Implementasi Produksi – Menanggapi Abnormalitas

41 3. Operator melaksanakan minor maintenance perawatan kecil sendiri akan membantu operasi lebih cepat dan lebih efisien 4. Operator menjadi punya kemampuan dibidang peralatan dengan memperoleh dan menggunakan skill maintenance, menghasilkan aktivitas kaizen lebih bersemangat, yang bertujuan pengurangan kerugian 5. Selalu menjaga peralatannya sendiri dalam kondisi terbaik adalah peran penting setiap orang yang terlibat dalam produksi

D. Implementasi Produksi – Menanggapi Abnormalitas

Keadaan abnormal adalah keadaan di mana standar yang jelas sudah ada, tetapi kondisi aktual yang ada menyimpang dari keadaan standar. Abnormalitas dikelompokkan menjadi 4 abnormalitas, yaitu abnormalitas pada safety, abnormalitas pada kualitas, abnormalitas pada produktivitas, dan abnormalitas pada biaya. 1. Safety Konsep bekerja dengan safety di Toyota adalah “Zero Accident” yang berarti diharapkan tidak terjadi kecelakaan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dilakukan pencegahan secara proaktif, di mana sebelum memulai produksi line head harus memastikan anggotanya menggunakan APD Alat Pelindung Diri yang sesuai standar. APD yang standar adalah helm, sarung tangan, sepatu safety, arms cover, dan kacamata. Salah satu yang menjadi potensi bahaya adalah postulate near miss, yaitu dalil yang menerangkan bahwa dari sekitar 300 postulate near miss didalilkan nyaris celaka, akan terjadi 29 pengalaman nyaris celaka, dan kemudian akan benar-benar terjadi satu kecelakaan yang serius. Contohnya, apabila ada 300 kejadian orang menyebrang tanpa 42 konfirmasi ke kanan dan kiri, akan ada 29 kejadian orang nyaris tertabrak, hingga akhirnya akan ada satu kejadian orang tertabrak forklift. Ilustrasi postulate near miss tersebut dapat dilihat di Gambar 5.2. Gambar 5.2. Ilustrasi Postulate Near Miss Modul Pelatihan GL’s Role Untuk menciptakan tempat kerja yang aman, operator harus ditingkatkan kemampuannya untuk bekerja dengan aman, dan meningkatkan kesadaran akan pemeliharaan peraturan. Dari sisi mesin, mesin harus dijaga agar menjadi mesin tanpa bahaya dan mesin tanpa produk cacat. Metode yang aman adalah metode yang safety bagi pekerjaan dan pekerja yang melakukannya. Sedangkan peralatan yang digunakan harus menciptakan pekerjaan yang aman apabila menggunakan peralatan tersebut. Dalam proses produksi, dikenal istilah STOP 6 Safety Toyota 0Zero Procedure 6 yaitu suatu prosedur di Toyota untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang mempunyai potensi untuk terjadi, dikelompokan menjadi 6 kategori, yaitu ABCDF. Kategori-kategori tersebut adalah : 43 a. Apparatus, adalah kecelakaan atau insiden yang terjadi karena alat atau mesin. Seperti terjepit, terseyat, dll. b. Big heavy, kejatuhan benda berat c. Car, tertabrak mobil atau kendaraan lain seperti forklift, towing, atau truk d. Drop, terjatuh e. Electricity, tersengat listrik f. Fire, kebakaran atau ledakan Apabila terjadi kecelakaan, yang dilakukan pertama kali adalah membantu korban terlebih dulu kemudian melaporkannya pada pihak yang terkait. Setelah itu, line head berkoordinasi dengan group head untuk mencari akar penyebabnya, lakukan penanggulangan, memastikan penanggulangan tetrsebut diimplementasikan, kemudian penanggulangan tersebut ditetapkan sebagai standar safety yang baru. 2. Kualitas Konsep Toyota dalam kualitas adalah “100 Quality Assurance for Customers ” 100 Jaminan Kualitas untuk Pelanggan. Agar konsep ini dapat berjalan dengan baik, maka line head harus memastikan bahwa di setiap proses tidak menghasilkan produk cacat, dan tidak meneruskannya. Operator harus bertindak seolah-olah prosesnya adalah proses terakhir sebelum ke pelanggan, jadi mereka akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Kualitas sangat penting karena kualitas adalah keamanan safety bagi pelanggan. Apabila produk cacat mengalir ke proses berikutnya, maka yang harus dilakukan adalah melakukan recall 100 produk cacat, cari akar permasalahannya, kemudian tentukan penanggulangannya. Jika terjadi produk cacat, yang harus dilakukan adalah melakukan perbaikan atau 44 pekerjaan ulang rework bagian yang cacat. Perbaikan atau rework adalah usaha untuk mengembalikan abnormalitas ke keadaan normal, dengan cara perbaikan dalam line on-line repairrework dan perbaikan di luar line off-line repairrework, contohnya perakitan yang salah pasang atau body yang mengalami goresan. Setelah melakukan pekerjaan ulang, sangat penting untuk menghindari cacat kedua. Contohnya adalah, setelah pengelasan kembali dikerjakan, diharapkan tidak mengabaikan cacat pada cat body tersebut. Pengerjaan ulang adalah merupakan poin perubahan, yang memerlukan 100 pemerikasaan dan hasilnya dicatat dalam buku komunikasi. 3. Produksi Konsep Toyota dalam produksi adalah “Membuat Produk Secepat Produk Tersebut Terjual”. Dari konsep tersebut, yang harus dilakukan agar konsep tersebut berjalan adalah dengan tidak adanya produksi berlebih atau produksi yang kurang dari yang dibutuhkan, dengan prinsip produksi just in time. Apabila operator yang seharusnya melakukan pekerjaan dengan standar tidak ada di tempat sedang ke kamar mandi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan, pulang cepat atau datang terlambat, maka harus ada pekerja pengganti relief work. Sedangkan untuk menghindari line stop karena ada kerusakan pada mesin atau peralatan, maka digunakan peralatan atau mesin back up. Operasi dengan mesin alternatif tidak dapat menjamin kemampuan proses sama dengan kemampuan proses mesin aslinya. Karena itu, backup work harus dianggap sebagai poin perubahan. 4. Biaya Konsep Toyota untuk biaya adalah “Membuat Produk yang Lebih Baik, dengan Biaya Lebih Murah dan Lebih Cepat”. Yang dapat 45 dilakukan di tempat kerja agar konsep tersebut dapat berjalan adalah mengurangi muda pemborosan dengan cara aktivitas pengurangan biaya. Bagian dari manajemen biaya adalah mengenali fluktuasi pengeluaran uang dan melakukan penanggulangan apabila pengeluaran tersebut keluar dari standard. Biaya-biaya yang dapat meningkatkan biaya adalah biaya tenaga kerja biaya lembur, biaya energi penggunaan listrik berlebih, biaya peralatan, biaya perbaikan produk cacat, biaya material tidak langsung, dan biaya pembelian part. Biaya-biaya tersebut diamati terus-menerus, dan apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari standar merupakan abnormalitas. Kemudian harus dicari akar penyebabnya untuk kemudian ditetapkan penanggulangannya.

E. Manajemen Abnormalitas