Analisis Frekuensi Panjang TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Alat Tangkap Ikan Ekor Kuning

Alat tangkap yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan karang di Kepulauan Seribu adalah jaring muroami Lampiran . Menurut Subani dan Barus , muroami berasal dari kata muro yang merupakan jenis ikan Carangidae dan ami yang berarti alat. Jika dilihat dari pengoperasiannya, muroami dapat digolongkan ke dalam drive­in­net atau alat tangkap dengan penggiring. Berdasarkan klasifikasi alat tangkap menurut Brandt , muroami termasuk dalam drive­in net, dimana ikan ditangkap dengan cara menggiring ikan ke dalam alat tangkap jenis apa saja. Alat tangkap terdiri dari suatu konstruksi alat yang tetap stasioner , ikan digiring kedalamnya oleh nelayan yang berenang atau menyelam maupun dengan menggunakan tali penggiring. Menurut Subani dan Barus , satu unit alat tangkap muroami terdiri atas beberapa bagian, yaitu: Bagian jaring, terdiri atas kaki panjang, kaki pendek, dan kantong Lampiran . Pelampung, terdiri atas pelampung yang terdapat pada tali ris atas dan tali ris bawah Lampiran . Di bagian tertentu pada tali ris atas, diikatkan pelampung‐ pelampung kecil yang merupakan pelampung tetap. Pelampung tetap juga dipasang pada bagian atas mulut kantong. Selain itu, di atas mulut kantong dipasang pelampung dari bola gelas dan bambu. Kedua pelampung ini hanya dipasang pada waktu operasi penangkapan berlangsung. Pemberat, pemberat dari batu diletakkan pada bagian tali ris bawah dan pada bagian bawah mulut kantong Lampiran . Selain itu, pada saat operasional alat di bagian depan kaki dilengkapi dengan jangkar. Penggiring atau scare line terbuat dari tali sepanjang ± m. Pada salah satu ujung diikatkan pelampung bambu, sedangkan pada ujung yang lainnya diikatkan alat yang menghasilkan bunyi‐bunyian dari gelang‐gelang besi. Pada sepanjang tali pengiring dilengkapi dengan daun‐daun nyiur atau terkadang kain putih. Jumlah alat pengusir disesuaikan dengan jumlah orang yang bertugas sebagai penggiring Lampiran .

2.3. Analisis Frekuensi Panjang

Pengkajian stok ikan fish stock assessment pada intinya memerlukan data komposisi umur. Pada perairan beriklim sedang, data komposisi umur biasanya dapat diperoleh melalui perhitungan terhadap lingkaran‐lingkaran tahunan pada bagian‐ bagian keras seperti sisik dan otolith. Lingkaran‐lingkaran ini dibentuk karena adanya fluktuasi yang kuat dalam berbagai kondisi lingkungan dari musim panas ke musim dingin dan sebaliknya. Pada daerah tropis tidak terjadi perubahan musim yang sangat mencolok, oleh karena itu penggunaan lingkaran‐lingkaran musiman untuk menentukan umur sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin dilakukan. Sejumlah metode penentuan umur telah dikembangkan dengan menggunakan sejumlah struktur yang lebih lembut dengan menggunakan lingkaran‐lingkaran harian untuk menghitung umur ikan dan jumlah hari. Namun, metode ini memerlukan peralatan khusus yang relatif mahal dan tidak mungkin dapat diaplikasikan diberbagai tempat. Beberapa metode numerik telah dikembangkan yang memungkinkan dilakukannya konversi atas data frekuensi panjang ke dalam komposisi umur. Oleh karena itu, kompromi yang paling baik bagi pengkajian stok spesies tropis adalah analisis sejumlah data frekuensi panjang. Data frekuensi panjang yang dijadikan contoh dan dianalisa dengan benar dapat memperkirakan parameter pertumbuhan yang digunakan dalam pendugaan stok spesies tunggal Pauly . Analisa frekuensi panjang digunakan untuk menentukan kelompok ukuran ikan yang didasarkan kepada anggapan bahwa frekuensi panjang individu dalam suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti sebaran normal Effendie . Sejumlah data komposisi panjang dapat digunakan untuk melihat komposisi tangkapan. Panjang ikan dapat ditentukan dengan mudah dan cepat dalam investigasi di lapangan, karena panjang ikan dari umur yang sama cenderung membentuk suatu distribusi normal sehingga umur bisa ditentukan dari distribusi frekuensi panjang melalui analisis kelompok umur. Kelompok umur bisa diketahui dengan mengelompokkan ikan dalam kelas‐kelas panjang dan menggunakan modus panjang kelas tersebut untuk mewakili panjang kelompok umur. asil identifikasi kelompok umur dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan dan laju pertumbuhan Busacker et al. in Schreck and Moyle . Ketika suatu contoh besar yang tidak bias diambil dari suatu stok ikan atau invertebrata, panjang masing‐masing individu bisa diukur dan digambarkan sebagai diagram frekuensi panjang. Jika pemijahan terjadi sebagai suatu peristiwa diskret, hal ini akan menghasilkan kelompok ukuran atau kelas yang berbeda yang dibuktikan dengan puncak atau modus pada distribusi frekuensi panjang King .

2.4. Pertumbuhan