Latar Belakang Karakteristik gelombang ultrasonik untuk mendeteksi mutu mentimun jepang (cucumis sativus L.)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran merupakan salah satu produk yang banyak ditemukan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kandungan gizi dalam buah dan sayuran yaitu berupa vitamin, mineral, dan juga serat makanan. Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki banyak jenis buah dan sayuran. Mentimun jepang merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan terutama untuk tujuan ekspor ke negara Jepang atau Eropa. Mentimun jepang atau yang dikenal dengan zhucinni atau kyuri memiliki perbedaan dengan mentimun lokal baik dari warna maupun tekstur buahnya. Saat ini banyak pengusaha hortikultura mengembangkan jenis tanaman ini guna memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Buah mentimun terdapat hampir di seluruh Indonesia. Data produksi mentimun dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat kita lihat bahwa produksi mentimun cukup besar. Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, buah mentimun jepang sering diolah menjadi jenis makanan lainnya seperti asinan. Tabel 1. Data Produksi Mentimun Tahun Produksi ton 1997 489595 1998 506889 1999 431950 2000 423386 2001 431921 2002 406414 2003 514210 2004 477716 2005 552891 2006 598890 2007 581205 2008 540122 2009 583139 Sumber: BPS RI Dalam proses pemasaran, permasalahan yang sering terjadi adalah masyarakat sulit mengetahui mutu buah mentimun dari penampakan luarnya. Hal ini disebabkan karena terkadang buah yang dari luar terlihat baik dengan warna yang baik pula belum tentu buah bagian dalamnya juga baik begitu juga dengan tekstur buah tidak bisa diketahui hanya dengan melihat bagian luar buah. Pemanenan atau pemetikan buah mentimun pada tingkat kematangan tertentu akan sangat berpengaruh terhadap mutu buah mentimun seperti terhadap rasa dan tingkat kekerasan atau kerenyahannya. Pendugaan mutu buah seringkali dilakukan secara manual berdasarkan berat, warna dan ukurannya. Selain cara tersebut cara lain yang digunakan untuk menentukan mutu buah adalah 1 2 dengan metode destruktif. Metode seperti ini juga memiliki kekurangan karena buah yang telah di uji tidak dapat dikemas untuk dikonsumsi. Selain itu dengan metode destruktif tidak dapat diperoleh data mutu secara keseluruhan karena penentuan mutu dilakukan dengan pengambilan contoh dari populasi yang ada. Metode yang sering dilakukan pada saat ini untuk pendugaan tingkat kerenyahan dan mutu buah dapat ditentukan dengan metode non destruktif seperti dengan menggunakan near infrared, jaringan saraf tiruan atau dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Penggunaan gelombang ultrasonik dalam pemutuan buah mentimun sangat diperlukan untuk mengetahui mutu buah dan tingkat kerenyahannya tanpa merusak buah tersebut. Untuk pemasaran buah mentimun jepang, teknologi ini sangat diperlukan agar konsumen tidak kecewa, apalagi untuk kebutuhan ekspor. Gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium fluida dan medium padat. Gelombang ultrasonik dapat menembus bagian dalam mentimun jepang sehingga dapat diketahui sifat akustik dari mentimun jepang. Kecepatan perambatan dari gelombang ultrasonik akan menjadi salah satu parameter untuk mengetahui mutu mentimun jepang. Selain itu terdapat parameter-parameter lain yang dihubungkan dengan sifat fisik-kimia mentimun jepang sehingga diperoleh data untuk menentukan sifat-sifat mentimun jepang.

B. Tujuan Penelitian