58
6. Tahap 6. Konfirmasi setelah pelaksanaan Jika telah melaksanakan cara yang baru, maka kondisi pelaksanaannya
harus dikonfirmasikan, selain itu, jika terdapat keabnormalan, harus segera dilakukan penanggulangannya. Bandingkan hasil yang
diharapkan dari pelaksanaan usulan kaizen, serta hasil yang sesungguhnya. Kemudian berdasarkan penilaian itu, maka akan
ditemukan poin-poin yang memerlukan kaizen berikutnya.
C. Standardisasi Kerja
Standardisasi kerja adalah pengaturan pada saat membuat barang di tempat kerja, yaitu cara melakukan produksi yang paling efektif dengan urutan kerj tanpa
muda, mengumpulkan pekerjaan, dan memfokuskan gerakan manusia. Standardisasi kerja merupakan cara untuk secara total meningkatkan kualitas,
penurunan biaya, safety, produktivitas, dengan cara menggabungkan faktor manusia, barang, dan peralatan secara paling efektif dengan berdasarkan pada
kondisi saat ini. selain itu juga merupakan suatu cara untuk menekan pembuatan yang berlebihan, dan untuk melaklukan produksi just in time. Standardisasi kerja
juga merupakan cara yang paling efektif sebagai alat untuk melakukan kaizen. Standardisasi kerja merupakan aktualisasi dari sistem produksi untuk
melaksanakan prinsip dasar Toyota Production System, serta merupakan standar untuk mengukur peningkatan kualitas, pengurangan biaya, safety, dan
peruktivitas. Maka, standardisasi kerja mempunyai tiga unsur penting, di mana semuanya tidak akan berjalan jika satu saja tidak terpenuhi. Tiga unsur penting
itu adalah : 1.
Takt time, adalah waktu yang menentukan satu unit atau satu part dibuat dalam berapa menit atau berapa detik.
59
Takt time actual adalah takt time yang dihitung dengan produksi waktu kerja murni, tetapi jika tidak dapat dihindarkan seperti untuk
pengangkutan, maka ada juga takt time yang diatur dengan waktu tidak tetap.
Nilai takt time didapatkan dari target penjualan tahun tersebut, kemudian nilai tersebut dibagi dengan jumlah bulan per tahun untuk
mendapatkan target produksi per bulan. Setelah didapatkan target produksi perbulan, nilai tersebut dibagi dengan jumlah hari produksi
untuk mendapatkan target produksi per hari. Nilai target produksi per hari tersebut dibagi dengan jumlah jam per shift untuk mendapatkan
angka jumlah produksi per shift. Waktu kerja shift pagi adalah 8 jam, sedangkan waktu kerja shift malam adalah 7 jam. Dengan
didapatkannya target produksi per shift dan waktu kerja per shift sudah ditetapkan, maka nilai takt time dapat ditentukan. Perhitungan tersebut
juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja dan kapasitas alat untuk memulai produksi.
Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan urutan kerja yang telah ditentukan untuk proses yang ditangani
oleh satu orang operator. 2.
Urutan kerja. Pada pemrosesan dan perakitan barang, operator melakukan pekerjaan
dengan urutan yang efektif seperti mengangkut barang, memasang ke mesin, dan melakukan proses.
3. Standard in process stock adalah barang dengan persediaan minimum
yang dimiliki di dalam proses agar pekerjaan dapat dilakukan dengan urutan dan gerakan yang sama berulang-ulang, jika melakukan
pekerjaan sesuai dengan urutan kerja.
60
D. Tabel Standar Kerja Kombinasi TSKK