Umum Perum Pegadaian yang didirikan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 tahun 1990 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan Perjan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum Perum
Pegadaian yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian, diubah bentuk
badan hukumnya menjadi Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara, yang dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Perusahaan Perseroan Persero.
2. Kepemilikan modal.
Dalam persero modal terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia. Artinya pemilikan modal tergantung kepada besar kecilnya saham yang dimiliki oleh Negara, sebab terbagi atas saham-
saham. Intensitas penguasaan Negara atas Persero ditentukan dari jumlah saham
yang dimiliki oleh Negara. Dalam persero, saham perusahaan yang lain dimungkinkan bagi pihak lain sebagai pemilik saham dalam persero dan
bertanggungjawab sebesar jumlah saham yang dikuasainya. 3.
Pengurusan dan pertanggung jawaban. Sistem pengurusan dan pertanggungjawaban dalam perusahaan juga akan
berubah. Diatas sudah dijelaskan bahwa apabila BUMN yang berbentuk Persero maka mengikuti prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas. Didalam persero akan diurus oleh
81
direksi, direksi ini yang bertanggungjawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN, baik didalam
maupun di luar pengadilan.
228
Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
229
Dalam hal menteri bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian ditetapkan oleh menteri. Dalam melakukan tugasnya
direksi diawasi oleh komisaris yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan
kegiatan Persero.
230
4. Setatus pegawai.
Pengangkatan dan pemberhentian komisaris juga dilakukan oleh RUPS. Direksi berkewajiban untuk membuat laporan
tahunan mengenai perusahaan kepada RUPS yang merupakan organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan
memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
Sesuai dengan pasal 1 ayat 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2011 tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum
Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Persero Perseroan menjelaskan bahwa seluruh karyawan tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tetap
Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Sehingga membuat pegawai Persero berstatus sebagai perusahaan
swasta biasa yang berkedudukan sebagai tenaga kerja yang mengacu kepada undang-undang ketenaga kerjaan. Sedangkan dalam Perum status
228
Mulhadi, Op.Cit., hal.170.
229
Ibid.
230
Ibid., hal.174.
82
pegawainya adalah pegawai perusahaan Negara yang diatur sendiri yang diatur berbeda dengan Pegawai Negeri.
Selain ke empat akibat yang dijelaskan diatas didalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang perubahan bentuk badan hukum
Perusahaan Umum Perum pegadaian menjadi Perusahaan Peseroan Persero menjelaskan juga akibat dari perubahan bentuk tersebut, antara lain :
231
a. Seluruh kekayaan, hak dan kewajiban Perum Pegadaian menjadi
kekayaan, hak dan kewajiban Perusahaan Perseroan Persero. b.
Seluruh karyawan tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tetap Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan perjanjian kerja waktu
tidak tertentu. c.
Seluruh karyawan tidak tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tidak tetap Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan perjanjian
kerja waktu tertentu. d.
Hak dan kewajiban antara Perum Pegadaian dengan karyawan Perum Pegadaian menjadi hak dan kewajiban antara Perusahaan Perseroan
Persero dengan karyawan Perusahaan Perseroan Persero.
Dengan melihat segala konsekwensi tersebut diatas bahwa dengan status baru yaitu Persero, maka BUMN tersebut tidaklah berbeda sifat usahanya dengan
PT, hal ini disebabkan bahwa dalam bentuk Persero, Hubungan-hubungan usahanya diatur, menurut ketentuan-ketentuan hukum perdata dan hukum dagang.
Disamping itu bahwa status hukumnya juga dalam badan hukum perdata. Selain itu bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Persero ini
diatur dalam KUHPerdata, KUHDagang dan Undang-undang PT terutama ketentuan-ketentuan mengenai PT.
231
Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2011 tentang Perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero.
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN