Menentukan nilai tengah kelas bagi masing‐masing kelas dengan merata‐ratakan limit kelas.
Menetukan frekuensi bagi masing‐masing kelas. Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam masing‐masing kelas,
diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya. Dari grafik tersebut dapat terlihat jumlah puncak yang menggambarkan jumlah kelompok umur
kohort yang ada. Dapat terlihat juga pergeseran distribusi kelas panjang setiap bulannya. Pergeseran sebaran frekuensi panjang menggambarkan jumlah kelompok
umur kohort yang ada. Bila terjadi pergeseran modus sebaran frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kohort. Bila terdapat lebih dari satu kohort, maka
dilakuakn pemisahan distribusi normal. Menurut Sparre dan Venema
, metode yang dapat digunakan untuk memisahkan distribusi komposit ke dalam distribusi
normal adalah metode Bhattacharya in Sparre dan Venema
dengan
bantuan software program FSAT .
3.4.2. Parameter pertumbuhan L
∞
, K dan t
Plot Ford‐Walford merupakan salah satu metode paling sederhana dalam menduga persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dengan interval waktu
pengambilan contoh yang sama Sparre dan Venema . Persamaan pertumbuhan
Von Bertalanffy dapat dinyatakan sebagai berikut :
L
t
adalah panjang ikan pada saat umur t satuan waktu , L
∞
adalah panjang maksimum
secara teoritis panjang asimtotik , K adalah koefisien pertumbuhan per satuan waktu , t adalah umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol. Untuk t sama
dengan nol, persamaan dapat ditulis menjadi :
sehingga
Untuk t sama dengan t+ dan t sama dengan t, persamaan bagi L
t+
‐L
t
menjadi :
sehingga
Substitusikan persamaan ke persamaan diperoleh :
sehingga
L
t
dan L
t+
merupakan panjang ikan pada saat t dan panjang ikan yang dipisahkan oleh interval waktu yang konstan =tahun, bulan, atau minggu Pauly
. Persamaan dapat diduga dengan persamaan regresi linear dan jika L
t
sebagai absis diplotkan terhadap L
t+
sebagai ordinat maka garis lurus yang dibentuk akan memiliki kemiringan slope sama dengan
dan titik potong dengan absis sama dengan
Dengan demikian, nilai K dan L
∞
diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol dapat diduga secara terpisah menggunakan persamaan empiris Pauly Pauly
:
3.4.3. Hubungan panjang berat
ubungan panjang berat digambarkan dalam dua bentuk yaitu isometrik dan alometrik ile
in Effendie . Untuk kedua pola ini berlaku persamaan :
W = a L
b
Jika dilinearkan melalui transformasi logaritma, maka diperoleh persamaan :
Log W = Log a + b Log L
Untuk mendapatkan parameter a dan b, digunakan analisis regresi linier sederhana dengan Log W sebagai ’y’ dan Log L sebagai ’x’.
Untuk menguji nilai b= atau b ≠ b , pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang atau b , pertambahan panjang lebih cepat dari pada
pertambahan berat dilakukan uji‐t Sukimin et al. , dengan hipotesis :
: = , hubungan panjang dengan berat adalah isometrik : ≠ , hubungan panjang dengan berat adalah allometrik
Allometrik positif, jika b pertambahan berat lebih dari pada pertambahan panjang dan allometrik negatif, jika b pertambahan panjang lebih cepat dari pada
pertambahan berat .
t
hitung
=
1 1
Sb b
b −
b adalah nilai b hubungan dari panjang berat , b adalah , dan Sb adalah simpangan koefisien b.
Selanjutnya, nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada selang kepercayaan . Kemudian untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan, kaidah keputusan yang
diambil mengacu pada Nasoetion Barizi yaitu : jika t
hitung
t
tabel
maka tolak hipotesis nol dan jika t
hitung
t
tabel
maka gagal tolak hipotesis nol .
3.4.4. Tangkapan per satuan upaya