Prinsip Iradiasi Pangan TINJAUAN PUSTAKA

9 Cobalt 60 digunakan sebagai sumber radiasi ionisasi dengan dosis rata-rata 5.2 kGyjam. Radiochromic FW-60 digunakan sebagai kalibrasi dosimeter, sedangkan perspex dosimeter digunakan untuk menentukan dosis minimum yang terserap. Pepes ikan mas diiradiasi dengan dosis minimum 45 kGy di dalam dry ice. Dosis sterilitas ditentukan dengan mengacu pada metode AAMI Association for the Advancement of Medical Instrumentation ISODIS 11137.2 berdasarkan bioburden. Setelah dosis sterilitas tercapai, pepes ikan mas iradiasi disimpan pada suhu ruang. Gambar 1 . Pepes ikan mas iradiasi dalam kemasan

D. Prinsip Iradiasi Pangan

Pada pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi tinggi yang dikenal dengan nama radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya Maha, 1981. Prinsip pengawetan bahan pangan dengan iradiasi ditunjukkan pada Gambar 2. Sumber iradiasi Bahan pangan Eksitasi, ionisasi, dan perubahan komponen sumber iradiasi Efek fisik, kimia, dan biologis bahan pangan Pertumbuhan sel bahan terhambat, mikroorganisme patogen dan pembusuk mati Gambar 2. Skema proses pengolahan bahan pangan dengan iradiasi 10 Gambar di atas menunjukkan bahwa eksitasi dan ionisasi elektron menyebabkan perubahan komponen pada bahan pangan tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan Maha, 1981. Pemanfaatan praktis iradiasi bahan pangan banyak berkaitan dengan pengawetan. Radiasi menonaktifkan organisme perusak pangan, yaitu bakteri, kapang dan khamir. Iradiasi juga efektif untuk memperpanjang masa simpan sayur dan buah segar karena membatasi perubahan hayati yang berkaitan dengan pematangan, pertumbuhan, dan penuaan. Jenis sinar yang memiliki kemampuan untuk mengionisasi diantaranya adalah sinar , , dan . Dari ketiga jenis sinar tersebut sinar  memiliki daya penetrasi yang paling tinggi dan dapat digunakan untuk radiasi ionisasi. Sinar  memiliki daya tembus yang amat kuat dan tidak terbelokkan oleh medan magnet atau medan listrik. Iradiasi dengan sinar  paling banyak digunakan untuk aplikasi iradiasi pangan Winarno et al., 1980. Partikel lain yang memiliki efek yang mirip dengan sinar  adalah neutron, akan tetapi penggunaan neutron tidak boleh digunakan untuk iradiasi pangan karena dapat menghasilkan radioaktivitas pada pangan Diehl, 1990. Menurut Maha 1985, iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno et al., 1980, iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber radiasi buatan. Apabila suatu zat dilalui oleh radiasi pengion, energi yang melewatinya akan diserap dan menghasilkan pasangan ion. Energi yang diserap oleh tumbukan radiasi pengion dengan partikel bahan pangan akan menyebabkan eksitasi dan ionisasi beribu-ribu atom dalam lintasannya yang terjadi dalam waktu kurang dari 0.001 detik. 11 Dua jenis radiasi pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah : a. Sinar gamma Dipancarkan oleh radio nuklida 60 Co dan 137 Cs. Keduanya merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek. b Berkas elektron Dihasilkan oleh mesin pemercepat elektron yang terdiri dari partikel- partikel bermuatan listrik. Dosis iradiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Untuk setiap jenis pangan dibutuhkan dosis khusus sehingga diperoleh hasil yang diinginkan. Besarnya dosis iradiasi yang digunakan dalam pengawetan pangan tergantung pada jenis bahan dan tujuan pengawetan yang ingin dicapai. Dosis iradiasi yang digunakan untuk bahan makanan berdasarkan tujuan pengawetan dikelompokkan sebagai berikut: a. Dosis rendah, Radurisation 0-1 kGy Pemakaian dosis ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan tunas pada berbagai jenis umbi-umbian serta untuk membunuh serangga perusak makanan b. Dosis sedang, Radicidation 1-10kGy Dosis ini ditujukan untuk menurunkan jumlah mikroba guna memperpanjang umur simpan. c. Dosis tinggi, Radappertisation 10-50kGy Pemakaian dosis tinggi ini bertujuan untuk sterilisasi guna membunuh semua mikroba termasuk virus, sehingga produk dapat disimpan dalam suhu ruang tanpa pendinginan Urbain, 1986. Umumnya diaplikasikan pada produk daging agar tetap awet selama jangka penyimpanan pada kondisi normal. 12 Selain ditujukan untuk pengawetan makanan, dapat memperpanjang daya awet, dan juga tidak mengubah mutu fisik produk. Pemilihan dosis optimum dilakukan dengan memperhatikan tiga kriteria dasar, yaitu: a. Dosis iradiasi tidak menyebabkan perubahan karateristik organoleptik. b. Daya awet makanan pada suhu penyimpanan tertentu. c. Tingkat keamanan. Pengembangan dan penggunaan iradiasi untuk stabilitasasi bahan pangan memberikan kemungkinan bahan pangan dapat diawetkan tanpa mengalami perubahan nyata sifat alaminya. Bidang ini dirintis oleh Dr. B.E. Proctor dan Dr. S.A. Goldblith pada akhir tahun 1940 dan sejak itu menjadi tantangan bagi banyak ilmuwan dan ahli teknologi bahan pangan Desrosier, 1988. Tanggal 29 Desember 1987 Departemen Kesehatan RI telah memberikan izin PERMENKES No. : 826MENKESPERXII1987 untuk beberapa jenis produk bahan pangan iradiasi dan telah diperbaharuhi pada tahun 1995 yaitu PERMENKES No. : 152MENKESSKII1995 untuk dosis maksimum 10 kGy. Adapun JECFI Joint Expert Committee on Food Irradiation pada tahun 1980 telah merekomendasi bahwa dosis sampai 10 kGy aman untuk dikonsumsi. Tabel 1. Jenis komoditas yang telah diijinkan oleh Depkes untuk proses iradiasi No. Komoditas Tujuan Iradiasi Batas Dosis Maksimal kGy 1 Rempah-rempah, daun-daunan, dan bumbu kering Mencegahmenghambat pertumbuhan serangga dan mikroba 10 2 Umbi-umbian Menghambat pertunasan 0.15 3 Udang beku dan paha kodok beku Menghilangkan bakteri salmonella 7 4 Ikan kering Memperpanjang masa simpan 5 5 Biji-bijian Menghilangkan serangga dan bakteri patogen 5 Sumber: http:infonuklir.com 13

E. Uji In Vitro dan Kultur Sel