18
dimasukkan Porter dalam variabel berpengaruh pada modelnya. Dunning pada tahun 1992 juga turut mempersoalkan kelemahan model Porter dalam hal dampak
dari kegiatan perusahaan multinasional terhadap daya saing nasional, dan Dunning mencoba membuat suatu model alternatifnya dengan memperlakukan
aktivitas penanaman modal asing PMA sebagai variabel eksogen.
2.1.3 Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan pemerintah dalam perekonomian yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan internasional. Dalam menjaga kelancaran dan kestabilan perdagangan internasional tersebut,
instrumen kebijakan pemerintah antara lain : 1. Kebijakan perdagangan internasional
Meliputi tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan current account dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor
dan impor barang atau jasa. Misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement
dan sebagainya. 2. Kebijakan Pembayaran internasional
Meliputi tindakan pemerintah terhadap rekening modal capital account dalam neraca pembayaran internasional. Contohnya adalah pengawasan terhadap
lalu lintas devisa exchange control atau pengaturan lalu lintas nilai tukar dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
19
3. Kebijakan bantuan luar negeri Tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan
grants, pinjaman loans, bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi
serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
2.1.4 Impor
Impor merupakan perdagangan memasukkan barang dari luar negeri ke wilayah pabeanan suatu negara dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Impor
sering dilakukan sebagi alternatif kebijakan memenuhi kebutuhan dalam negeri atas suatu barang apabila produksi domestik akan barang tersebut tidak memadai.
Impor suatu negara ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya daya saing negara tersebut dan kurs valuta asing. Namun penentu impor yang utama adalah
pendapatan masyarakat suatu negara. Fungsi impor dapat dinyatakan dalam persamaan Sukirno, 2004: 223 :
M = mY ............................................................................................................. 3 M = M = M
+ mY ............................................................................................ 4 Dimana M adalah nilai impor, M
adalah impor otonom dan m adalah kecondongan mengimpor marginal yaitu persentase dari tambahan pendapatan
yang digunakan untuk membeli barang impor. Impor otonom ditentukan oleh faktor-faktor di luar pendapatan nasional seperti kebijakan proteksi dan daya saing
negara-negara lain dari negara pengimpor. Namun, impor tidak selalu dipengaruhi oleh pendapatan saja namun turut
dipengaruhi faktor lain yang berkaitan dengan keseimbangan permintaan dan penawaran yang terjadi, misalnya perubahan faktor-faktor lain seperti kebijakan
Universitas Sumatera Utara
20
perdagangan internasional pada negara pengimpor, kebijakan perdagangan internasional pada negara pengekspor, inflasi, ekspor negara lain serta faktor lain
yang terkait yang dapat menggeser fungsi impor. Persamaan impor dapat disusun dari fungsi impor. Pada persamaan permintaan impor, beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi impor antara lain: 1. Konsumsi
Faktor konsumsi dimasukkan kedalam persamaan permintaan impor karena diduga turut mempengaruhi permintaan impor itu sendiri. Konsumsi yang
meningkat dengan produksi yang menurun atau peningkatannya masih dibawah konsumsi memberikan peluang terhadap kebijakan impor dan peluang pasar bagi
para importir dalam negeri untuk memenuhi kekurangan konsumsi yang ada. Peningkatan konsumsi yang terjadi akan menyebabkan peningkatan impor dan
sebaliknya. 2. Harga
Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang bersedia dibeli pada tingkat harga tertentu untuk memperoleh barang dan jasa yang dimintanya.
Permintaan pasar baik domestik maupun internasional menunjukkan jumlah dari komoditi yang diminta per periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh
semua individu di dalam pasar. Interaksi di antara permintaan dan penawaran akan menentukan keadaan keseimbangan pasar. Keseimbangan permintaan dan
penawaran akan menetukan tingkat harga yang berlaku di pasar dan kuantitas barang yang akan diperjualbelikan dan diproduksi Sukirno, 2005:97.
