Kondisi Umum Pulau Belanda Kondisi Umum Pulau Untung Jawa

organik yang sangat lunak berasal dari pelapukan tumbuh-tumbuhan serta material yang terbawa oleh arus laut dan tertahan pada akar pohon bakau. Secara umum keadaan laut mempunyai kedalaman yang berbeda-beda yaitu berkisar antara 0-40 meter. Hanya ada 2 tempat yang mempunyai kedalaman lebih dari 40 meter, yaitu sekitar pulau payung dan Pulau TikusPulau Pari. Di Kepulauan Seribu tidak dijumpai sumber hidrologi permukaan seperti sungai, dan mata air. Kondisi air tanah sangat tergantung dengan kepadatan vegetasinya. Untuk pulau-pulau yang mempunyai vegetasi yang padat dan mempunyai lapisan tanah yang cukup tebal, maka kondisi air tanah mempunyai kualitas tanah yang baik tawar. Hal tersebut karena vegetasi dan lapisan tanah tersebut menyimpan air tanah yang berasal dari hujan.

4.2 Kondisi Umum Pulau Belanda

Pulau Belanda memiliki luas sekitar 0,46 ha dan secara geografis terletak pada 05 o 36.230’ LS dan 106 o 36.250 BT. Pulau Belanda merupakan pulau yang tidak berpenduduk. Secara administratif, Pulau Belanda termasuk dalam wilayah Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta. Pulau Belanda termasuk dalam wilayah Zona Inti III Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang hanya diperuntukkan bagi perlindungan ekosistem terumbu karang. Berdasarkan pengelolaannya, Pulau Be landa menjadi zona terbatas bagi segala kegiatan, kecuali kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan penelitian ilmiah Dephut 2005. Pantai Pulau Belanda mempunyai dataran terumbu reef flat yang luas di bagian timur, sedangkan pantai bagian barat memiliki dataran terumbu yang sempit dan tanpa tonjolan di bagian tubirnya. Tekanan fisik air laut pada masing- masing sisi pulau berbeda satu sama lain. Bagian sebelah barat merupakan daerah yang relative tenang baik pada musim barat maupun musim timur. Bagian sebelah utara mendapat pengaruh sedang dan cenderung kuat akibat posisinya yang menghadap laut lepas dan adanya pengaruh dari kedua musim. Bagian sebelah selatan terletak pada daerah yang relative terlindung dari pengaruh kedua musim sehingga pengaruh tekanan fisik air sangat rendah. Bagian sebelah timur merupakan daerah yang mendapat tekanan paling kuat karena posisinya menghadap laut lepas dan terutama akibat pengaruh musim timur yang berlangsung lebih lama daripada musim barat.

4.3 Kondisi Umum Pulau Untung Jawa

Pulau Untung Jawa secara administrative termasuk dalam wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta. Pulau Untung Jawa sendiri merupakan ibukota Kelurahan Pulau Untung Jawa dengan luas sekitar 40,1 ha. Kelurahan Pulau Untung Jawa terdiri dari 9 RT dan 3 RW dengan luas wilayah sekitar 111,53 ha yang terdiri dari 15 pulau 5 pulau tenggelam, yaitu: Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Ounrust, Pulau Kayangan, Pulau Bidadari, Pulau Kelor, Pulau Damar Besar, Pulau Damar Kecil, Pulau Nyamuk Kecil dan Pulau Ayer Besar. 5 pulau yang tenggelam yaitu: Pulau Dapur, Pulau Ubi Besar, Pulau Ubi Kecil, Pulau Ayer Kecil dan Pulau Nirwana. Wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa diperuntukan sebagai pulau permukiman, wisata, cagar alam, arkeologi dan rambu-rambu lalu lintas laut dan penghijauan. Penduduk Kelurahan Pulau Untung Jawa pada bulan Juni 2009 berjumlah 1.982 jiwa terdiri atas 1.012 laki- laki dan 970 perempuan. Mata pencaharian utama penduduk pada umumnya nelayan tradisional dengan alat tangkap pancing, bubu dan jaring yang beroperasi di laut Jawa dan wilayah Sumatera. Sebagian penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang, PNS, dan swasta. Pulau Untung Jawa merupakan wilayah permukiman yang belum mempunyai instalasi pengolahan air limbah sehingga hampir semua pembuangan limbah dari aktivitas penduduknya dibuang ke laut. Iklim di Pulau Jawa secara umum sama dengan kondisi iklim wilayah Kepulauan Seribu umumnya yaitu dipengaruhi oleh iklim tropis. Suhu maksimum rata-rata 32,30°C dan suhu minimum rata-rata 21,60°C, dengan perbedaan suhu antara siang dan malam hari tidak terlalu besar. Rata-rata tahunan adalah 27°C, dengan kelembaban udara rata-rata 80. Musim yang dominan di wilayah ini adalah musim Barat dan musim Timur LAPI ITB 2001. Musim Barat berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Pada musim ini, angin berhembus kencang dan arus kuat bergerak dari Barat daya sampai Barat laut disertai hujan yang cukup deras. Kecepatan angin mencapai 0,7-20 knotjam. Akibat arus yang kuat kejernihan air laut menjadi berkurang, kecepatan arus dapat mencapai 4 knotjam dengan tinggi gelombang dapat mencapai 2m LAPI ITB 2001. Musim Timur berlangsung dari bulan Juni sampai dengan September. Angin bertiup dari arah Timur sampai dengan Tenggara dalam kecepatan 0,7-15 knotjam. Musim peralihan terjadi antara bulan April sampai dengan bulan Mei dan dari bulan Oktober sampai dengan bulan November. Keadaan laut pada musim peralihan ini berubah-ubah tetapi relatif cukup tenang LAPI ITB 2001. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Terumbu Karang di Lokasi Penelitian