49
dalam UU yang dipilih dan diangkat berdasarkan persyaratan prosedur yang diatur berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku.
3
Bedasarkan ketentuan di atas, maka Status Komisi Perlindungan Anak Indonesi sejajar dengan lembaga komisi-komisi milik Negara lainnya, seperti
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Komisi Pemilihan Umum KPU, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM, Komisi Yudisial
KY, Komisi Penyiaran Indonsia KPI, dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha KPPU serta Komisi Kepolisian Nasional KOMPOLNAS.
KPAI merupakan salah satu dari tiga institusi nasional pengawal dan pengawas implementasi HAM di Indonesia yakni KPAI, Komnas HAM, dan
Komnas Perempuan. Dapat dikatakan bahwa kedudukan KPAI dalam struktur ketatanegaraan di Indonesia adalah sebagai lembaga pengawas pemerintah
dalam hal ini adalah eksekutif sebagai pelaksana kebijakan. Kedudukan KPAI sebagai lemabaga negara pengawas bukan sebagai
lembaga pelaksana teknisperlindungan anak dikarenakan sebenarnya Indonesia sudah memiliki lembaga-lembaga teknis dalam hal perlindungan
anak. Untuk membuat suatu kebijakan sudah ada lembaga eksekutif melalui Kementrian Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan Anak. Sedangkan
apabila pelanggaran terhadap hak-hak anak sudah ada lembaga kepolisian, kejaksaan, peradilan guna menangani kasus tersebut.
Keberadaan KPAI sebagai lembaga independen menjadi sangat penting karena lembaga-lembaga yang sudah ada tidak mampu menjalnkan fungsinya
sebagaimana mestinya. Atas dasar tersebut maka lahirlah lembaga baru yang
3
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan Anak,Jakarta: KPAI, 2006, hal. 3
50
khusus bergerak dalam hal perlindungan anak Indonesia agar lebih optimal dalam menjalankan fungsinya. Kewenangan yang dimiliki KPAI di bidang
pengawasan tentu bertuajan agar mampu berperan optimal dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemenuhan hak anak.
Sebagai komisi Negara yang independen, harus bebas dari intervensi dari berbagai pihak dalam rangka pemenuhan hak dasar perlindungan secara
nasional dan daerah. Dengan kata lain setiap Anggota Komisi Perlindungan Anak Indoensia baik secara individu maupun kelompok memiliki resiko
dalam menjamin Hak-hak Anak.
B. Susunan Pengurus Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Pemilihan anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI, sejak awal telah di atur dalam Undang-undang dalam Pasal 75 ayat 2 dari UU No.
23 Tahun 2002 bahwa keanggotaan Komisi Perlindungn Anak Indonesia berdasarkan dari unsur masyarakat agar dapat menggambarkan sifat ke
independenannya. Karena itu tidak ada unsur wakil yang dominan memiliki wakil lebih dari satu orang. Status kesejahteraan itu diformulasikan secara
tegas dalam keppres No. 95M tahun 2004 tentang pengangkatan Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia dengan menyebutkan nama dan wakil,
tanpa disebutkan posisi dan jabatan sebagai ketua, wakil ketua atau sekretris, setiap oaring hanya disebutkan sebagi anggota. Karena itu siapapun yang
terpilih dan di beri mandat oleh anggota sebagai ketua, wakil ketua atau sekretaris maka kedudukan tersebut bukan memimpin yang memiliki otoritas
lebih tinggi tetapi lebih berfungsi sebagai coordinator pengaturan pembagian tugas diantaranya anggota. Dengan Dengan demikian jabatan atau posisi
51
tersebut tidak bersifat steructural seperti organisasi yang dikenal selama ini. Kepemimpinan Komisi Perlindungan Anak Indonesia lebih bersifat kolektif
Kolega bukan hierarkis steructural dengan system organisasi tersebut “Flas
Organization Model” . Dalam rangka ketentuan tata tertib tersebut maka setiap anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia memiiki wewenang
untuk melakukan tindakan mengirim surat atau lain sebaginya dalam rangka memberikan perlindungan untuk kepentingan dari anak, dengan tetap
memberi laporan dan informasi kepada anggota lain nya segera mungkin. Adapun keorganisasian Komisi Perlindungan Anak Indonesia 75 ayat 2 :
Keanggotaan KPAI sebagai mana yang dimaksud dalam didalam pasal 1 terdiri dari unsur a. Tokoh Agama; b Pemerintah; c Organisasi Sosial; d
Tokoh Masyarkat; e Organisasi Kemasyarakatan f Organisasi Profesi; g Lembaga Swadaya Masyarakat; h Dunia usaha; i Kelompok Masyarakat
yang Perduli Terhadap Anak.