Universitas Sumatera Utara
21
Harga impor turut dalam fungsi permintaan impor karena faktor harga merupakan faktor utama dalam fungsi permintaan ceteris paribus. Harga impor
sejalan dengan fungsi permintaan memiliki hubungan negatif dengan permintaan impor itu sendiri. Namun hal ini dapat tidak terjadi apabila permintaan impor
merupakan permintaan yang harus dilakukakan atas dasar faktor lain yang lebih mempengaruhi permintaan daripada faktor harga. Dimana pada umumnya impor
dilakukan dikarenakan tidak mampunya kebijakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus turut menerima bantuan dari negara lain
khususnya dalam perdagangan internasional itu sendiri. Jadi, meskipun harga barang impor naik, apabila impor dilakukan karena tingkat kebutuhannya yang
bersifat penting maka permintaan akan tetap naik. 3. Pendapatan Nasional
Perdagangan internasional pada hakekatnya berpengaruh pada perekonomian nasional maupun internasional. “Pengaruh perdagangan
internasional terhadap pendapatan nasional dinyatakan sebagai net ekspor X-M berarti neraca perdagangan surplus surplus balance of trade, sedangkan apabila
terjadi net impor M-X maka neraca perdagangan defisit deficit balancen of trade
Sumanjaya et al, 2008:58. Variabel pendapatan nasional dimasukkan kedalam persamaan
permintaan impor karena diduga berhubungan postif dengan permintaan impor apabila dikaitkan dengan tingkat konsumsi. Apabila pendapatan meningkat diduga
akan turut meningkatkan permintaan impor melalui peningkatan tingkat konsumsi. Sukirno 2005:115 dalam buku makro ekonominya mendefinisikan
Universitas Sumatera Utara
22
tentang fungsi konsumsi yang menyatakan bahwa “Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah
tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional pendapatan dispossible perekonomian tersebut”.
Pendapatan yang diperoleh tersebut pada umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi konsumsi dalam upaya mencapai kesejahteraan pribadi maupun
kelompok. Maka sejalan dengan konsep tersebut, apabila pendapatan seseorang mengalami peningkatan pada umumnya tingkat konsumsi yang dilakukan juga
akan turut meningkat. Hal tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat kebutuhan sejalan perubahan pendapatan yang merubah selera atau pola gaya hidup yang
dilihat dari tingkat pendapatannya. 4. Produks i Domestik
Produksi yang sedikit dan tidak mampu memenuhi permintaan konsumsinya menyebabkan adanya defisit permintaan sehingga membuka peluang
bagi impor oleh pemerintah maupun pihak terkait untuk mencukupi permintaan yang ada. Variabel ini dapat dimasukkan kedalam persamaan permintaan impor
karena diduga berpengaruh negatif terhadap impor itu sendiri. Apabila produksi dalam negeri menurun dan konsumsi meningkat maka diguga akan meningkatkan
permintaan impor di Indonesia. Karena penurunan produksi akan memperbesar peluang bagi para importir untuk menambah volume impor yang masuk untuk
memenuhi konsumsi yang ada. Sebaliknya, apabila produksi meningkat dan mampu memenuhi permintaan dalam negeri tentu saja permintaan impor akan
barang tersebut akan berkurang.
Universitas Sumatera Utara
23
5. Nilai Tukar Nilai tukar exchange rate digunakan sebagai perbandingan nilai atau
harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Indonesia sebagai salah satu negara yang juga menganut sistem perekonomian terbuka yang turut
dalam perdagangan internasional menjadikan nilai tukar sebagai variabel yang berpengaruh terhadap harga, tingkat suku bunga, neraca pembayaran dan transaksi
berjalan. Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih murah” atau
“lebih mahal” dari barang-barang yang dproduksi dalam negeri Sukirno, 2006:397.
Apabila nilai tukar mengalami fluktuasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kesulitan bagi pedagang maupun produsen melakukan perencanaan
usaha yang maksimal terutama bagi para pelaku pasar internasional yang mendatangkan bahan produksi dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar
ekspor. Hal tersebut pula lah yang menjadi dasar utama tujuan perbankan dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah guna mencapai kestabilan perekonomian.
Perdagangan antarnegara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang
dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs Salvatore, 2008:67. Nilai tukar mempengaruhi kebijakan masing-masing negara pengimpor
maupun pengekspor. Perubahan nilai tukar tergantung pada tingkat perubahan permintaan dan penawaran akan valuta asing tersebut. Variabel nilai tukar
dimasukkan dalam persamaan permintaan impor karena diduga memiliki
Universitas Sumatera Utara
24
pengaruh negatif terhadap permintaan impor itu sendiri. Dimana apabila nilai tukar semakin mahal terhadap mata uang lain Rupiah melemah maka akan
berpengaruh terhadap kenaikan harga, yang akan berpengaruh lanjut terhadap penurunan permintaan impor dan sebaliknya.
2.1.5 Proteksi Perdagangan Internasional