Pengertian Pengertian Hak Anak dan Anak Terlantar

17 bertanggung jawab terhadap tindak pidana strafbaar feit yang dilakukan oleh anak itu sendiri, ternyata krena kedudukan sebagai seorang anak yang berada dalam usia belum dewasa. b. Pengertian Anak Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pengertian anak menurut pasal 34 Undang-undang 1945 mempunyai makna khusus terhadap pengertian dan setatus amak dalam bidang politik, karena menjad dasar kedudukan anak, dalam pengertian kedua ini, yaitu anak adalah sebagai subjek hukum dari system hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara, dilindungi, dibina untuk mencapai kesejahteraan. c. Pengertian Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Anak adalah seorang manusia yang dibawah 21 tahun dan belum menikah dan anak adalah mahluk social seperti hal nya orang dewasa. d. Pengertian Anak Menurut Psikologi Anak adalah individu yang berusia 3-11 tahun. Diatas 11 tahun anak adalah individu yang sudah dewasa. Selain didasarkan dengan perkembangan fisik, yang memang sangat jelas membedakan anak dengan individu yang sudah dewasa, perbedaan dilihat dengan perkembangan kognisi dan moral individu. 9 9 LBH Jakarta , Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan Dengan Hukum LBH Jakarta: Jakarta, 2012, hal. 12. 18 e. Pengertian anak dalam islam. Anak adalah merupakan mahuk yang dhaif dan mulia, yang keberadaan nya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan proses melalui penciptaan Dan dari uraian yang sudah dijelaskan diatas dapat dijelaskan, pengertian hak anak adalah bagian dari integral dari hak asasi manusia yang merupakan instrument berisi rumusan prinsip-prinsip universal dan ketentuan norma hukum mengenai hak-hak anak. sedang menurut pengertian yang lain hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga masyarakat, pemerintah dan negara. 10 Anak agar bisa menjadi generasi penerus keluarga dan bangsa yang kuat, maka hak-hak mereka haruslah dilindungi oleh pihak-pihak yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan perlindungan anak seperti orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan juga negara. Kata anak terlantar, terdiri dari kata anak dan kata terlantar. Dari uraian sebelumnya, anak menurut Undang-undang perlindungan anak adalah sebagai manusia yang belum berumur 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan. 11 Menurut Undang-undang No 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak 10 Rika saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2015h, 16. 11 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 19 tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. 12 “fakir misikin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.” Bunyi pasal 34 ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 tersebut menjadi acuan dan pedoman bagi Negara dalam hal ini pemerintah melalui lembaga-lembaganya untuk menjamin bahwa anak terlantar harus dipelihara dan dijamin kelangsungan hidup serta masa depan anak memang harus dimiliki oleh setiap elemen bangsa. Kata terlantar mengandung arti tidak terurus atau tidak terpelihara. 13 Sedangkan kata penelantaran sebagai kata kerja berasal dari kata lantar yang berarti tidak terpelihara, terbengkalai, tidak terurus. 14 Maka dari beberapa rumusan definisian dan kata terlantar tersebut dapat disimpulkan bahwa anak terlantar adalah seseorang yang secara umum berusia dibawah delapan belas tahun atau ditentukan lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan karena suatu sebab tidak diberikan pemeliharaan yang layak, tidak terurus, dan terbengkalai sehingga hak-hak nya tidak terpenuhi. Menurut Undang-undang perlindungan Anak, anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual hingga social. 15 Sedangkan menurut Kementrian Sosial, anak terlantar adalah 12 Undang-undang RI Nomer 4 Tahun 1979 Tentang kesejahteraan Anak 13 M. B Ali dan Dedi, Kamus lengkap Bahasa Indonesia. H.46 14 W.J.S Poerwadarminata, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1976, h. 564 15 Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 20 seorang anak berusia 6 enam tahun sampai 18 delapan belas tahun, meliputi anak yang mengalamai perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua atau keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua atau keluarga. Hal yang lazim terjadi pada anak terlantar antara lain: a. Berasal dari keluarga fakir miskin b. Anak yang dilalaikan oleh orang tuanya c. Anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya hingga hak-hak nya. 16 Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus children in need of special protection. Dalam buku pedoman pembinaan anak terlantar yang dikelurkan oleh dinas social Provinsi Jawa Timur disebutkan bahwa yang dimaksud anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasar hingga hak-hak nya dengan wajar baik secara rohani, jasmani, maupun sosialnya. 17 Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena sudah tidak lagi memiliki orang tua atau kedua orang tuanya, tetapi, pengertian disini adalah ketika hak-hak anak, untuk tumbuh kembangnya secara wajar, untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidak mengertian orang tua, ketidak mampuan atau kesengajaan. Seorang anak yang kelahirannya tidak 16 Lampiran Mentri sosial Republik Indonesia tentang Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan potensi serta Sumber Kesejahteraan Sosial Online: Akses pada: http:datascience.or.id20150802pembinaan-anak-jalanan-keberadaan-rumah- singgah-adakah-upaya-agar-pembinaan-yang-menyeluruh. Tanggal 17-8-2016. Pukul 01.00 WIB 17 Bagong suyatno, Masalah Sosial Anak, Jakarta : Kenana Prenada Media Grup, 2010, h.212 21 dikehendaki seperti mereka umumnya sangat rawan untuk ditelantarakan dan bahkan diperlakukan salah child abouse. Pada tingkat ekstrime, perilaku penelantaran anak bisa berupa tindakan orang tua membuang anaknya seperti membuangnya di hutan, diselokan, di tempat sampah, dan sebegainya baik ingin menutupi aib atau karena ketidaksiapan orang tua untuk melahirkan dan memelihara anaknya secara wajar. 18 Dalam ajaran islam melalaikan anak adalah salah satu perbuatan yang tidak dibenarkan, walaupun tidak dijelaskan secara mendetail mengenai anak terlantar, namun konsep perlindungan terhadap anak dan hak-hak anak juga disebutkan dalam Al- qur’an. Dalam islam, perlindungan terhadap hak-hak anak adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan khususnya oleh kedua orang tua karena anak merupakan titipan ALLAH SWT yang dapat menjadi penyenang hati. Hal ini terdapat dalam surah Al-Furqon ayat 74               Artinya: Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati Kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa . QS Al-Furqon: 74 Selain itu, anak merupakan amanah yang dititipkan oleh ALLAH SWT kepada orang tua, hal ini terdapat dalam surah Al-Anfal ayat 27 18 Bagong suyatno, Masalah Sosial Anak, h.213. 22             Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui .QS Al-Anfaal:27 Selanjutnya kewajiban pemeliharaan anak sebagaimana dijelaskan dalam surah At-Tahrim ayat 6                        Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan .QS At-Tahrim:6 Ditegaskan pula bahwa anak merupakan bagian dari cobaan yang harus dilalui oleh kedua orang tua. Jika orang tua berhasil memelihara anak dengan baik maka tentu pahala yang besar yang akan diperoleh. Namun sebaliknya, jika anak tidak dipelihara dengan baik ditelantarkan, maka dosa yang akan diperoleh sebagaimana yang disebutkan didalam surah Al-Anfal ayat 28            23 Artinya: Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar .QS Al-Anfal 28 Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwasannya tidak boleh meninggalkan anak dalam keadaan lemah. 19 Yaitu hak-haknya yang tidak terpenuhi sehingga rentan terjadi anak terlantar. Didalam surah An-Nisa ayat 9 Allah berfirman                 Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.QS An-Nisa 9 Maka berdasarkan penjelasan ayat-ayat diatas dapat diketahui bahwasannya tindakan yang mengakibatkan anak terlantar sehingga tidak terpenuhui hak-hak dan kebutuhan dasarnya merupakan tindakan yang dilarang. Anak adalah amanah yang diberikan kepada orang tua sehingga harus dipelihara dan dipenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik.

