45
penelantaran penelantaran
Hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekejaman,
kekerasan dan penganiayaan Hak untuk mendapatkan
perlindungan dari kekejaman, kekerasan dan
penganiayaan Hak untuk mendapatkan
perlindungan dari ketidak adilan
Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidak
adilan Hak untuk mendapat
perlindungan dari penyalahgunaan dan kegiatan
politik Hak untuk mendapat
perlindungan dari penyalahgunaan dan
kegiatan politik Hak untuk mendapatkan
perlindungan dari perlibatan dalam sengketa bersenjata
Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perlibatan
dalam sengketa bersenjata
46
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
A. Profil Komisi Perlindungan Anak Indoneisa
Keikutsertaan Negara Indonesia dalam Konvensi Hak Anak KHA dalam siding umum PBB pada tahun 1989 menunjukan bahwa pemerintah
Indonesia menjamin kesejahteraan anak. Diratifikasinya konvensi tersebut melalui kepperes No. 36 Tahun 1990 menunjukan bahwa keseriussan bangsa
ini pada saat itu. Dalam perjalanannya, sebelum KPAI berdiri seperti saat ini, rangkaian
sejarah tentang upaya perlindungan anak di Indonesia telah dibentuk. Hal tersebut berawal dari rangkaian siding umum PBB pada tahun 1989, tepat nya
pada tanggal 20 November 1989, Majelis umum PBB telah menyesetujui dan mengesahkan rumusan-rumusan Konvensi Hak-Hak Anak KHA yang
dikenal dengan sebutan Convention On The Rights Of The Child CRC termasuk di ikuti oleh delegasi pemerintahan Indonesia yang ikut aktif dalam
merumuskan dan mendatatangani kesepakan tersebut. Dalam dokumen Konvensi Hak-Hak Anak KHA secara garis besar di
bagi atas tiga bagian dengan pasal 54, karena itu KHA merupakan bagian yang tidak bias dipisahkan dari Deklrasi Hak Asasi Manusia Declaration of
Human Right PBB – 1984. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya
47
perlindungan hak-hak anak merupakan perlindungan terhadap hak-hak anak berarti pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia HAM.
1
Hingga dibentuknya Undang-undang No. 23 Tahun 2002 yang direvisi menjadi Undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
merupakan usaha sinkronsisasi konvrensi hak anak KHA dan berbagai perjanjian internasional lain dengan peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Yang pada akhirnya kedua Undang-undang Perlindungan Anak tersebut melahirkan lembaga baru bersifat independen yang bergerak didalam
masalah anak yaitu Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau yang disingkat KPAI.
Didalam pasal 74 Undang-undang No. 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 yang
menyatakan bahwa: 1.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan penyelenggaraan pemenuhan Hak Anak Indonesia dengan undang-undang ini dibentuk
Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen 2.
Dalam hal diperlukan, pemerintah daerah dapat membentuk Komisi Perlindungan Anak Daerah atau lembaga yang sejenis untuk membantu
pengawasan penyelenggaraan perlindungan Anak didaerah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI adalah lembaga Negara
yang bersifat independen, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Undang-undang tersebut disahkan
1
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI, 2015, hal. 9
48
oleh siding paripurna DPR Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 20 Oktober 2002. Setahun kemudian pasal 76 Undang-Undang Perlindungan
Anak, Presiden menerbitkan KEPRES Nomer 77 tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Diperlukan waktu sekitar 8 bulan untuk
memilih dan mengangkat anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia seperti yang diatur didalam peraturan perundang-undangan.
2
Nama Komisi Perlindungan Anak Indonesia dipilih berdasarkan Komnas Perlindungan Anak yang setara dengan nama Komnas dan Komnas
Perempuan, karena dibentuk berdarkan keputusan presiden telah terlebih dahulu dipakai oleh lembaga swadaya masyarakat yang pembentukannya
dilakukan oleh akta notaris. Ketika dalam pembahasan RUU perlindungan Anak, diantara PANSUS DPR dan wakil pemerintah disepakati menggunakan
nama Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI. Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah Komisi Negara yang
dibentuk berdasarkan amanat Undang-undang Pasal 74,75 dan 76 dari UU No. 23 Tahun 2002 tentang komisi Perlindungan Anak, yang disahkan pada
pada tanggal 20 Oktober 2002. Pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dilakukan melalui KEPRES No. 77 Tahun 2003, dan pengangkatan
anggota Komisi Perlindungan Anak Indoensia Berjumlah 9 orang dan tidak boleh lebih dan juga kurang, yang dipilih mewakili unsur yang tercantum
2
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI, 2015, hal.1
49
dalam UU yang dipilih dan diangkat berdasarkan persyaratan prosedur yang diatur berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku.
3
Bedasarkan ketentuan di atas, maka Status Komisi Perlindungan Anak Indonesi sejajar dengan lembaga komisi-komisi milik Negara lainnya, seperti
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Komisi Pemilihan Umum KPU, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM, Komisi Yudisial
KY, Komisi Penyiaran Indonsia KPI, dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha KPPU serta Komisi Kepolisian Nasional KOMPOLNAS.
KPAI merupakan salah satu dari tiga institusi nasional pengawal dan pengawas implementasi HAM di Indonesia yakni KPAI, Komnas HAM, dan
Komnas Perempuan. Dapat dikatakan bahwa kedudukan KPAI dalam struktur ketatanegaraan di Indonesia adalah sebagai lembaga pengawas pemerintah
dalam hal ini adalah eksekutif sebagai pelaksana kebijakan. Kedudukan KPAI sebagai lemabaga negara pengawas bukan sebagai
lembaga pelaksana teknisperlindungan anak dikarenakan sebenarnya Indonesia sudah memiliki lembaga-lembaga teknis dalam hal perlindungan
anak. Untuk membuat suatu kebijakan sudah ada lembaga eksekutif melalui Kementrian Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan Anak. Sedangkan
apabila pelanggaran terhadap hak-hak anak sudah ada lembaga kepolisian, kejaksaan, peradilan guna menangani kasus tersebut.
Keberadaan KPAI sebagai lembaga independen menjadi sangat penting karena lembaga-lembaga yang sudah ada tidak mampu menjalnkan fungsinya
sebagaimana mestinya. Atas dasar tersebut maka lahirlah lembaga baru yang
3
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan Anak,Jakarta: KPAI, 2006, hal. 3