Pembobotan Fitur Konservasi dan Fitur Biaya

Unit peta yang digunakan dalam analisis Marxan adalah degree, maka penentuan pengubah panjang batas pada penelitian ini diujikan dengan lima nilai yakni: 0.001, 0.01, 0.1, 1, dan 10. Dari berbagai variasi nilai tersebut dilihat hasilnya. Dengan menggunakan pengubah panjang batas 1, satuan perencanaan terpilih telah mengelompok. Dengan demikian, dalam penentuan ruang ekowisata yang optimal digunakan nilai pengubah panjang batas 1. Penggunaan nilai tersebut sudah sesuai dengan karakteristik area studi dan tujuan analisis. Hal ini dipertegas dengan pernyataan CIT 2003 bahwa pengubah panjang batas merupakan nilai sewenang-wenang yang diperoleh dari pengujian.

F. Biaya Satuan Perencanaan

Penentuan biaya satuan perencanaan dalam penelitian ini adalah menganggap setiap heksagon mempunyai biaya 1. Biaya satuan perencanaan ini merupakan nilai yang ditempatkan ke daerah tertentu untuk perhitungan nilai total biaya. Untuk meminimalkan total biaya maka analisis Marxan memilih unit perencanaan yang memiliki biaya terendah atau yang paling efisien.

G. Konfigurasi File-file Marxan

Konfigurasi file-file Marxan dilakukan dengan bantuan ekstensi CLUZ. sebelum membuat konfigurasi tersebut, dilakukan tahapan-tahapan diantaranya membuat tabel kosong create blank target table, tabel abundance kosong create blank abundance table from unit theme, file setup CLUZ, memperbaharui file abundance import fields from table to abundance table dan file target. Secara umum proses penyiapan data untuk file-file Marxan terfokus pada 3 buah shapefile yaitu Planning Units Pu.shp, Abundance Habitat.shp, dan biaya Cost.shp. Adapun alur tabulasi file data, tampak pada Gambar 7. File tersebut dihasilkan setelah proses pembuatan heksagon lengkap dengan proses cropping. Ketiga file shapefile tersebut merupakan shapefile heksagon dengan wujud serupa namun berbeda fungsi dan isi tabelnya. Pengolahan 3 buah shapefile dilakukan dengan bantuan CLUZ akan menghasilkan 4 buah file tabular yaitu Abudance.dat, Target.dat , Unit.dat dan Bound.dat yang menjadi input Marxan. Dengan 4 input tersebut maka sudah dapat menjalankan proses Marxan dan menghasilkan sebuah keluaran. Gambar 7. Alur file tabuler untuk Marxan dengan ArcView dan CLUZ Sumber: Darmawan A. dan Andy Darmawan 2007

H. Melihat Hasil Analisis Marxan

Hasil yang diperoleh dari analisis Marxan berupa lima buah file yaitu output1_best . output1_mvbest, output1_sen, output1_ssoln, dan output1_sum. Nama file sebelum underscore _ merupakan bagian yang sesuai dengan nama output yang dimasukkan, sedangkan setelahnya adalah bagian secara otomatis dibuat oleh CLUZ. Best solution yang merupakan hasil konfigurasi terbaik dari proses Marxan ditunjukan dengan file _best, _mvbest adalah tabel evaluasi pencapaian target fitur konservasi, _sen yakni file berisi tentang skenario yang digunakan dan _ssoln, file irreplaceability frekuensi sebuah satuan perencanaan terpilih sebagai best solution.

I. Pembuatan Berbagai Skenario

Keunggulan yang dimiliki Marxan adalah dapat menetapkan berbagai skenario. Dalam penelitian ini, untuk menghasilkan berbagai pilihan solusi penentuan ruang ekowisata bahari yang efisien maka digunakan tiga skenario. Pembuatan skenario tersebut memakai variasi nilai target perlindungan terumbu karang 70 - 50. Menurut Boersma dan Parrish 1999; Franklin et al. 2003; National Research Council 2001; Roberts 2000, persentase target untuk setiap habitat yang harus dilindungi dalam area konservasi perairan adalah sebesar 20 Sementara Lauck et al. 1998; Polacheck 1990 menjelaskan target yang perlu dilindungi adalah 50 . Namun demikian, dalam analisis Marxan perlu menguji nilai target. Sebagai contoh Airamé et al. 2003 menguji target antara 30, 40, and 50 dan Lieberknecht et al. 2004, membuat kisaran targets 10– 40. Tidak hanya itu, ilmuan lain berpendapat target selalu bervariasi berdasarkan kepentingan Geselbracht et al. 2005, sedangkan Smith 2005 menyarankan mengatur target berdasarkan kealamian setiap fitur sebelum kehilangan habitat.

3.5.4. Analisis Potensi Nilai Ekonomi Ekowisata

Analisis potensi nilai ekonomi ekowisata ini dilakukan berdasarkan daya dukung kawasan yang berbasis spasial. Sehingga untuk menduga nilai ekonomi wisata maka terlebih dahulu menghitung daya dukung kawasan DDK dan daya dukung pengembangan ekowisata DDW. Setelah mendapatkan nilai DDK dan DDW, kemudian menghitung berapa besar potensi nilai ekonomi pada beberapa skenario yang dihasilkan dari analisis Marxan, dengan menggunakan metode WTP Willingness to pay dan Total Benefit TB.

A. Analisis Daya Dukung Kawasan

Menurut Yulianda 2007, DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia, menggunakan rumus: Keterangan: DDK = Daya dukung kawasan K = Potensi ekologis pengunjung per-satuan unit area Lp = Luas area panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari. Potensi ekologis pengunjung K adalah kemampuan alam untuk menampung pengunjung berdasarkan jenis kegiatan wisata pada area tertentu. Luas area Lp yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan