A. parasiticus ditumbuhkan pada A. parasiticus

berikut 1,88 ; 2,24 ; 1,83 ; dan 1,62 mgml pada hari ke-3, 6, 9 dan 12 Lampiran 12. Menurut Rahman 1990, kapang genus Mucor dapat memproduksi asam fumarat, suksinat, sitrat ataupun laktat. Sedangkan Saccharomyces sp. dapat menghasilkan filtrat seperti etanol, gliserol, asam asetat, asam piruvat, asam suksinat, asam á-ketoglutarat, dan asam fumarat pada medium yang mengandung amonium Albers et al. 1996. Filtrat-filtrat tersebut di atas diduga dapat menghambat pertumbuhan A. parasiticus. Hasil penelitian Davis dan Diener 1968 menyebutkan bahwa asam suksinat 6 dan asam sitrat 8 dapat menghambat pertumbuhan A. parasiticus sedangkan etil alkohol 3, asam α -ketoglutarat 4 dan asam piruvat 5 dapat menjadi sumber karbon bagi pertumbuhan A. parasiticus namun berat kering miselium yang terukur masih lebih rendah dibandingkan bila menggunakan glukosa sebagai sumber karbon. Gambar 13 Pengaruh filtrat M. rouxii terhadap kadar aflatoksin 1B1, 2B2, 3G1, 4 G2 dari A. parasiticus,

A, A. parasiticus ditumbuhkan pada

medium MEB, B, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium mengandung filtrat M. rouxii Penghambatan pertumbuhan A. parasiticus oleh filtrat M. rouxii berpengaruh juga terhadap biosintesis aflatoksin. Filtrat M. rouxii mampu 2 4 6 8 10 12 14 16 18 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 0 . 5 1 1.5 2 2 . 5 3 3 . 5 3 6 9 12 waktu hari kadar AFG2 ppb A B 4 3 2 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 0 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 0. 5 1 1.5 2 2. 5 3 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B menghambat biosintesis keempat jenis aflatoksin yang dihasilkan A. parasiticus yaitu Aflatokain B1, B2, G1 dan G2 Gambar 13, Lampiran 15 dan 16. Penurunan kemampuan biosintesis aflatoksin diduga disebabkan oleh filtrat M. rouxii yang dapat menghambat biosintesis aflatoksin. Menurut Choundary 1992, metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang dapat menyebabkan perubahan lingkungan biokimia dari substrat, yang selanjutnya akan mempengaruhi biosintesis aflatoksin. Biosintesis aflatoksin B1, B2, G1 dan G2 oleh A. parasiticus juga dapat dihambat pada saat kapang tersebut ditumbuhkan pada medium mengandung filtrat Saccharomyces sp. sehingga kadar aflatoksin yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium MEB Gambar 14, Lampiran 19 dan 20. Terhambatnya pertumbuhan A. parasiticus oleh adanya filtrat Saccharomyces sp. diduga menjadi penyebab biosintesis aflatoksin juga menurun. Gambar 14 Pengaruh filtrat Saccharomyces sp. terhadap biosintesis aflatoksin 1B1, 2B2, 3G1, 4G2 dari A. parasiticus,

A, A. parasiticus

ditumbuhkan pada medium MEB, B, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium mengandung filtrat Saccharomyces sp. 5 10 15 2 0 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 0 . 5 1 1.5 2 2 . 5 3 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 2 4 6 8 10 12 14 16 18 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 3 6 9 12 waktu hari A B Hasil penelitian Purwijantiningsih 2005 menunjukkan bahwa medium yang mengandung filtrat Candida sp. dapat menghambat pertumbuhan A. flavus sekaligus biosintesis aflatoksin. Hua et al. 1999 menyatakan bahwa khamir Pichia anomala WRL-076 dapat menghambat biosintesis aflatoksin. Pada Gambar 13 dan 14 terlihat bahwa biosintesis aflatoksin mencapai titik tertinggi pada hari ke-9 inkubasi dan pada hari ke-12 mengalami penurunan. Menurut Marth dan Doyle 1979, produksi aflatoksin maksimal terjadi setelah inkubasi 5-9 hari. Inkubasi selanjutnya produksi aflatoksin menurun. Penurunan tersebut diduga disebabkan oleh aktivitas enzim P450 monooksigenase yang berperan dalam mendegradasi aflatoksin secara endogen Hamid et al. 1987. Pengaruh Filtrat M. rouxii dan Saccharomyces sp. yang Disuplementasi MEB 1:1 terhadap Pertumbuhan A. parasiticus dan Biosintesis Aflatoksin Pertumbuhan A. parasiticus di dalam medium yang mengandung filtrat M. rouxii dan MEB 1:1 ternyata lebih cepat dibandingkan dengan kontrol A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium MEB Gambar 15. Berat kering miselium A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium yang diperkaya yang mengandung filtrat M. rouxii pada hari ke-3,6, 9, dan 12 berturut-turut 3,66 ; 5,04 ; 4,38 ; 3,43 mgml. Sedangkan kontrol A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium normal menghasilkan berat kering miselium sebagai berikut 2,54 ; 3,67 ; 3,00 ; dan 2,34mgml pada hari ke-3, 6, 9 dan 12 Lampiran 13. Gambar 15. Pengaruh filtrat M. rouxii yang disuplementasi MEB 1:1 terhadap pertumbuhan A. parasiticus, A, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium MEB, B, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium mengandung filtrat M. rouxii dan MEB 1:1 0 . 5 1 1.5 2 2 . 5 3 3 . 5 4 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B Demikian halnya dengan A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung filtrat Saccharomyces sp. dan MEB 1:1 juga mengalami peningkatan pertumbuhan yang ditunjukkan dengan berat kering miselium Gambar 16. Nilai berat kering miselium A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium yang diperkaya pada hari ke-3,6, 9, dan 12 berturut-turut 3,28 ; 2,84 ; 2,56 ; 2,30 mgml. Sedangkan A. parasiticus yang ditumbuhkan pada medium MEB memiliki berat kering miselium sebagai berikut 2,52 ; 2,55 ; 2,35 dan 2,02 mgml pada hari ke-3, 6, 9 dan 12 Lampiran 14. Gambar 16. Pengaruh filtrat Saccharomyces sp. yang disuplementasi MEB 1:1 terhadap pertumbuhan A. parasiticus, A, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium MEB, B, A. parasiticus ditumbuhkan pada medium mengandung filtrat Saccharomyces sp. dan MEB 1:1 Peningkatan pertumbuhan A. parasiticus yang ditumbuhkan pada kedua medium di atas diduga disebabkan oleh pengkayaan nutrisi yang berasal dari penambahan MEB sebanyak 50. MEB Malt Extract Broth merupakan medium pertumbuhan kapang yang mengandung malt extract, maltosa, dekstrosa dan yeast extract. Selain itu konsentrasi filtrat kedua mikroba yang menjadi separuhnya dibandingkan penggunaan filtrat 100 seperti pada penelitian sebelumnya diduga sebagai promotor pertumbuhan kapang. Hasil penelitian Graham dan Graham 1987 menunjukkan penggunaan konsentrasi bawang putih 0,3 pada medium YES dapat menghambat pertumbuhan A. parasiticus, namun pada konsentrasi bawang putih 0,1-0,2 ternyata menstimulir pertumbuhan A. parasiticus. 5 10 15 2 0 2 5 3 0 3 5 4 0 4 5 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B 2 4 6 8 10 12 14 3 6 9 12 w a k t u h a r i A B Selain dapat menstimulir pertumbuhan A. parasiticus, filtrat M. rouxii dan Saccharomyces sp. yang disuplementasi MEB 1:1 juga menyebabkan biosintesis