Manajemen Diri Pada Diabetes

insulin perifer dan menurunkan produksi glukosa hepatik. Tiazolidinedian, yaitu rosiglitazon dan dengan dosis 4 hingga 8 mghari dan pioglitazon dengan dosis 30 hingga 45 mghari dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau insulin. Obat-obat ini menyebabkan retensi air sehingga tidak cocok diberikan pada pasien dengan agagal jantung kongestif. Lispro awitannya segera selama 30-90 menit dan regular crystalline Zinc awitannya 30 menit. NPH itu keruh, suspensi insulin seng kristal, 50 jenuh dengan protamin. Ultralente dan Glargine

D. Manajemen Diri pada Diabetes 1. Definisi Manajemen Diri

Manajemen diri pada diabetes merupakan seperangkat perilaku yang dilakukan oleh individu dengan diabetes untuk mengelola kondisi mereka, termasuk minum obat, mengatur diet, melakukan latihan fisik, pemantauan glukosa darah mandiri, dan mempertahankan perawatan kaki Xu et al., 2010.

2. Manajemen Diri Pada Diabetes

Manajemen diri pada diabetes juga didefinisikan sebagai perilaku manajemen diri yang mencakup pengaturan pola makan, olahraga, pemantauan glukosa darah secara mandiri, dan minum obat, yang secara keseluruhan berhubungan dengan perbaikan yang signifikan dalam mengontrol status metabolik Jones et al., 2003; Sousa et al., 2005; Hunt et al., 2012. Seseorang yang menderita diabetes perlu mengetahui pemahaman dalam pengelolaan penyakitnya. Tugas-tugas dalam manajemen diri yang yang harus diperhatikan adalah, sebagai berikut: a. Diet Diet merupakan faktor utama dalam mengontrol diabetes, yang melibatkan pengendalian berat badan dan perencanaan makan yang sehat untuk pasien DM Harris et al., 2012. Pasien dengan diabetes harus dimotivasi untuk menerapkan perubahan pola hidup yang lebih sehat Amod et al., 2012. Rekomendasi diet bagi penderita diabetes mirip dengan rekomendasi untuk masyarakat umum, misalnya mengurangi gula, lemak jenuh, dan asupan garam Dyson, 2002; Nair, 2007. Meskipun setiap orang memiliki kebutuhan yang sama untuk nutrisi dasar, pasien diabetes akan membutuhkan diet yang lebih terstruktur untuk mencegah hiperglikemia Lemone Burke, 2004; Nair, 2007. b. Aktivitas fisik Aktivitas fisik merupakan faktor dalam mengelola diabetes dan mengontrol kadar glukosa darah yang lebih baik. Sebelum meningkatkan pola aktivitas fisik dari yang biasanya, pasien diabetes harus melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu, untuk menyesuaikan kebutuhan individu dan mempertimbangkan adaptasi latihan terhadap adanya komplikasi diabetes. Latihan fisik dapat membantu meningkatkan sirkulasi, dan mengurangi berat badan Caterson, 2005; Nair, 2007, serta meningkatkan penyerapan glukosa dalam sel otot Pullen, 2000; Nair, 2007, sehingga membantu menurunkan kadar glukosa darah Nair, 2007. c. Medikasi ke tempat pelayanan kesehatan Bagi penderita diabetes tipe 2, kontrol glikemik dapat dipertahankan dengan intervensi non-farmakologis seperti diet, latihan fisik, dan monitoring gula darah mandiri. Namun, sebagian besar penderita diabetes tipe 2 memerlukan pengobatan dengan farmakologi DeCoste Scott, 2004. Diabetes tipe 2 dapat diobati dengan obat tunggal atau kombinasi obat oral dan insulin. Setiap obat diberikan untuk salah satu ketidaknormalan kadar gula darah dan kombinasi dengan perawatan medis yang dapat menormalkan kadar gula darah. Jika terapi oral tidak bekerja, maka terapi insulin satu-satunya cara untuk mengontrol kondisi hiperglikemia. Insulin hanya akan digunakan jika nilai HbA1c lebih dari 6,5 setelah terapi oral maksimal. Insulin harus dikombinasi dengan terapi oral untuk mengurangi risiko hipoglikemia dan peningkatan berat badan Garber et al., 2002; Svartholm Nylander, 2010. d. Kontrol Glukosa Kontrol kadar glukosa darah merupakan bagian dalam manajemen diri pasien dengan diabetes, dan disarankan pada pasien diabetes yang menggunakan terapi obat oral. Monitoring gula darah mandiri bertujuan untuk mencapai penurunan HbA1c dengan tujuan utama mengurangi risiko komplikasi, mengidentifikasi adanya hipoglikemia IDF, 2012, mempertahankan kadar glukosa darah pada 4-6 mmolL sebelum makan preprandial dan tidak di atas 10 mmolL dua jam setelah makan postprandial Diabetes UK, 2006; Nair, 2007. Kontrol glukosa darah didasarkan pada kebutuhan individu, jadwal, dan penggunaan data yang direncanakan. Kontrol gula darah efektif dalam meningkatkan kontrol glikemik pada individu dengan diabetes tipe 2 yang tidak menggunakan insulin Welschen et al, 2005; Hirsch et al, 2008. Monitoring glukosa darah mandiri memberikan informasi mengenai efek terapi, diet dan aktivitas fisik. Pernyataan dari ADA 2009, dalam CPG on Management T2DM, 2009 merekomendasikan bahwa monitoring glukosa darah mandiri harus dilakukan 3 atau 4 kali sehari untuk pasien menggunakan suntikan insulin. Untuk pasien yang menggunakan suntikan insulin tidak sering, terapi non-insulin atau terapi nutrisi medis saja, monitoring glukosa darah mandiri mungkin berguna dalam mencapai kontrol glikemik.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen diri penderita DM tipe 2

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis (TBC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

1 17 116

Hubungan antara nyeri Reumatoid Artritis dengan kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia di Posbindu Karang Mekar wilayah kerja Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan

9 65 127

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

0 7 129

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

0 8 112

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

2 14 112

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUCUK I KABUPATEN KLATEN.

0 2 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

0 0 5

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PU

1 1 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR TAHUN 2016

0 0 130

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGENDALIAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS RAKIT 2 BANJARNEGARA TAHUN 2016

0 0 15