Kualitas Perairan Kesesuaian Kawasan Pengembangan Ekowisata Bahari

70 Gambar 19. Pemanfaatan sumberdaya dan kawasan di Perairan Betoambari fitur biaya

B. Pengaturan Skenario Ruang Ekowisata

Marxan yang memiliki banyak pengaturan memberikan kesempatan kepada perencana untuk mengatur berbagai skenario. Setiap skenario memberikan hasil yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, skenario ditentukan dengan mengatur target sumberdaya yang akan dijadikan kawasan ekowisata, utamanya mengubah nilai target terumbu karang dan biota unik lain. Pengubahan nilai dimaksudkan untuk mencari solusi ruang ekowisata dengan biaya terendah. Berdasarkan observasi lapangan dan analisis awal simulasi target ekowisata bahari maka ditetapkan 3 skenario Tabel 14. Tabel 14 Faktor denda dan persentase target tiap skenario Skenario 1 No Fitur konservasi Target SPF Jumlah pu Target Shapefile 1 Terumbu Karang 70 4.0 1335 934.5 terumbu_ 2 Daerah Ikan Hiu 70 4.0 120 84.0 d_hiu 3 Daerah Penyu 70 3.5 362 253.4 d_penyu 4 Daerah Ikan Pari 70 3.5 212 148.4 d_pari 5 Lobster 70 3.0 86 60.2 d_lobster 6 Frogfish 70 3.0 65 45.5 d_frogfish Skenario 2 No Fitur konservasi Target SPF Jumlah pu Target Shapefile 1 Terumbu Karang 60 4.0 1335 801.0 terumbu_ 2 Daerah Ikan Hiu 60 4.0 120 72.0 d_hiu 3 Daerah Penyu 60 3.5 362 217.2 d_penyu 4 Daerah Ikan Pari 60 3.5 212 127.2 d_pari 5 Lobster 60 3.0 86 51.6 d_lobster 6 Frogfish 60 3.0 65 39.0 d_frogfish Skenario 3 No Fitur konservasi Target SPF Jumlah pu Target Shapefile 1 Terumbu Karang 50 4.0 1335 667.5 terumbu_ 2 Daerah Ikan Hiu 50 4.0 120 60.0 d_hiu 3 Daerah Penyu 50 3.5 362 181.0 d_penyu 4 Daerah Ikan Pari 50 3.5 212 106.0 d_pari 5 Lobster 50 3.0 86 43.0 d_lobster 6 Frogfish 50 3.0 65 32.5 d_frogfish Tabel 14 menunjukan skenario yang digunakan pengubahan nilai target terumbu karang dari 70 hingga 50. Terumbu karang merupakan sumberdaya paling potensial sebagai kawasan ekowisata. Sumberdaya tersebut hampir di sepanjang pesisir Kecamatan Betoambari, sehingga perlu dilakukan simulasi untuk mencari persentase target yang efisien dan tidak mengganggu aktifitas lain. Sedangkan sumberdaya lain merupakan pendukung keindahan bawah laut yang juga perlu dilestarikan. Nilai target daerah hiu, penyu, ikan pari, lobster, dan frogfish , mengikuti skenario perubahan persentase terumbu karang yakni 70 hingga 50. Keberadaan dan distribusi biota unik tersebut sangat sedikit dan hanya terfokus pada perairan Pantai Nirwana.

C. Pemilihan Nilai Efisien di antara 3 Skenario

Tiga skenario yang telah disusun, kemudian dianalisis dengan Marxan. Setiap skenario menghasilkan beberapa output file yakni output_best, output_mvbest, output_sen, output_ssoln dan output_sum. Melalui analisis dan pengujian maka dipilih BLM 1, karena solusi terpilih telah mengelompok. Nilai biaya, panjang batas, dan penalti, serta luas area masing-masing skenario kemudian digunakan untuk menentukan solusi terbaik ruang ekowisata berdasarkan nilai biaya yang paling rendah. Hasil pengujian setiap skenario pada BLM 1 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai biaya dan panjang batas satuan perencanaan terpilih Skenario Unit biaya Unit panjang batas BLM Penalty Total unit biaya 1 620 419 1 0.00 1 039 2 505 413 1 0.00 918 3 413 381 1 0.00 793 Skenario 1 dengan target ekowisata 70 terumbu karang dan biota unik, dihasilkan total unit biaya sebesar 1 039. Penggunaan BLM 1, solusi terpilih sudah mengelompok, dengan total luas area 588 213.62 m 2 atau 58.82 ha, yang terdiri atas 2 kelas yakni paling sesuai sesuai 1 dan cukup sesuai sesuai 2. Penyebaran kawasan paling sesuai berada tepat di perairan Pantai Nirwana seluas 207 974.72 m 2 atau 20.80 ha. Area ini perlu dijadikan kawasan ekowisata sebagai pusat perlindungan terumbu karang dan satwa unik beserta habitatnya. Sementara itu, area yang terpilih terbanyak kedua cukup sesuai adalah di perairan sebelah Selatan Pantai Nirwana dan sebelah Utara pemukiman masyarakat Kelurahan Sulaa, seluas 380 380 m 2 Skenario 2 pada target 60 terumbu karang dan biota unik, memiliki penyebaran solusi terpilih sama dengan skenario 1, yang berbeda adalah penurunan total luas area terpilih menjadi 491 821.41 m atau 38.04 ha. Daerah ini dapat direkomendasikan sebagai ruang ekowisata sesuai 2. Jenis kegiatan ekowisata yang dapat dikembangkan di kawasan terpilih tersebut dengan mengutamakan keindahan bawah laut adalah wisata selam dan wisata satwa biota unik. Penyebaran solusi terpilih skenario 1 disajikan pada Gambar 20. 2 atau 49.18 ha. Penyebaran kawasan paling sesuai berada tepat di perairan Pantai Nirwana seluas 175 429.67 m 2 atau 17.55 ha; sedangkan area terpilih 2 cukup sesuai, di perairan sebelah Selatan Pantai Nirwana dan sebelah Utara pemukiman masyarakat Kelurahan Sulaa, seluas 316 391.74 m 2 Skenario 3 pada target 50 terumbu karang dan biota unik, memiliki penyebaran solusi terpilih sama dengan skenario 1 dan 2. Namun area terpilih di sebelah Selatan Pantai Lakeba semakin kecil seiring dengan penurunan nilai target ekowisata. Total area terpilih pada skenario ini adalah 399 662.45 m atau 31.64 ha lihat Gambar 21. Ruang terpilih skenario 2 ini memiliki total unit biaya sebesar 918. 2 atau 39.97 ha, terdiri atas kawasan ekowisata paling sesuai sesuai 1 berada tepat di perairan Pantai Nirwana seluas 154 731.49 m 2 atau 15.47 ha; kawasan ekowisata sesuai 2 di perairan sebelah Selatan Pantai Nirwana dan sebelah Utara pemukiman masyarakat Kelurahan Sulaa, seluas 244 870.96 m 2 atau 24.49 ha. Total unit biaya yang untuk skenario 3 adalah 793. Kawasan ekowisata terpilih pada skenario 2 ini dapat dilihat pada Gambar 22.