Arus Kondisi Oseanografi Fisika Perairan

2,48 2,53 2,64 2,34 2,29 2,64 2,39 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Betoambari Murhum Wolio Kokalukuna Sorawolio Bungi Lea-lea Ke camatan L a ju P e r tum buha n P e nduduk

4.5. Karakteristik Masyarakat

4.5.1. Perkembangan Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang pesat dapat memberikan peran positif terhadap peningkatan pembangunan, termasuk sektor pariwisata pesisir. Namun sebaliknya, pertambahan penduduk yang signifikan dapat memberikan dampak negatif, seperti peningkatan pemanfaatan dan ekploitasi sumberdaya pesisir. Penduduk Kota Baubau dari waktu ke waktu terus meningkat seiring perkembangan dan kemajuan pembangunan. Menurut hasil Sensus Penduduk SP Tahun 1990, jumlah penduduk 77 224 jiwa; Tahun 2000 bertambah lagi hingga 106 092 jiwa, kemudian Tahun 2008 mencapai 127 743 jiwa. Dengan demikian, rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun selama kurun waktu 10 tahun 1990-2000 sebesar 3.23, dan sedangkan Tahun 2007-2008 sebesar 2.52 BPS Baubau 2009 Data dari BPS Kota Baubau 2009 menunjukan laju pertumbuhan penduduk di kecamatan Wolio, Bungi dan Murhum melampuai angka Kota, masing-masing sebesar 2.64, 2.64 dan 2.53. Sedangkan empat kecamatan lainnya memiliki angka pertumbuhan di bawah angka Kota, dan nilai terendah berada di Kecamatan Sorawolio, yaitu sebesar 2.29. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Baubau tahun 2007-2008 disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 Laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Baubau menurut kecamatan Tahun 2007-2008 Sumber: BPS Baubau 2009

4.5.2. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Wisata Bahari

Persepsi masyarakat lokal terhadap keberadaan wisata bahari dipengaruhi oleh adanya manfaat yang diperoleh dari kunjungan wisatawan. Persepsi masyarakat terhadap ekowisata bahari dan tingkat dukungannya, disajikan pada Tabel 10 berikut: Tabel 10 Persepsi masyarakat terhadap kegiatan wisata bahari No. Uraian Keterangan 1. Pengetahuan tentang wisata bahari Tahu = 64.44 ; Tidak tahu = 35.56 2. Pengetahuan tentang ekowisata Tahu = 17.78 ; Tidak tahu = 82.22 3. Dukungan terhadap wisata bahari berbasis kelestarian lingkungan ekowisata Mendukung = 86.67 ; Tidak mendukung=13.33 4. Alasan dukungan terhadap ekowisata Dapat menjaga kelestarian lingkungan, terumbu karang, dan biota laut, serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat 5. Tingkat pengetahuan terhadap konservasi sumberdaya pesisir Tahu = 44.44 ; Tidak tahu = 55.56 Jumlah responden masyarakat n 45 orang Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang wisata bahari sudah tergolong baik, sebesar 64.44. Pengetahuan 45 responden tentang arti wisata bahari umumnya masih terbatas pada wisata pantai pasir putih. Sedangkan responden yang memandang wisata bahari sebagai wisata selam untuk melihat keindahan bawah laut masih sedikit. Sementara itu, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap wisata bahari yang berbasis konservasi masih sangat rendah, sebesar 17.78. Namun demikian, ketika ditawarkan wisata bahari berbasis kelestarian lingkungan yang dikemas dalam konsep ekowisata, 86.67 masyarakat menyatakan sangat mendukung. Alasan dukungan mereka, cukup bervariasi, antara lain ekowisata dapat menjaga kelestarian lingkungan, terumbu karang, dan biota laut. Selain itu, masyarakat berharap adanya wisata bahari dengan konsep ekowisata, dapat membuka lapangan kerja.