B. Hak-hak anak dalam hukum islam

Setelah anak lahir, Islam telah memeberi ketetapan bagi orang tua atau yang bertanggung jawab agar menegakkan hak-haknya karena hal itu akan 19 Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Ibnu Katsir, Pustaka Ibnu Katsir, 2008,h 600. 24 memeberikan pengaruh positif pada proses tumbuh kembang seorang anak itu nanti. Sebagaimana ditegaskan didalam Al- Qura’an surat An-Nisa ayat 9                 Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. An-Nisa 9 Dimasa kanak-kanak merupakan masa dimana pertama kalinya kehidupan manusia di alam dunia ini, yang berawal dari sejak lahirnya dan berakhirnya pada saat ia mencapai umur dewasa atau akhil baliq. Oleh karenya pada masa itu merupakan masa yang sangat vital untuk arah yang sangat vital bagi kehidupan manusia di dalam mengembangkan potensi- potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri. Oleh kerena itu, orang tua sangat dituntut untuk dapat memahami karakter dari anaknya pada masa perkembangannya, memenuhi hak-hak anaknya dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan pendidikan yang dapat memupuk seluruh aspek perkembanganya secara optimal. 1. Hak untuk hidup Islam melarang keras pembunuhan yang terjadi pada anak dengan alasan apapun, baik itu karena kemiskinan, ancaman kemiskinan atau gairah yang berlebihan akan suatu kehormatan. Pada zaman jahiliyah beberapa anak perempuan dikubur secara hidup-hidup karena kemiskinan atau untuk melindungi keluarganya dari akibat perilaku yang buruk dan 25 memalukan. 20 Di dalam ayat-ayat Al Quran Allah mengecam perbuatan mereka dan menetapkannya sebagai dosa besar, lebih lagi bahwasanya Allah menegaskan bahwa Dialah yang akan memeberikan rezeki kepada anak-anak maupun orang tuanya. Menurut pandangan Quraish Shihab, karena sedemikian murkanya Allah terhadapat pembunuhan atas anak yang tidak berdosa, sehingga Allah menjelaskan dengan pristiwa-pristiwa kiamat dan Al Quran menguraikanya dengan sebuah pertanyaan تلتـق بنذ ي أب ؟ karena dosa apakah dia anak perempuan dibunuh dikuburkan hidup-hi dup”. QS. Al-Tawakir [81] : 9     Artinya: Karena dosa apakah dia dibunuh Ayat ini tidak mempersoalkan siapa yang membunuh, untuk mengisyaratkan akan kemurkaan Allah sehinga pelaku tidak wajar untuk di ajak berdialog dengan Allah. 21 2. Hak perlindungan terhadap anak Menurut Kompilasi Hukum Islam KHI disebutkan hak asuh anak dibawah umur dalam pasal 105 : “ Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya 20 Rahim Umran M. Hasyim, Islam Dan Keluarga Berencana, Jakarta : Lentera, 1997 h. 36. 21 Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, Vol. 14, 2003 h. 213. 26 sebagai pemegang hak pemeliharaanya. Biaya pemeliharaanya di tanggung oleh ayahnya” 22 . Dalam kompilasi bab XIV pasal 98 dijelaskan sebagai berikut: 1. Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan. 2. Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan diluarpegadilan. 3. Pengadilan agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban apabila kedua orang tuanya meninggal. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah [2] : 233                                                                           Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya 22 Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama, Jakarta: Qalbun Salim, 2005, h. 58.