Pengukuran pH Apriyantono et al. 1989 Pengukuran Berat Kering Miselium Gourama dan Bullerman 1995

V : Volume pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel ekstrak akhir µ l W : Volume sampel ml Fp : Faktor pengenceran

12. Pengukuran pH Apriyantono et al. 1989

Nilai pH diukur menggunakan alat pHmeter yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan buffer pH 4 dan 7. Elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan tissue. Elektroda yang sudah kering dicelupkan ke dalam sampel, sehingga beberapa saat kemudian diperoleh pembacaan yang stabil.

13. Pengukuran Berat Kering Miselium Gourama dan Bullerman 1995

Miselium kapang disaring menggunakan kertas saring berdiameter 11 cm sudah dikeringkan terlebih dahulu menggunakan alat penyaring vakum lalu dicuci dua kali dengan akuades dan dikeringkan pada oven suhu 105 o C sampai berat konstan. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Kapang dan Khamir Ragi Tape Berdasarkan hasil pengumpulan sampel ragi tape, terlihat bahwa masing- masing daerah memiliki produk ragi tape tersendiri, kecuali ragi tape NKL yang dapat ditemukan di tiga wilayah di pulau Jawa yaitu Semarang, Yogyakarta dan Madiun. Sebanyak 13 sampel ragi tape telah berhasil diisolasi kandungan mikroorganismenya dan diperoleh sebanyak 24 isolat kapang dan 13 isolat khamir yang dapat dikelompokkan menjadi 5 Genus yaitu MucorChlamydomucor, Rhizopus, Aspergillus, Saccharomycopsis dan Saccharomyces. Selanjutnya dilakukan identifikasi kapang lebih lanjut sampai ke tingkat spesies kecuali Genus Aspergillus, sedangkan identifikasi khamir hanya sampai tingkatan Genus mengingat keterbatasan uji-uji fisiologis yang dilakukan. Hasil isolasi dan identifikasi kapang dan khamir dari ragi tape secara lengkap terangkum dalam Tabel 4. Sedangkan karakteristik dan hasil pengamatan secara makroskopis dari isolat kapang dan khamir dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 serta Gambar 5 dan 6. Tabel 4. Hasil isolasi dan identifikasi kapang dan khamir ragi tape Asal Daerah Nama Ragi Isolat Kapang dan Khamir Kereta Kencana Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii, Saccharomycopsis sp 2. Gunung Chlamydomucor oryzae., Rhizopus nigricans . DKI Jakarta Tanpa Merek Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii, Rhizopus arrhizus. Cakra Matahari Rhizopus oryzae., Saccharomycopsis sp 1. Berlian Chlamydomucor oryzae., Rhizopus oryzae, Saccharomycopsis sp 1. Bandung Sae Super Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp 1. Gedang Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii, Saccharomycopsis sp 2. Semarang Na Kok Liong NKL Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp. 1, Saccharomyces sp. Rembang Sidojoyo Chlamydomucor oryzae, grup Aspergillus niger, Aspergillus sp, Saccharomycopsis sp 1. MK Kalasan Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii Yogyakarta NKL Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii, Saccharomycopsis sp 1., Saccharomyces sp. NKL Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp 2., Saccharomyces sp. Madiun Tanpa Merek Mucor rouxii, Rhizopus nigricans, Saccharomycopsis sp 1. Gambar 5. Foto mikrograf isolat kapang dengan perbesaran 400x 1 Mucor rouxii 2 Chlamydomucor oryzae 3 Rhizopus nigricans 4 R. oryzae 5 R. arrhizus 6 grup Aspergillus niger Tabel 5. Karakteristik isolat kapang ragi tape Karakteristik isolat kapang Hasil identifikasi kapang Diameter sporangium 100 µ m, berwarna putih sampai coklat keemasan, tumbuh pada suhu 37 o C, spora berukuran 4-5 µ m Mucor rouxii Miselium berwarna putih, tidak membentuk spora atau konidia, klamidospora terdapat dalam jumlah banyak yang dibentuk di dalam hifa miselium terisolasi atau terletak dalam larikannya dengan ukuran yang berbeda-beda Chlamydomucor oryzae Rhizoid berkembang dengan baik, spora berukuran 9- 12 x 7,5-8 µ m Rhizopus nigricans 1 2 3 4 5 6 Karakteristik isolat kapang Hasil identifikasi kapang Rhizoid berkembang dengan baik, spora berukuran 7- 9 x 4,5-6 µ m Rhizopus oryzae Rhizopus jarang ditemukan dan pendek, sporangiofora tidak membengkak dan panjangnya lebih dari 150 µ m Rhizopus arrhizus Kepala konidia