Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN 1.

Dibawa ke Pansus Senin, 25 Februari 2008 Pemerintah Optimistis ‘Selesaikan RUU Pemilu’ Selasa, 26 Februari 2008 Penetapan RUU Pemilu Ditunda DPR Siap Voting RUU Pemilu Rabu, 27 Februari 2008 KPU Harus Bersiap-siap Pemerintah tak Inginkan Voting Kamis, 28 Februari 2008 Hari ini Voting RUU Pemilu Partai di DPR Lolos Pemilu 2009 Jumat, 29 Februari 2008 Voting RUU Mundur Lagi ‘DPR Sandera Hak Rakyat’ Sabtu, 1 Maret 2008 UU Pemilu Akan Diuji Materi ke MK Antara Lampiran dan Sisa Suara Selasa, 4 Maret 2008 Partai Kecil Makin Berat RUU Pemilu Disetujui

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan dua cara, yaitu: a. Data Primer Data primer merupakan seluruh populasi yang diteliti, yaitu seluruh teks berita yang diterbitkan oleh surat kabar Kompas dan Republika sesuai dengan tema yang telah ditetapkan. b. Data sekunder Data sekunder merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan mengutip sumber lain untuk melengkapi sumber primer. Data sekunder dapat berupa artikel-artikel atau pemberitaan di berbagai media massa ataupun buku-buku referensi dan sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi dari kerangka analisis wacana Teun van Dijk. Berikut kerangka analisis wacana model van Dijk : Tabel I.2 KERANGKA ANALISIS WACANA VAN DIJK Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik apa yang dikatakan Topik Superstruktur Skematik Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai Skema Struktur Mikro Semantik Makna yang ditekankan Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi. Struktur Mikro Sintaksis Bagaimana pendapat disampaikan Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Struktur Mikro Stilistik Pilihan kata yang dipakai Leksikon Struktur Mikro Retoris Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan Grafis, metafora, ekspresi Sumber: Eriyanto dalam Sobur 2007: 74 Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Meskipun terdiri atas dari beberapa elemen namun semua elemen merupakan suatu satu kesatuan, salaing berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Model seperti ini memungkinkan teks dirunut dari yang paling global sampai yang paling detail. Disini penulis hanya akan menggunakan tiga elemen analisis wacana dari beberapa elemen analisis yang ada. Tiga elemen itu adalah Tematik, Skematik, dan Semantik Untuk dapat memudahkan pemahaman akan tiga elemen struktur diatas, berikut penjelasan singkat tiga elemen tersebut : 1. Tematik Tema adalah gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Tema sering disamakan dengan Topik. Untuk melihat tema wacana bukan saja bergantung pada isi teks, tetapi sisi lain dari suatu peristiwa. Tema atau topic menunjukkan informasi yang paling penting atau pesan dari komunikator. 2. