2.8. Musim Penangkapan Ikan di Kepulauan Seribu
Penangkapan ikan ekor kuning dapat dilakukan sepanjang tahun, namun karena fenomena dan kondisi alam tertentu maka kelimpahan hasil tangkapan antara satu
musim dengan musim lainnya sangat berbeda. Pada musim barat, angin cenderung bertiup kencang dan banyak uap air, sehingga kondisi perairan di Kepulauan Seribu
dan sekitarnya bergelombang besar serta sering disertai hujan. Umumnya pada musim ini para nelayan cenderung untuk mengurangi aktifitas penangkapan ikan dan
musim ini dikenal dengan musim paceklik. Sebaliknya pada musim timur, angin bertiup relatif lemah dan udara yang relatif kering sehingga pada musim ini kondisi
perairan relatif tenang. Pada musim ini para nelayan kembali meningkatkan aktivitas penangkapan. Perbedaan jumlah upaya effort antar musim penangkapan dengan
musim paceklik memiliki pengaruh yang tidak dapat diabaikan sehingga dalam menganalisis hasil tangkapan diperlukan informasi hari aktif nelayan melaut setiap
bulannya Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Propinsi DK Jakarta
b
.
2.9. Tangkapan Per Satuan Upaya TPSU
Tangkapan per satuan upaya merupakan jumlah atau bobot hasil tangkap yang diperoleh dari satuan alat tangkap atau dalam waktu tertentu, yang merupakan indeks
kelimpahan suatu stok ikan UU No. tahun . Tangkapan per satuan upaya
dipengaruhi oleh satuan waktu, besarnya stok, kegiatan penangkapan, dan kondisi lingkungan di daerah penangkapan ikan. Apabila satuan waktu yang digunakan adalah
tahun, perubahan kondisi lingkungan perairan dalam satu tahun tertentu memiliki kecenderungan pola yang sama pada tahun‐tahun berikutnya Damayanti
. Dengan demikian tangkapan per satuan upaya tahunan dipengaruhi oleh
besarnya stok dan kegiatan penangkapan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk upaya tangkap. Oleh karena itu, kajian tangkapan per satuan upaya dapat memberikan
petunjuk perubahan stok akibat kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan tersebut
Damayanti .
2.10. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Menurut FAO in Widodo Suadi
, pengelolaan perikanan adalah proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,
konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturan‐ aturan main dibidang ikan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas
sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Pengelolaan sumberdaya perikanan saat ini menuntut perhatian penuh dikarenakan oleh semakin
meningkatnya tekanan eksploitasi terhadap berbagai stok ikan Widodo Suadi
. Tujuan utama pengelolaan perikanan adalah untuk menjamin produksi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu dari berbagai stok ikan resource conservation ,
terutama melalui berbagai tindakan pengaturan regulations dan pengkayaan
enhancement yang meningkatkan kehidupan sosial nelayan dan sukses ekonomi bagi
industri yang didasarkan pada stok ikan Widodo .
Pengelolaan sumberdaya perikanan berdasarkan kriteria sumberdaya dapat dilakukan dengan cara penetapan musim atau penutupan daerah penangkapan secara
sementara untuk membatasi ukuran dan umur ketika ditangkap. Penutupan musim harus didasarkan atas bukti‐bukti ilmiah yang dapat membuktikan kondisi umum yang
terjadi dan pendekatan penetapan jumlah kapal, kuota untuk membatasi jumlah upaya penangkapan serta jumlah ikan yang ditangkap. Langkah implementasi tersebut dapat
ditempuh melalui :
pengelolaan sumberdaya dengan penetapan pajak; subsidi;
pembatasan impor; dan promosi ekspor. Menurut Satria
, ada dua kategori sistem pengelolaan penangkapan ikan, yaitu:
Pembatasan input yang terdiri atas jumlah pelaku, jumlah dan jenis kapal, serta jenis alat tangkap,
Pembatasan output, dalam hal pembatasan jumlah tangkapan bagi setiap pelaku berdasarkan kuota
Pengelolaan sumberdaya alam dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pengelolaan berbasis pemerintah dan pengelolaan berbasis masyarakat. Kedua
pendekatan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing‐masing. Gabungan dari kedua pendekatan tersebut disebut co management Ditjen Bangda
. Co
management adalah pembagian peran, tanggung jawab serta wewenang antara pemerintah dan pengguna sumberdaya perikanan di dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya perikanan. Konsep co management diperlukan untuk menambah keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dan
partisipasi pemegang kepentingan Pomeroy and Williamns
in Nikijuluw .
Selain itu yaitu Beddington dan Retting in Nikijuluw
berpendapat bahwa kegagalan pengelolaan sumberdaya perikanan adalah strategi pendekatan yang
bersifat parsial atau hanya tertuju pada strategi tertentu. Menurutnya, pengelolaan harus dilakukan secara menyeluruh dengan mengimplementasikan beberapa
pendekatan. Pilihan manajemen perikanan sangat tergantung pada kekhasan, situasi, dan kondisi perikanan yang dikelola serta pengelolaannya Nikijuluw
.
14
3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan kan PP Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pengambilan data primer berupa pengukuran
panjang dan berat ikan contoh yang ditangkap di perairan Kepulauan Seribu dan didaratkan di PP Pulau Pramuka dilakukan mulai tanggal Maret sampai Mei
dengan interval waktu pengambilan setiap bulan. Selanjutnya, pengumpulan data sekunder dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni
. Fokus utama penelitian adalah para nelayan yang menangkap ikan ekor kuning
di Perairan Kepulauan Seribu Lampiran dengan menggunakan alat tangkap yang dominan yaitu muroami di daerah sekitarnya dan mendaratkan hasil tangkapannya di
PP Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Dasar pertimbangan pemilihan PP Pulau Pramuka sebagai lokasi penelitian karena PP tersebut merupakan satu‐satunya
Pangkalan Pendaratan kan yang berlokasi di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu sehingga diharapkan informasinya dapat mewakili dan mencerminkan upaya
pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain penggaris cm dengan ketelitian , cm,
timbangan berkapasitas gram dengan ketelitian , gram, kamera digital, alat
tulis. Bahan yang digunakan antara lain peta lokasi penelitian, data sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang mendukung penelitian Lampiran .
3.3. Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara
terhadap nelayan berdasarkan kuisioner Lampiran , sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir,
dokumen atau literatur yang mendukung penelitian. kan contoh ditangkap dengan jaring muroami yang terdiri dari tiga bagian yaitu: mulut, badan, dan kantong. Ukuran
mata jaring yang digunakan pada bagian mulut sebesar inchi , cm , bagian badan