berwarna hitam atau coklat tua, berbetuk bulat, tumbuh baik dan bersporulasi pada medium Czapeks agar Grup Aspergillus niger Gambar 6. Foto mikrograf isolat khamir perbesaran 400x 1 Saccharomycopsis sp. 1 2 Saccharomycopsis sp. 2 3 Saccharomyces sp. 3 2 1 Tabel 6. Karakteristik isolat khamir ragi tape Karakteristik isolat khamir Hasil identifikasi khamir Koloni berwarna putih krem, sel tumbuh membentuk miselium sejati, berseptat dan bercabang, dapat tumbuh pada suhu 37 o C, tidak dapat membentuk pati ekstraseluler, dapat melakukan fermentasi lemah dekstrosa, sukrosa dan maltosa, dan rafinosa, dapat melakukan asimilas i dekstrosa, sukrosa, maltosa, dan rafinosa Saccharomycopsis sp1. Koloni berwarna putih krem, sel tumbuh membentuk miselium sejati, berseptat dan bercabang, dapat tumbuh pada suhu 37 o C, tidak dapat membentuk pati ekstraseluler, dapat melakukan fermentasi lemah dekstrosa, sukrosa dan maltosa, dan rafinosa, dapat melakukan asimilasi dekstrosa, sukrosa, maltosa, rafinosa dan trehalosa Saccharomycopsis sp.2 Koloni berwarna putih krem, licin, sel berbentuk oval atau bulat berukuran 6,75- 13,5 µ m x 6,75- 27 µ m, sel tunggal atau bergerombol, tidak membentuk pseudomiselium, dapat tumbuh pada suhu 37 o C, tidak dapat membentuk pati ekstraseluler, dapat melakukan fermentasi dekstrosa, galaktosa, sukrosa, maltosa dan rafinosa, dapat melakukan asimilasi dekstrosa, galaktosa, sukrosa, maltosa, rafinosa dan trehalosa Saccharomyces sp. Pada Tabel 4 terlihat bahwa kapang yang sering ditemukan pada sampel ragi tape adalah Chlamydomucor oryzae dan Mucor rouxii, selain itu juga ditemukan Rhizopus nigricans, R. oryzae, R. arrhizus dan grup Aspergillus niger. Sedangkan khamir yang sering dijumpai adalah Saccharomycopsis sp1., selain itu juga ditemukan Saccharomyces sp. pada semua sampel ragi tape NKL. Khamir Saccharomycopsis sp merupakan nama baru dari Endomycopsis. Saono 1982 telah melakukan penelitian isolasi mikroorganisme dari 25 sampel ragi tape yang berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan kandungan mikroorganisme ragi tape sangat bervariasi karena terdapat keragaman bahan-bahan pembuatan ragi tape khususnya bumbu rempah-rempah yang digunakan. Jenis mikroorganisme yang berhasil diisolasi adalah Amylomyces, Mucor, Rhizopus, Endomycopsis Saccharomycopsis, Saccharomyces, Hansenula, Candida, Pediococcus dan Bacillus Dwijoseputro 1976 menemukan kapang Aspergillus oryzae, khamir Candida parapsilosis, C. melinii, Hansenula subpelliculosa, H. anomala dan H. malanga nov. sp pada ragi tape asal Malang. Sedangkan ragi tape asal Surakarta dapat dijumpa i adanya kapang Chlamydomucor oryzae Amylomyces rouxii dan khamir C. laktosa. Isolasi dan identifikasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masing- masing ragi tape mengandung lebih dari satu jenis mikroorganisme dan di antara sampel ragi tape tidak terdapat kesamaan kandungan mikroorganisme. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Saono 1982 bahwa jenis kapang dan khamir yang terdapat dalam ragi tape bermacam-macam tergantung asal dan cara ragi dibuat. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Saono 1982 dan Dwijoseputro 1976, jenis isolat yang diperoleh secara umum hampir sama yaitu Genus Mucor, ChlamydomucorAmylomyces, Rhizopus, Aspergillus, Saccharomycopsis dan Saccharomyces, namun ada beberapa isolat khamir yang tidak ditemukan dalam penelitian ini yaitu Candida dan Hansenula. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi secara umum tidak berubah banyak walaupun sudah diproduksi sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, walaupun demikian variasi kandungan mikroorganisme di antara ragi tape masih cukup tinggi. Kapang Chlamydomucor oryzae Amylomyces rouxii dan khamir Saccharomycopsis sering dijumpai karena mikroorganisme tersebut bersifat amilolitik yang sangat berperan dalam proses pembuatan tape. Peranan mikroorganisme dalam ragi tape terangkum dalam Tabel 7. Rahayu dan Suliantari 1990 menyebutkan proses fermentasi tape dibagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan pati menjadi gula sederhana oleh kerja kapang dan perubahan gula menjadi