14
2.7.1 Konduksi
Jika  pada  suatu  benda  terdapat  gradien  suhu,  maka  akan  terjadi perpindahan  energi  dari bagian  bersuhu  tinggi  ke  bagian  bersuhu  rendah.  Konduksi  adalah  cara  perpindahan  panas
melalui  suatu  zat,  dimana  molekul-molekul  zat  tersebut  tidak  ikut  berpindah.  Karena  molekul- molekul zat yang dilewati energi panas secara konduksi tidak ikut berpindah, maka perpindahan
energi  panas  secara  konduksi  hanya  terjadi  pada  zat  padat.  Besarnya  energi  panas  per  satuan waktu  yang  melewati  penampang  benda  yang  dilewatinya  disebut  laju  aliran  panas  Kreith,
1973; Kamil; 1983. Laju aliran panas dapat diketahui melalui persamaan berikut:
Q = kA T1-T2  L 1
Dimana :    Q = Laju aliran panas Watt
K = Konduktivitas termal bahan Wm
o
C A     = Luas penampang bahan, diukur tegak lurus terhadap arah aliran
panas m
2
T1-T2   = Perbedaan Suhu
o
C L
= Panjang bahan m Dari  persamaan  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  laju  aliran  panas  bertambah  apabila  nilai
konduktivitas suhu, luas penampang, angka  konduktivitas termal bahan bertambah dan panjang bahan berkurang.
Nilai  konduktivitas  termal  menunjukan  tingkat  kemudahn  suatu  bahan  dilewati  oleh energi panas. Bila nilai konduktivitas termal besar, bahan tersebut semakin mudah dilewati oleh
panas. Nilai konduktivitas termal juga dipengaruhi oleh suhu Kamil, 1983.
2.7.2 Konveksi
Konveksi  adalah  perpindahan  panas  yang  disertai  dengan  perpindahan  masaa  atau molekul  zat  yang  dipanaskan.  Umumnya  konveksi  hanya  terjadi  pada  zat  cair  ataupun  gas
fluida. Bila  perpindahan  massa  fluida  disebabkan  oleh  perbedaan  berat  jenis  fluida  karena
adanya perbedaan suhu, maka perpindahan panas ini dapat disebut konveksi alami. Namun bila perpindahan  massa  fluida  terjadi  karena  bantuan  suatu  alat  seperti  kipas,  blower,  kompresor,
ataupun pompa, maka perpindahan panas ini dinamakan konveksi paksa Kamil, 1983. Besarnya laju aliran panas konveksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Q = h A T1-T2 2
Dimana :   Q = Lajuran aliran panas Watt
H = Koefisien pindah panas konveksi Wm
o
C A
= Luas permukaan perpindahan panas konveksi m
2
T1-T2      =  Perbedaan  suhu  antara  permukaan  yang  dipanasi  dengan  suhu  fluida  di lokasi yang ditentukan, umumnya jauh dari permukaan
o
C
15
Nilai  koefisien  pindah  panas  konveksi  selalu  berbeda  untuk  setiap  titik  pada  fluida, namun  biasanya  digunakan  nilai  konveksi  pindah  panas  rata-rata  untuk  mempermudah
perhitungan. Karena perpindahan panas secara konveksi juga menyangkut gerakan massa fluida, maka konveksi tidak hanya tergantung pada sifat zatnya saja, namun juga tergantung pada sifat-
sifat aliran fluida Kamil, 1983.
2.7.3 Radiasi