2. Hubungan Antara Kecepatan Gelombang Ultrasonik Dengan Massa Jenis
Mentimun Jepang
Gambar 13. Hubungan antara kecepatan dan massa jenis Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepatan gelombang tidak memiliki
korelasi dengan massa jenis. Dari grafik diperoleh persamaan y = 0.098x
2
- 48.305x + 6932.4 dengan R² = 0.2344. Pada analisis sebelumnya massa jenis berbanding lurus dengan umur panen
yaitu semakin lama umur panen maka massa jenis semakin besar. Selain itu korelasi antara umur panen dan kecepatan gelombang tidak terlihat jelas. Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa massa jenis berbanding lurus dengan umur panen namun tidak berkorelasi dengan kecepatan gelombang.
y = 0.098x
2
‐ 48.30x + 6932. R²
= 0.234
975 980
985 990
995 1000
230 235
240 245
250 255
260 265
massa jenis kgm
3
kecepatan ms
3. Hubungan Antara Nilai Atenuasi Gelombang Ultrasonik Dengan Tingkat
Kekerasan Mentimun Jepang
Gelombang ultrasonik yang ditembakkan melalui suatu bahan akan mengalami penurunan energi yang diakibatkan karena adanya penyerapan energi. Besarnya kehilangan energi tersebut
dinyatakan dalam koefisien atenuasi. Dengan mengetahui koefisien atenuasi, maka dapat diketahui karakteristik bahan tersebut.
27
Gambar 14. Hubungan antara atenuasi dan kekerasan Dari grafik hubungan nilai atenuasi dengan tingkat kekerasan bahan diperoleh persamaan
y = 0.126x
2
‐ 3.791x + 48.54 R²
= 0.760 y
= 0.126x
2
‐ 3.791x + 48.54 R²
= 0.760
19.5 20
20.5 21
21.5 22
10 12
14 16
18 20
kekerasan Newton
atenuasi dBm
y = 0.1268x
2
- 3.7919x + 48.541 dengan R² = 0.7602. Berdasarkan grafik tersebut dan dilihat dari persebaran titik-titiknya maka diketahui bahwa hubungan antara koefisien atenuasi dan tingkat
kekerasan buah berbanding terbalik, dimana dengan semakin tingginya koefisien atenuasi maka tingkat kekerasan buah semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeseno 2007 bahwa
semakin tinggi atenuasi menunjukkan kekerasan semakin menurun. Seperti pembahasan sebelumnya buah yang kekerasannya rendah cenderung memiliki kadar
air yang cukup banyak. Dengan demikian gelombang yang merambat pada bahan dalam hal ini mentimun jepang akan melewati dua medium yaitu padatan dan air sehingga akan terjadi lebih
banyak tumbukan. Semakin banyak terjadi tumbukan maka semakin banyak energi gelombang yang hilang. Selain disebabkan oleh tumbukan, medium yang dilewati oleh gelombang seperti air
juga banyak menyerap energi yang melewatinya. Oleh karena itu semakin banyak energi yang hilang maka koefisien atenuasi semakin tinggi.
4. Hubungan Antara Nilai Atenuasi Gelombang Ultrasonik Dengan Massa
Jenis Mentimun Jepang
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai atenuasi yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh medium yang dilewati oleh gelombang, seperti kadar air, viskositas, kandungan serat, kecacatan buah dan
lain-lain. Hubungan antara nilai atenuasi gelombang dapat dilihat pada gambar 15 berikut.
28
y = 0.351x
2
‐ 8.536x + 1036. R²
= 0.526
980 982
984 986
988 990
992 994
996 998
1000
10 12
14 16
18 20
massa jenis
kgm
3
atenuasi dBm
Gambar 15. Hubungan antara atenuasi dan massa jenis Dari gambar 15 dalam grafik di atas, diperoleh persamaan y = 0.3519x
2
- 8.5366x + 1036.9 dengan R² = 0.5267. Nilai atenuasi memiliki korelasi dengan besarnya massa jenis bahan, dari
persebaran titik dalam grafik diketahui bahwa semakin besar koefisien atenuasi maka semakin besar massa jenisnya. Besarnya massa jenis menunjukkan kerapatan yang semakin tinggi sehingga
energi yang ditransmisikan semakin sedikit. Hal ini menyebabkan koefisien atenuasi semakin meningkat. Dengan semakin besarnya massa jenis maka umur panen juga semakin lama. Dengan
kata lain, semakin lama umur panen maka semakin besar koefisien atenuasi.
5. Hubungan Antara Nilai Zero Moment Gelombang Ultrasonik dengan