38
3.8 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat heterokedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinieritas serta untuk memastikan data yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Metode OLS Ordinary Least Square digunakan berlandaskan pada
sejumlah asumsi tertentu. Pada prinsipnya model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE Best, Lininer, Unbiased
dan Estimator Widarjono, 2013:23. Berikut penjelasan pengujian kelayakan model regresi yang digunakan dalam uji asumsi klasik :
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam stastistik parametrik
statistik inferensial. Uji normalitas terdapat dalam analisis regresi berganda untuk melihat nilai residual dalam sebuh model. Pendugaan persamaan dengan
menggunakan metode OLS harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak normal dapat menyebabkan varians infinitif ragam tidak hingga atau ragam yang
sangat besar. Hasil Pendugaan yang memiliki varians infinitif menyebabkan
pendugaan dengan metode OLS akan menghasilkan nilai dugaan yang tidak berarti. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
adalah metode Jarque-Bera test dengan Eviews 7.2. Jarque-Bera test mempunyai distribusi chi-square dengan derajat bebas dua. Jika hasil Jarque-Bera test lebih
besar dari nilai chi-square pada α = 5 persen, maka hipotesis nol ditolak yang
Universitas Sumatera Utara
39
berarti tidak berdistribusi normal. Jika Jarque-Bera test lebih kecil dari chi-square pada α = 5 persen, maka hipotesis nol diterima yang berarti error term
berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Variabel-
variabel bebas tersebut dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas orthogonal atau variabel bebas yang nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir
dengan ketepatan tinggi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinieritas antara lain :
1. Nilai standart error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t hitung menjadi rendah.
2. Standart error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variabel independen.
3. Pengaruh masing-masing variabel sulit dideteksi Priyatno, 2013:59-60. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini
dilakukan tahapan pengujian melalui Eviews 7.2 dengan pendekatan korelasi parsial pada metode deteksi Klien yang mana nantinya akan memperbandingkan
R
2
dari regresi inti persamaan linier dengan R
2
dari regresi korelasi antara masing-
Universitas Sumatera Utara
40
masing variabel independen. Dengan ketentuan apabila R
2
pada regresi inti lebih besar dari R
2
regresi korelasi parsial masing-masing variabel independen maka tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Dan sebaliknya, apabila R
2
pada regresi inti lebih kecil dari R
2
regresi korelasi parsial masing-masing variabel independen maka ditemukan adanya multikolinieritas.
3.8.3 Uji Heterokedastisitas