45
dilakukan di tempat kerja agar konsep tersebut dapat berjalan adalah mengurangi muda pemborosan dengan cara aktivitas pengurangan
biaya. Bagian dari manajemen biaya adalah mengenali fluktuasi pengeluaran
uang dan melakukan penanggulangan apabila pengeluaran tersebut
keluar dari standard. Biaya-biaya yang dapat meningkatkan biaya
adalah biaya tenaga kerja biaya lembur, biaya energi penggunaan listrik berlebih, biaya peralatan, biaya perbaikan produk cacat, biaya
material tidak langsung, dan biaya pembelian part. Biaya-biaya tersebut diamati terus-menerus, dan apabila terjadi peningkatan atau
penurunan dari standar merupakan abnormalitas. Kemudian harus dicari
akar penyebabnya
untuk kemudian
ditetapkan penanggulangannya.
E. Manajemen Abnormalitas
Manajemen abnormalitas adalah visualisasi kondisi normal dan abnormal di setiap tempat dan dapat melakukan penanggulangan terhadap abnormalitas
segera. Manajemen abnormalitas dilakukan untuk agar dapat mengendalika abnormalitas yang tidak sesuai standar sehingga abnormalitas dapat mudah
terlihat, mudah melakukan kaizen dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Manajemen abnormalitas fokus terhadap 3 hal yang bergerak three
moving items yaitu, benda-benda fisik physical goods, orang, dan manajemen informasi. Yang di perhatikan dari benda-benda fisik adalah 4S di line mengikuti
standar atau tidak, dan adanya benda-benda fisik tersebut, memungkinkan aliran barang yang pertama masuk menjadi pertama keluar FIFO; First In First Out.
Pada orang, yang menjadi perhatian adalah standar kerja orang tersebut. Sedangkan target adalah yang menjadi perhatian pada bagian manajemen
informasi.
46
Ada tiga langkah dalam manajemen abnormalitas, yaitu buatlah standar yang jelas, kemudian lakukan 4S dan buatlah visualisasi, selanjutnya lakukan
pemecahan masalah untuk mencegah kejadian berulang. Pada barang-barang fisik, line head harus menetapkan standar yang jelas tentang sistem
penyimpanannya. Standar tersebut meliputi jumlah maksimum dan minimum yang diperbolehkan; pemberian label nama barang, nomor barang, jumlah
maksimum dan minimum tumpukan dan nomor rak. Contoh standar rak penyimpanan part dapat dilihat pada Gambar 5.3. Dan pada Gambar 5.4. dapat
dilihat contoh yang tidak mengikuti standar
Gambar 5.3. Standar Rak Penyimpanan Part
Gambar 5.4. Contoh yang Tidak Mengikuti Standar Pada Gambar 6.4. terlihat bahwa terjadi overflow pada kardus di bawah
sehingga tidak memungkinkan dilakukannya FIFO, selain itu, pada rak juga terlihat part yang diletakkan melebihi jumlah maksimum standar. Keadaan
abnormal ini harus dibuat visualisasinya, agar operator, group head, dan line head tahu keadaan abnormalnya dan akan peka apabila terjadi keadaan ini. Sementara
47
itu, penanggulangan sementara apabila terjadi keadaan abnormal adalah meletakan tanda bahwa itu adalah part berlebih dan baru akan menggunakannya
setelah ditempatkan di penyimpanan sementara. Sedangkan, penanggulangan pencegahan terulangnya keadaan abnormal tersebut kembali adalah dengan
memeriksa siklus logistik dan kecepatan penggunaan, kemudian merubah lsiklus logistic yang ada menjadi siklus logistic yang tepat sehingga tidak akan terjadi
part yang berlebih lagi. Dari aspek orang, yang harus diperhatikan adalah standar kerjanya. Untuk
awalnya, harus ditetapkan standar kerja yang jelas dan mudah dimengerti operator yang menjalankannya. Tujuan dari standar kerja adalah untuk mengklarifikasi
cara melakukan pekerjaan untuk setiap anggota untuk mencapai misi shop floor. Misi shop floor yang menjadi target pencapaian
adalah “Menghasilkan produk yang lebih baik, dengan biaya lebih rendah dan lead time
yang lebih singkat”. Apabila tidak ada standar kerja, maka operator akan bekerja sesuai cara yang
mereka suka, tidak ada urutan yang tepat dan shop floor tidak bisa dikendalikan. Dengan menggunakan Tabel Standar Kerja Kombinasi, line head memastikan
standar kerja benar-benar diimplementasikan dengan tepat. Line head akan menemukan akar penyebab standar kerja tidak diimplementasikan dengan benar,
dengan menanyakan pada operator untuk menemukan apakah operator tidak mengikuti standar kerja atau standar kerjanya yang memang sulit untuk diikuti.
Setelah itu, line head akan mengimplementasikan penanggulangannya. Untuk manajemen informasi, line head harus mengelompokan manajemen
informasi berdasarkan lima misi utama dan dibuat visualisasinya. Setiap line head mempunyai GL Management Board sebagai alat untuk mengkomunikasikan
pekerjaannya, mengkomunikasikan
poin perubahan,
dan untuk
mengkomunikasikan kemajuan aktivitas line head setiap hari, maka GL Management Board dikontrol harian. Contoh dari GL Management Board dapat
dilihat di Gambar 5.5.
48
Gambar 5.5. Contoh GL Management Board di line Machining
GL Management Board digunakan sebagai alat komunikasi. Upaya pemecahan
masalah untuk keadaan abnormal divisualisasikan di GL Management Board
49
VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM