Tujuan Penelitian Mentimun Jepang cucumis sativus L

2 dengan metode destruktif. Metode seperti ini juga memiliki kekurangan karena buah yang telah di uji tidak dapat dikemas untuk dikonsumsi. Selain itu dengan metode destruktif tidak dapat diperoleh data mutu secara keseluruhan karena penentuan mutu dilakukan dengan pengambilan contoh dari populasi yang ada. Metode yang sering dilakukan pada saat ini untuk pendugaan tingkat kerenyahan dan mutu buah dapat ditentukan dengan metode non destruktif seperti dengan menggunakan near infrared, jaringan saraf tiruan atau dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Penggunaan gelombang ultrasonik dalam pemutuan buah mentimun sangat diperlukan untuk mengetahui mutu buah dan tingkat kerenyahannya tanpa merusak buah tersebut. Untuk pemasaran buah mentimun jepang, teknologi ini sangat diperlukan agar konsumen tidak kecewa, apalagi untuk kebutuhan ekspor. Gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium fluida dan medium padat. Gelombang ultrasonik dapat menembus bagian dalam mentimun jepang sehingga dapat diketahui sifat akustik dari mentimun jepang. Kecepatan perambatan dari gelombang ultrasonik akan menjadi salah satu parameter untuk mengetahui mutu mentimun jepang. Selain itu terdapat parameter-parameter lain yang dihubungkan dengan sifat fisik-kimia mentimun jepang sehingga diperoleh data untuk menentukan sifat-sifat mentimun jepang.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik gelombang ultrasonik untuk penentuan mutu mentimun jepang dengan uraian berikut: 1. Untuk menentukan sifat gelombang ultrasonik mentimun jepang 2. Mengkaji hubungan sifat gelombang ultrasonik mentimun jepang dan sifat fisiko kimia mentimun jepang sehingga bisa digunakan sebagai landasan penentuan mutu mentimun jepang. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mentimun Jepang cucumis sativus L

Mentimun jepang banyak dikenal oleh pedagang sayuran karena nilai ekonomis yang tinggi. Mentimun jepang memiliki beberapa perbedaan dengan mentimun lokal baik dalam hal warna, rasa dan tekstur buahnya. Mentimun jepang memiliki warna buah hijau pekat seperti pada gambar 1, rasa yang lebih manis dan tekstur buah yang lebih renyah. Hal lain yang membedakan mentimun jepang dengan mentimun lokal adalah umur panen yang lebih cepat. Gambar 1. Mentimun Jepang Tanaman mentimun berasal dari India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Di kawasan ini ditemukan jenis mentimun liar yaitu Cucumis Hardwichii Royle yang jumlah kromosom sepasang n=14 padahal jumlah kromosom mentimun pada umumnya adalah 2n =2x = 24. Sumber genetik timun yang lain ditemukan di Afrika Selatan. Dari India dan Afrika selatan tanaman mentimun meluas ke daerah Mediterania. Mentimun jepang merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak ditemukan di pasaran lokal. Tanaman mentimun adalah tanaman semusim yang menjalar atau memanjat dengan alat pemegang berbentuk pilin ataupun spiral. Daun tanaman mentimun kasar dan berwarna hijau, berjari tiga hingga tujuh. Bunganya merupakan bunga tunggal berbentuk lonceng dan bewarna kuning. Tanaman mentimun jepang dapat tumbuh di tempat yang ketinggiannya kira-kira 200-800 m dpl. Pertumbuhan optimal pada mentimun jepang ini terjadi pada penanaman di ketinggian 400 m dpl. Selain ketinggian, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun jepang adalah tekstur tanah. Untuk tanaman ini tekstur tanah yang sesuai adalah tanah dengan kadar liat rendah dan pH sekitar 6-7. Tanaman mentimun juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dengan suhu 21 C – 26.7 C. Pembudidayaan tanaman mentimun baik dilakukan pada akhir musim hujan atau pada awal musim kemarau. Penanaman dapat dilakukan dengan penanaman biji secara langsung atau dengan pemindahan bibit dari persemaian. Dalam pertumbuhannya tanaman timun sering diserang oleh hama dan penyakit. Beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman mentimun adalah sebagai berikut. 1. Oteng-oteng atau Kutu Kuya Aulocophora similis Oliver. 3 Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian: Natural BVR atau PESTONA. 2. Ulat Tanah Agrotis ipsilon Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar. 3. Lalat buah Dacus cucurbitae Coq. Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT. 4. Kutu daun Aphis gossypii Clover Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA Sedangkan jenis penyakit yang sering menyerang tanaman mentimun adalah 1. Busuk daun Downy mildew Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 2. Penyakit tepung Powdery mildew Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 3. Antraknose Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 4. Bercak daun bersudut Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 5. Virus Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus TBSV; Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae. 6. Kudis Scab Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti 4 karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. 7. Busuk buah Penyebab : cendawan 1 Phytium aphinadermatum Edson Fizt.; 2 Phytopthora sp., Fusarium sp.; 3 Rhizophus sp., 4 Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : 1 Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; 2 Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; 3 Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; 4 Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam. Tanaman mentimun dapat dipanen dalam 1.5 bulan. Pemungutan hasil dapat dilakukan dalam waktu kurang dari sebulan. Buah yang dapat dipungut adalah buah yang sudah besar namun tidak terlalu tua. Tanaman mentimun jepang dikelompokkan berdasarkan klasifikasi berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Family : Cucurbitaceae Genus : Cucumis Species : Cucumis Sativus L. Mentimun jepang memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh kita. Mentimun jepang banyak mengandung vitamin A, B dan vitamin C, selain itu mentimun juga mengandung sedikit saponin, enzim pencernaan, glutathione, protein, dan karbohidrat. Mentimun dapat digunakan sebagai penyegar badan, penyejuk, menghaluskan dan melemaskan kulit. Tabel 2. Kandungan gizi dalam 100 gram mentimun Komponen Jumlah kandungan Protein 0,6 g Lemak 0.2 g Karbohidrat 2.4 g Serat 0.5 g Abu 0.4 g Kalsium 19 mg Fosfor 12 mg Kalium 122 mg Zat besi 0.4 mg Natrium 5 mg Vitamin B1 0.02 mg Vitamin B2 0.02 mg Niacin 0.1 Vitamin C 10 mg Sumber : Direktorat Gizi Depkes R.I 1981 5 Mentimun jepang biasanya dikonsumsi sebagai lalapan, namun banyak juga olahan makanan yang dibuat dengan bahan dasar mentimun seperti asinan mentimun dan minuman sari mentimun. Mentimun yang baik adalah mentimun yang segar, muda, berwarna cemerlang, dan tidak lunak. Mentimun jepang banyak diekspor ke luar negeri terutama ke negara Jepang. Permintaan pasar Jepang terhadap mentimun rata-rata 50.000 ton per tahun. Mutu mentimun jepang yang harus dipenuhi sesuai dengan permintaan konsumen menurut petani mentimun yaitu warna mentimun jepang harus hijau pekat, bentuknya lurus dan pada bagian kulit tidak ada cacat serta tingkat kekerasan yang renyah.

B. Gelombang Ultrasonik