24
4.3 RANCANGAN STRUKTURAL
Dalam  perancangan  pemilihan  bahan  dan  bentuk  rancangan  yang  akan  digunakan  merupakan suatu  proses  yang  sangat  penting.  Rancangan  struktural  dari  elemen  pemanas  ini  dirancang
sedemikian  rupa  sehingga  sesuai  dengan  apa  yang  diharapkan  dan  sesuai  untuk  dirangkaikan  pada motor bakar diesel.
Pada  penelitian  ini  dibuat  empat  buah  elemen  pemanas  dengan  ukuran  yang  berbeda.  Untuk bentuk  knalpot  disesuaikan  dengan  bentuk  asli  dari  motor  bakar  diesel  yang  digunakan  yaitu  Motor
Diesel Yanmar tipe TF 85. 1.
Saluran gas buang Saluran  gas  buang  dirancang  menyerupai  saluran  knlapot  pada  umumnya.  Pada  saluran
inilah  elemen  pemanas  dirangkaikan  ke  motor  bakar.  Lubang  masukan  saluran  ini  terhubung dengan lubang keluaran gas buang hasil pembakaran pada motor diesel.
Saluran  gas  buang  pada  semua  rancangan  menggunakan  saluran  gas  buang  asli  dari knalpot yang digunakan,  yang terbuat dari pipa besi berdiameter 30 mm, panjang 100 mm, dan
tebal 1.5 mm.
Gambar 9. Saluran masuk gas buang
2. Muffler
Muffler terbuat dari pipa besi berdiameter 30 mm dengan tebal 1 mm. Pipa ini memiliki lubang  pada  seluruh  dindingnya  dan  pada  bagian  tengahnya  diberi  sekat  sebagai  penahan  gas
buang agar tidak langsung keluar melalui saluran keluaran. Panas gas buang yang tertahan oleh sekat  tersebut  keluar  dari  muffler  melalui  lubang-lubang  pada  dinding  pipa  sebelum  sekat  dan
keluar menuju saluran keluaran melalui lubang-lubang pada dinding pipa setelah sekat.  Muffler berada pada bagian tengah elemen pemanas.
Bentuk  muffler  yang  digunakan  pada  semua  rancangan  adalah  sama,  yang  membedakan hanya  tinggi  dari  muffler  tersebut.  Tinggi  muffler  disesuaikan  dengan  tinggi  dari  lilitan  pipa
tembaga yang dibutuhkan.
25
Gambar 10. Muffler 3.
Saluran Minyak Nyamplung Saluran  ini  terbuat  dari  pipa  tembaga,  pada  rancangan  pertama  posisi  dari  saluran  ini
dipasang  melilit  pada  tabung  knalpot  bagian  luar,  sedangkan  pada  rancangan  lainnya  posisi saluran  ini  berada  di  antara  muffler  dan  tabung  knalpot.  Pemilihan  bahan  tembaga  sebagai
saluran minyak nyamplung ini didasarkan oleh nilai konduktivitas termalnya yang cukup tinggi dibanding  dengan  bahan  lainnya  yaitu  386  Wm  K.  Tembaga  juga  memiliki  titik  lebur  yang
tinggi  yaitu  1089
o
C  sehingga  dapat  menahan  suhu  gas  buang  yang  mencapai  600
o
C.  Selain  itu juga pipa tembaga tersedia di pasaran dengan ukuran yang cukup bervariasi.
Pada  perancangan  elemen  pemanas  ini,  digunakan  pipa  tembaga  yang  ukurannya mendekati  ukuran  selang  bahan  bakar  motor  diesel  pada  umumnya,  sehingga  mudah
dirangkaikan  pada  sistem  penyaluran  bahan  bakar  motor  diesel.  Diameter  pipa  tembaga  yang digunakan adalah 6 mm dan 8 mm.
Gambar 11. Pipa tembaga elemen pemanas 4.
Tabung knalpot Tabung  knalpot  terbuat  dari  plat  besi  dengan  tebal  2  mm.  Ukuran  tabung  knalpot
dirancang menyerupai ukuran knalpot dari motor Diesel Yanmar TF85, yaitu tabung berdiameter 107 mm, sedangkan tinggi dari tabung disesuaikan dengan tinggi dari lilitan pipa tembaga. Pada
26
rancangan  pertama  tinggi  dari  tabung  knalpot  adalah  140  mm,  rancangan  kedua  200  mm, rancangan ketiga 240 mm, dan  rancangan keempat tinggi dari tabung adalah 230 mm.
Gambar 12. Tabung knalpot 5.
Saluran keluar gas buang Saluran  keluar  gas  buang  ini  terbuat  dari  pipa  besi dengan  diameter  32  mm.  Saluran  ini
akan dihubungkan pada bagian ujung muffler yang keluar dari tabung knalpot dan dikencangkan dengan menggunakan klem agar posisinya tidak berubah. Bentuk saluran ini menyiku, fungsinya
untuk mengarahkan keluaran gas buang dari elemen pemanas.
Gambar 13. Saluran keluar gas buang
27
V. ANALISIS TEKNIK RANCANGAN ELEMEN PEMANAS