Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menjadi hak bersama antaraorang tua dan anak. Bahkan menurut Wahab Al- Zuhailiy hak hadhannah adalah hak yang bersyarikat antara ibu, ayah dan
anak. Jika terjadi pertengkaran maka yang didahulukan adalah hak atau kepentingan anak.
7
Mengasuh anak-anak yang masih kecil Hadannah hukumnya wajib, sebab mengabaikanya berarti menghadapkan anak-anak yang masih kecil
kepada bahaya kebinasaan. Pendidikan anak juga merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam keluarga. Orang tua berkewajiban mengarahkan
anak agar mereka menjadi orang-orang yang beriman dan berakhlak, mulia, seperti patuh dalam melaksanakan kewajiban agama dengan baikagar terhindr
dari dosa dan maksiat. Islam telah mewajibkan pemeliharaan atas anak sampai sampai anak
tersebut mampu berdiri dengan sendirinya tanpa menghrapkan bantuan orang lain. Dasar hukum hadhannah tertera sebagaimana firman Allah Swt dalam
surat Al-Baqoroh ayat 233.
7
Abd. Rahman Ghazali, Fikih Islam,Jakarta: Kencana, 2006, h. 177.
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban
ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila
keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.AL-Baqoroh 233
Pada ayat tersebut Allah mewajibkan kepada kedua orang tua untuk
memelihara anak mereka dan ibu wajib menyusukannya selama 2 tahun. Dan bapak wajib
menafkahkan
ibu.
8
Pemeliharaan anak adalah pemenuhan berbagai aspek kebutuhan primer dan skunder anak. Pemeliharaan meliputi berbagai aspek diantaranya pendidikan,
kesehatan dan segala aspek kebutuhan yang melekat pada anak. Ajaran islam diungkapkan bahwa tanggung jawab ekonomi berada dipundak suami sebagai kepala
rumah tangga, dan tidak menutup kemungkinan istri untuk membantunya bila suami tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, amat
penting mewujudkan kerja sama dan Saling membantu antara suami dan istri untuk memelihra anak sampai dewasa. Hal dimaksud pada prinsipnya adalah tanggung
jawab istri kepada anak-anaknya sebagaimana yang terdapat dalam UU No. 1 Tahun 1974 diantarnya:
Pasal 45 ayat 1 Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya 2 kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat 1 pasal
8
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, h. 392
ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat bderdiri sendiri kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua oramg tua terputus. Pasal 46 ayat
1 Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang wajib. Pasal 47 ayat 1 anak yang belum mencapai umur 18 Delapan belas tahun tahun
atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. 2 orang tua mewakili anak
tersebut mengenai perbuatan hukum didalam dan diluar pengadilan. Sebagaimana setalah melakukan pernikahan seorang pria kepal rumah
tangga wajib memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dalam menafkahi. Nafkah berasal dari bahasa arab
قفن –
قفني -
ةقفن
yang artinya biaya, belanja, pengeluaran uang.
9
Sedang menurut istilah nafkah adalah diartikan sebagai belanja untuk hidup berupa uang pendapatan.
Nafkah adalah yang dikeluarkan kepada keluarga wanita,anak, seperti makan, pakaian, harta dan lain sebagainya. Sedang menurut istilah adalah suatu
kewajiban suami memberian suatu pekerjaan nafkah kepada istri dan anak- anaknya.
10
Pada dasarnya setiap suami yang telah berkeluarga wajb hukumnya memberikan nafkah kepada kesetiap anggota keluargnya, didalam terminology fikih,
fuqaha memberikan definisi nafkah sebagai biaya yang wajib dikeuarkan seseorang, terhadap sesuatu yang sudah menajdi tanggungannya meliputiputi biaya kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian pemebrian nafkah oleh seorang kepala keluarga merupakan tanggunggung jawab yang harus terus melekat daam keadaan apapun
untuk diberikan untuk pertumbuhan anak sampai ia dewasa atau bisa hidup sendiri.
11 9
Amad warson Munawir, Al-Munawir :Kamus Arab- Indonesia Jakarta: Yayasan Penerbitan Univesitas Indonesia 1996,h 147.
10
Ibrahim Muhammad al-jamal, Fiqh Al- Mar’ah al-Muslimah , Jakarta , PT Multi Kreasi
Singgasana , 1991 , h. 155.
11
Ibrahim Muhammad al-jamal, fiqh Al-Marah, al-Muslimah , h. 115.
Wahab Az-Zuhaili menafsirkan kata nafkah adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan oleh kepala keluarga kepada setiap anggota keluarganya, agar setiap
kelurga dapat merasakan rezeki yang berikan oleh Allah, supaya hidup dalam berkecukupan. Setiap anak wajib merasakan nafkah yang diberikan oleh orang
tuanya baik kecil maupun besar,
12
karena itu sumber awal untuk pemunuhan hak- haknya agar setiap anak merasakan hidup dengan baik dan layak.
Didalam hukum positif Indonesia, permasalahan nafkah atau pemenuhan kebutuhan keluarga telah diatur dan dinyatakan menjadi kewajiban suami. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1974 pasal 34 ayat 1 suami wajib melindungi istrinya dan memberkan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga
sesuai dengan kewajibannya. Dan dipetegas oleh KHI pasal 80 ayat 4 sesuai dengan penghasilannya suami menanggung : a. nafkah, kiswah dan tempat
kediaman bagi istri. b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak. c. biaya pendidikan bagi anak. Keberadaan nafkah tentu
mempunyai pengaruh dan fungsi yang sangat besar dalam membina keluarga yang bahagia, tentram, dan sejahtera.
Sebagai mana yang diketauhi, anak merupakan amanah dan anugrah dari Tuhan yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat
sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak mempunyai harkat dan martabat yang patut di junjung tinggi dan setiap anak yang terlahir harus mendapatkan
hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. Hal ini sesuai ketentuan konvensi Hak anak yang diratifikasi oleh pemerintah indonesia melalui keputusan
presiden Nomer 36 Tahun 1990 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip
12
Wahab Az-Zuhaili, Fiqih Isalam Adilatahu jilid 10. Penerjemah abdul hayyie al- kattimi Jakarta gema insani, 2011, h.94.
umum perlindungan anak,yaitu nondiskriminasi, kepentingan terbaik anak, kelangsugan hidup dan tumbuh kembang anak, dan menghargai partisipasi
anak.
13
Setiap anak yang lahir pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan fitrah. Namun, dalam beberapa kesempatan perseteruan yang dihasilkan dari orang
tuanya dan faktor-faktor lain menjadikan anak sebagai korban ketidak perdulian,hal ini menyebabkan terlantarnya hak-hak anak yang seharusnya
mendapatkan kesejahtraan harkat dan martabat anak. Akan tetapi, hingga keluarnya undang-undang perlindungan anak dan sampai sekarang
pemenuhan hak anak masih jauh yang yang di harapkan. Hal ini dapat dilihat dari situasi dan kondisi anak Indonesia yang terlantar. Maka oleh sebab itu
peneliti mengambil judul skripsi ini : “PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DALAM
MENGEMBALIKAN HAK-HAK ANAK PADA ANAK TERLANTAR”