4
Mengenai Pengangkatan dan Pemberhentian Keanggotaan Komisi perlindungan Anak Indonesia telah diatur didalam Undang-undang No. 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dalam pasal 75 ayat 3 :
5
“Keanggotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia sebagi mana dimaksud pada ayat 1 dan 2 diangkat dan diberhentikn oleh presiden dan mendapat
pertimbangan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu tahun kali
masa jabatan.
4
Undang-Undang Perlindungan Anak, UU RI No.23 Tahun 2002, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hal.27
5
Undang-Undang Perlindungan anak, UU RI No.23 Tahun 2002, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hal.27
52
Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI , dengan anggota 9-10 orang. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia saat ini adalah Dr. HM.
Asrorun Ni’am Sholeh, MA. Yang langsung diberi mandat oleh Presiden. Adapun susunan Struktur dari Komisi Perlindungan Anak Indonsia sebagai
berikut :
STRUKTUR KEORGANISASIAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
Ketua : Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh, MA
Wakil ketua 1 satu : Putu Eva
Wakil Ketua 2 dua :Susanto, MA
Sekretaris : Rita Pranawati, MA
Anggota : Dr. Budiharjo, M. Si
Dra. Maria Ulfa Ansor, M.Si
Erlinda Maria Advanti, SP
DR. Titi Haryati, M,Pd.
GAMBARAN UMUM KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
Singkatan : KPAI
Didirikan : 20 Oktober 2002
Dasar Hukum Pendirian : Undang-Undang No 23 Tahun 2002
Sifat : Independen.
6
6
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Online Sitius Resmi KPAI, Akses pada https:www.google.comsearch?q=Keorganisasian+Komisi+perlindungan+Anak+indonesiaie=u
tf-8oe=utf-8. Pukul 21:00 WIB.
53
C. Tujuan Berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Salah satu tujuan dari berdiri nya Komisi Perlindungan Anak Indonesia, karena Negara ingin menjamin Perlindungan Anak dari hal-hal yang tidak
baik bagi anak, dikarenakan Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Dan menjadikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI sebagai pusat
pelopor untuk menyuarakan kepada masyarakat untuk membela kepentingan bagi anak, agar selalu memberikan perlindungan kepada anak baik fisik,
mental, ekonomi yang rentan terhadap kekerasan eksploitasi. Dan ini tertuang dalam pasal 76, huruf a,b,c,d,e,f,g dari UU No.23 Tahun 2002 Yang di
Amandemenkan kepada UU No. 35 Tahun 2014 menyatakan bahwa tujuan dari berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :
7
a. Melakukan pengawasaan terhadap pelakasaan perlindungan dan
pemenuhan Hak Anak. b.
Memberikan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang penyenggalaraan perlindungan anak.
c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai perlindungan anak.
d. Menerima dan melakukan penelaahan atas pengaduan masyarakat
mengenai pelanggaran hak anak. e.
Melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran hak anak. f.
Melakukan kerja sama dengan lembaga yang dibentuk masyarakat di bidang perlindungan anak.
7 7
Rika Saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia , Bandung: Citra Aditya Bakti, 2009, h. 240.