alkohol oleh kerja khamir. Mikroba yang diduga paling berperan dalam fermentasi tape adalah Amylomyces rouxii, Endomycosis Saccharomycopsis burtonii dan Saccharomyces cereviseae. Tabel 7. Peranan mikroorganisme dalam ragi tape Grup mikroorganisme Genus Peranan Amylomyces Sakarifikasi dan likuifier Mucor Sakarifikasi dan likuifier Kapang amilolitik Rhizopus Likuifier lemah dan penghasil alkohol Khamir amilolitik Endomycopsis Saccharomycopsis Sakarifikasi dan penghasil aroma lemah Saccharomyces Penghasil alkohol Hansenula Penghasil aroma yang sedap Endomycopsis Saccharomycopsis Penghasil aroma spesifik Khamir non amilolitik Candida Penghasil aroma spesifik Bakteri asam laktat Pediococcus Penghasil asam laktat Bakteri amilolitik Bacillus Sakarifikasi Saono 1982 Kemampuan Isolat Kapang dan Khamir dalam Mereduksi Kandungan Aflatoksin Isolat kapang dan khamir yang diisolasi dari ragi tape memiliki kemampuan yang bervariasi dalam mereduksi aflatoksin Tabel 8, Lampiran 8. Kapang Chlamydomucor oryzae asal Ragi Gedang memiliki kemampuan terendah dalam mereduksi aflatoksin total yaitu sebesar 39,5, sedangkan kapang M. rouxii asal Ragi Gedang memberikan persentase reduksi aflatoksin tertinggi pada semua jenis aflatoksin yang diproduksi A. parasiticus yakni 99,4 untuk AFB1 dan AFB2 ; 99,9 untuk AFG1 dan AFG2, dan aflatoksin total sebesar 99,7. Persentase reduksi total aflatoksin oleh khamir ragi tape berkisar antara 72,4-98,1 dengan isolat Saccharomyces sp. asal Ragi NKL memiliki kemampuan tertinggi dalam mereduksi aflatoksin dibandingkan jenis khamir lainnya yakni sebesar 95,9 AFB1 ; 97,1 AFB2; 89,4 AFG1; 99,1 AFG2 dan 98,1 aflatoksin total. Kapang M. rouxii, Chlamydomucor oryzae dan Saccharomycopsis sp. yang berasal dari ragi tape yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda dalam mereduksi aflatoksin. Menurut Suzzi et al 1995, aktivitas biokontrol tidak sepenuhnya tergantung pada spesies atau genus karena setiap galur memiliki karakteristik yang spesifik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan dari 12 galur S. cereviseae yang diuji aktivitas penghambatannya, ternyata masing-masing galur memiliki aktivitas penghambatan yang bervariasi, di mana S. cerevisiae galur N 826 dan N 831 mampu menghambat 9 jenis kapang patogen yang diuji sementara galur lainnya hanya sekitar 6-8 jenis kapang patogen. Tabel 8 Reduksi aflatoksin oleh isolat kapang dan khamir ragi tape Persentase reduksi aflatoksin Isolat kapangkhamir Ragi AFB1 AFB2 AFG1 AFG2 Total 1 Mucor rouxii Tanpa Merek 45,8 20 82,6 25 61,4 2 Mucor rouxii Gedang 99,4 99,4 99,9 99,9 99,7 3 Chlamydomucor oryzae. MK Kalasan 98,3 99,1 99,7 99,6 99,3 4 Chlamydomucor oryzae. Gedang 55 54 15,8 76,6 39,5 5 Grup Aspergillus niger Sidojoyo 99,2 99,2 99,5 99,5 99,4 6 Rhizopus nigricans Tanpa Merek 48,7 62,5 80,2 81,3 73,1 7 Rhizopus oryzae. Cakra Matahari 66,7 53,3 55,6 33,3 54,7 8 Saccharomycopsis sp. Berlian 71,6 85,9 89,4 89,7 86,2 9 Saccharomycopsis sp. Gedang 77,1 77,5 68,7 64,3 72,4 10 Saccharomyces sp. NKL 95,9 97,1 89,4 99,1 98,1 Menurut Horn dan Wicklow 1983 A. niger dapat menghambat produksi aflatoksin B1 oleh A. flavus pada biji jagung sebesar 70-96. Fusarium moniliforme, Trichoderma viride dan R. nigricans dapat menghambat pertumbuhan A. flavus dan produksi aflatoksin sebesar 73,2 ; 80,9 ; dan 45,4 Choundary 1992. Hasil penelitian Faraj et al 1993 menunjukkan A. niger, R. oryzae dan M. racemosus yang ditumbuhkan bersama -sama dengan A. flavus mampu mereduksi aflatoksin yang dihasilkan sebesar 47,3 ; 44,4 dan 39,5 . Jika dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilaporkan di atas, terlihat bahwa beberapa isolat kapang ragi tape memiliki kemampuan mereduksi aflatoksin cenderung lebih baik, misalnya R. nigricans mampu mereduksi aflatoksin 73,1 sementara hasil penelitian Horn dan Wicklow 1983 menunjukkan penghambatan pertumbuhan dan produksi aflatoksin sebesar 45,4. Perbedaan hasil reduksi aflatoksin di atas dapat disebabkan oleh perbedaan galur kapang antagonis yang digunakan serta metode pengujian yang digunakan di dalam penelitian. Kemampuan Penghambatan Kapang dan Khamir terhadap Pertumbuhan

A. parasiticus