rip current. Antara dua jenis arus pantai ini, yang memiliki pengaruh besar terhadap transpor sedimen pantai adalah arus menyusur pantai.
Menurut Baharuddin 2006, arah transpor sedimen di Kota Baubau searah dengan arus menyusur pantai. Pada arah Barat dan Barat Daya, arus dan transport
sedimen menyusur pantai bergerak dari kiri ke kanan, sedangkan pada arah Timur dan Timur Laut bergerak dari kanan ke kiri pantai dari pengamat yang berdiri di
pantai menghadap ke arah laut. Arus dan transpor sedimen dari arah Barat dan Timur laut terjadi di seluruh pesisir Kota Baubau. Khusus di Kecamatan
Betoambari, selain dari arah Barat dan Timur Laut, arus dan transpor sedimen juga datang dari arah Barat Daya dan Timur.
4.3.4. Suhu dan Salinitas
Parameter oseanografi yang penting dalam sirkulasi untuk mempelajari asal usul massa air adalah suhu dan salinitas Dahuri et al. 2004. Suhu perairan
dipengaruhi oleh radiasi matahari, posisi matahari, letak geografi, musim, kondisi awan, serta proses interaksi antara air dan udara seperti alih panas, penguapan,
dan hembusan angin. Sedangkan salinitas dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya muara sungai, musim, serta interaksi antara laut dan daratan.
Berdasarkan hasil pengukuran suhu dan salinitas rata-rata di perairan Kecamatan Betoambari oleh Lembaga Napoleon 2005, suhu perairan Baubau
khususnya Kecamatan Betoambari berada dalam kisaran antara 27–29
o
Secara umum parameter suhu dan salinitas perairan Kecamatan Betoambari dapat mendukung pertumbuhan terumbu karang. Menurut Kinsman 1964 in
Supriharyono 2007, terumbu karang memiliki kisaran toleransi suhu antara 36-40 C. Suhu
perairan di daerah ini relatif stabil karena tidak termasuk lokasi yang sering terjadi penaikan air. Sedangkan salinitasnya berkisar antara 33-36‰, yang menunjukkan
kandungan garam berkisar antara 33-36 gkg air laut.
o
C. Suhu yang baik untuk pertumbuhan karang berkisar antara 25-29 C, sedangkan
batas minimum dan batas maksimum suhu berkisar antara 16-17 C dan sekitar
36 C. Sementara itu, dalam hubungannya dengan salinitas, pertumbuhan karang
yang baik berkisar antara 30‰ hingga 35‰ Romimohtarto dan Juwana 2001.
4.4. Karakteristik Pariwisata
Kota Baubau memiliki potensi wisata budaya dan wisata alam yang unik, serta menarik untuk dikunjungi. Sebagai daerah eks-kesultanan Buton, wisata
budaya yang dapat ditemui di daerah ini antara lain Benteng Keraton Buton, Benteng Baadia, Benteng Sorawolio, pusat kebudayaan wolio Museum Baadia,
dan Masjid Kuba. Sedangkan wisata alam antara lain Pulau Makassar, Tirta Rimba, Samparona, Kantongara, Kokalukuna, Palabusa, Permandian Bungi,
Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, dan Desa Sulaa RIPPDA Kota Baubau 2005. Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, dan Desa Sulaa merupakan wisata pesisir
andalan di Kecamatan Betoambari. Ketiga objek tersebut saling berdekatan dan berada di sebelah selatan Kota Baubau. Lokasi berada di dataran utama Kota
Baubau dengan jarak sekitar 8 km dari pusat kota, sehingga sangat mudah diakses. Untuk menjangkaunya cukup menggunakan transportasi darat baik kendaraan
sepeda motor roda dua maupun roda empat. Sesuai karakteristik alamiah dan daya tarik utama keindahan alam, beberapa
kegiatan yang cukup berkembang di kawasan Pantai Nirwana dan Pantai Lakeba adalah wisata rekreasi pantai, berenang, dan menikmati pemandangan.
Pemandangan laut yang terbentang luas dengan warna cerah dan sunset indah pada sore hari, menarik perhatian kelompok masyarakat kota Baubau maupun dari
luar daerah. Rombongan keluarga, mahasiswa, siswa, serta instansi pemerintah memanfaatkan hari libur untuk berwisata di kawasan tersebut.
4.4.1. Kebijakan Pengembangan Pariwisata
Kebijakan pariwisata Kota Baubau yang termuat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota Baubau RIPPDA Kota Baubau adalah:
a Adanya pedoman pengaturan dan pengendalian pemanfaatan objek-objek wisata dan kawasannya. Dengan demikian tercipta pola pemanfaatan yang
serasi dan seimbang antara sektor dan keadaan, optimal sesuai dengan daya dukung, serta berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
b Tersusunnya arahan strategis pengembangan kepariwisataan secara terpadu antara Kota Baubau dan wilayah di sekitarnya. Dengan demikian mampu