Klasifikasi Diabetes Mellitus Manifestasi Klinis

dari keluarganya. HDFSS terdiri atas 29 pertanyaan dengan alternatif jawaban: 4: selalu, 3: sering, 2: jarang, 1: tidak pernah.

C. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat Price, 2006. Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah diatas kisaran nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mgdl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mgdl Misnadiarly, 2006.

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi diabetes mellitus telah disahkan oleh world health organization WHO dan telah dipakai oleh seluruh dunia. Empat klasifikasi gangguan toleransi glukosa a. Diabates mellitus tipe 1 DM tipe 1 dikenal dengan tipe Juvenileonset dan tipe dependen insulin. Insiden diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru setiap tahunnya dan dibagi dalam dua subtipe : a autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta dan b idiopatik, tanpa bukti adanya autoimun dan tidak diketahui sumbernya. Subtipe ini lebih sering timbul pada etnik keturunan Afrika-Amerika dan Asia. b. Diabetes mellitus tipe 2 DM tipe 2 dikenal sebagai tipe onset maturitas dan tipe nondependen insulin. Insiden diabetes mellitus tipe 2 sebesar 650.000 kasus baru setiap tahunnya. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini. c. Diabetes gestasional GDM Diabetes gestasional dikenal pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4 dari semua kehamilan. Faktor risiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat diabetes gestasional terdahulu. Diabetes kehamilan berisiko tinggi mengalami morbiditas dan mortalitas perinatal dan mempunyai frekuensi kematian janin yang lebih tinggi. Kebanyakan perempuan hamil menjalani penapisan untuk diabetes selama usia kehamilan 24 hingga 28 minggu. d. Tipe tipe lain DM tipe lain, disebabkan karena kelainan genetik fungsi sel beta, kelainan genetik kerja insulin, karena obat atau zat kimia, infeksi dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM. Beberapa hormon seperti hormon pertumbuhan, kortisol, glukagon ddan epineprine bersifat antagonis atau melawn kerja insulin. Kelebihan jumlah hormon-hormon tersebut dapat mengakibatkan DM. Terjadi sebanyak 1-2 dari semua DM Black Hawks, 2006.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Misnadiarly, 2006 gejala dan tanda-tanda dapat digolongkan menjadi gelaja akut dan gejala kronik a. Gejala akut Gejala penyakit DM berbeda-beda dan tidaklah selalu sama. Pada perm ulaan gejala meliputi: Poliphagia banyak makan polidipsia banyak minum, Poliuria banyak kencingsering kencing di malam hari. Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, maka timbul gejala karena kurangnya insulin. Jadi bukan 3P, melainkan 2P polidipsia dan poliuria serta beberapa keluahan lain seperti nafsu makan mulai berkurang, bahkan kadang-kadang timbul rasa mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mgdl, disertai: berat badan turun dengan cepat bisa 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu, mudah lelah, bahkan penderita akan jatuh koma sehingga disebut koma diabetik. Koma diabetik adalah koma akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi diatas 600 mgdl. b. Gejala kronik Gejala kronik diabetes melitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa tebas dikulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.

4. Penatalaksanan Diabetes Mellitus

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis (TBC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

1 17 116

Hubungan antara nyeri Reumatoid Artritis dengan kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia di Posbindu Karang Mekar wilayah kerja Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan

9 65 127

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

0 7 129

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

0 8 112

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

2 14 112

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUCUK I KABUPATEN KLATEN.

0 2 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

0 0 5

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PU

1 1 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR TAHUN 2016

0 0 130

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGENDALIAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS RAKIT 2 BANJARNEGARA TAHUN 2016

0 0 15