Hubungan atenuasi gelombang ultrasonik dengan umur panen mentimun Hubungan moment zero dengan umur panen mentimun jepang

Gambar 9. Hubungan antara umur panen dan kecepatan gelombang Grafik hubungan antara umur panen dengan kecepatan gelombang ultrasonik dapat dilihat pada gambar 9. Dari grafik diperoleh persamaan polynomial y = 3.9327x + 116.02 dengan R² = 0.6512. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa dengan semakin lamanya mentimun jepang dipanen maka kecepatan gelombang ultrasonik juga semakin tinggi. Gelombang ultrasonik lebih cepat merambat pada medium padat dibandingkan pada medium cair atau gas. y = 3.932x + 116.0 R² = 0.651 120.00 170.00 220.00 270.00 320.00 370.00 420.00 470.00 20 25 30 35 40 45 50 kecepatan ms umur panen hari

2. Hubungan atenuasi gelombang ultrasonik dengan umur panen mentimun

jepang Dalam proses perambatan gelombang ultrasonik pada bahan akan terjadi kehilangan energi yang disebut atenuasi. Kehilangan energi tersebut dikarenakan pada saat perambatan gelombang ultrasonik di dalam bahan terjadi penyerapan energi oleh bahan. Atenuasi juga dipengaruhi oleh jenis medium perantara dan reaksi yang terjadi saat gelombang berada pada ambang batas medium. 23 Gambar 10. Hubungan antara umur panen dan atenuasi Buah yang dipanen pada umur panen berbeda akan memiliki kadar air berbeda pula. Dilihat dari gambar 10, persamaan yang menghubungkan dua parameter yaitu umur panen dan koefisien atenuasi adalah y = 0.0688x 2 - 4.596x + 80.523 dengan R² = 0.526 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang lemah antar kedua parameter. Dengan bertambahnya umur panen maka koefisien atenuasi semakin meningkat. hal ini didukung oleh pernyataan Djamila 2010 bahwa semakin bertambah umur panen buah naga maka koefisien atenusi juga meningkat. Semakin lama umur panen maka pembentukan komponen buah akan semakin kompleks sehingga lebih banyak terjadi peristiwa gelombang seperti pembiasan dan pemantulan pada batas antara medium yang berbeda. Dengan demikian semakin banyak energi yang tidak dapat diteruskan sehingga koefisien atenuasi semakin meningkat. y = 0.068x 2 ‐ 4.596x + 80.52 R² = 0.526 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 20 25 30 35 40 45 50 atenuasi dBm umur panen hari

3. Hubungan moment zero dengan umur panen mentimun jepang

Untuk mengetahui besarnya nilai moment zero maka digunakan program matlab untuk mentransformasikan data-data amplitudo dan waktu hasil keluaran oscioloscope dengan menggunakan Fast Fourier Transform atau FFT. 24 Gambar 11. Hubungan antara umur panen dan Moment Zero Berdasarkan grafik pada gambar 11 di atas, diperoleh persamaan polynomial dengan y = 0.1373x 2 - 9.2109x + 172.7 dengan R² = 0.5967 . Dari koefisien korelasi yang diperoleh diketahui bahwa terdapat korelasi antara umur panen mentimun jepang dengan nilai moment zero. Persebaran titik dalam grafik menunjukkan bahwa semakin meningkatnya umur panen mentimun jepang, maka nilai moment zero semakin menurun. Dengan begitu mentimun jepang yang lebih muda nilai moment zeronya besar, hal ini berarti jumlah energi yang ditransmisikan ke mentimun muda lebih besar. Soeseno 2007 menyatakan hal yang sama yaitu moment zero menurun dengan meningkatnya tingkat kematangan buah pisang. y = 0.137x 2 ‐ 9.210x + 172.7 R² = 0.596 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 20 25 30 35 40 45 50 momen zero umur panen hari

F. Hubungan Antara Parameter Akustik Gelombang Ultrasonik Terhadap