Nilai moment zero dari gelombang ultrasonik sebanding dengan nilai atenuasi gelombang ultrasonik. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai moment zero berkisar antara 27.2-33.6. Nilai
moment zero terbesar diperoleh dari hasil penghitungan data pada mentimun yang umur panennya 45 hari sedangkan nilai terkecil diperoleh dari mentimun dengan umur panen 35 hari.
D. Hubungan Antara Sifat Fisiko Kimia dengan Umur Panen Mentimun
Jepang 1.
Hubungan antara tingkat kekerasan buah dan umur panen
Pada beberapa produk pertanian tingkat kematangan buah dapat ditentukan dengan melihat tingkat kekerasannya. Hubungan antara tingkat kematangan buah dan tingkat kekerasan mentimun
jepang dapat dilihat pada gambar 6 berikut.
Gambar 6. Hubungan antara umur panen dan kekerasan Dari grafik di atas dilihat bahwa tingkat kekerasan tidak berkorelasi dengan umur panen
buah. Persamaan yang diperoleh dari grafik adalah y = 0.2352x + 12.995 dengan R² = 0.4541. Berbeda dengan pernyataan Soeseno 2007 dimana dengan semakin matang buah pisang, maka
tingkat kekerasan akan semakin menurun. Tingkat kekerasan dipengaruhi oleh banyaknya turgor dari sel-sel mentimun jepang yang masih hidup, sedangkan pada mentimun jepang pertumbuhan
turgor tidak menentu sehingga tingkat kekerasannya juga tidak dipengaruhi oleh umur panen. y
= 0.235x + 12.99 R²
= 0.454
13 15
17 19
21 23
25 27
29
20 25
30 35
40 45
50
kekerasan N
umur panen hari
2. Hubungan antara total padatan terlarut dengan umur panen buah
Kandungan total padatan terlarut TPT dari mentimun jepang berbeda pada setiap umur panen yang berbeda. Hubungan antara dua parameter tersebut dapat dilihat pada gambar 7 berikut.
20
Gambar 7. Hubungan antara umur panen dan nilai TPT Dari grafik di atas diperoleh persamaan sebagai berikut y = -0.5314x
2
+ 37.408x + 372.94 dengan R² = 0.9009 . Persamaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara umur
panen dan jumlah total padatan terlarut TPT pada mentimun jepang. Semakin lama umur panen mentimun jepang maka akan semakin besar kandungan total padatan terlarutnya. Dalam mentimun
yang sudah tua kandungan padatan yang terlarut dalam air semakin banyak. Contoh utama padatan yang larut dalam air adalah gula sehingga dengan semakin matang buah maka rasanya akan
semakin manis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Djamila 2010 yaitu dengan semakin bertambahnya umur panen buah naga maka jumlah
kandungan TPT juga semakin meningkat. selain itu pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan Soeseno 2007 bahwa dengan semakin matang buah pisang maka TPT akan semakin
meningkat. y
= ‐0.531x
2
+ 37.40x + 372.9
R² = 0.900
600.00 700.00
800.00 900.00
1000.00 1100.00
1200.00 1300.00
20 25
30 35
40 45
50
TPT Brix
umur panen hari
3. Hubungan antara massa jenis dengan umur panen buah
Massa jenis merupakan hasil pembagian antara massa dan volume, sehingga semakin besar massa suatu bahan maka massa jenis juga akan semakin besar. Pada penelitian ini dikaji hubungan
antara umur panen buah dengan massa jenis. Grafik hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 8 berikut.
21
y = ‐0.531x
2
+ 37.40x + 372.9
R² = 0.900
600.00 700.00
800.00 900.00
1000.00 1100.00
1200.00 1300.00
20 25
30 35
40 45
50
massa jenis
kgm
3
umur panen hari
Gambar 8. Hubungan antara umur panen dan massa jenis Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin lama umur panen mentimun jepang
maka massa jenis juga akan semakin meningkat. Persamaan polinomial yang diperoleh berdasarkan grafik yaitu y = -0.5314x
2
+ 37.408x + 372.94 dengan R² = 0.9009. Dari koefisien korelasi yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa antara kedua parameter yaitu umur panen dan
massa jenis memiliki korelasi yang kuat. Buah yang dipanen pada umur yang lebih lama akan memiliki massa jenis yang semakin besar. Pembentukan sel-sel mentimun akan lebih sempurna
jika dipanen lebih lama sehingga tingkat kerapatan mentimun jepang juga semakin besar.
E. Hubungan Antara Sifat-Sifat Gelombang Ultrasonik Dengan Umur Panen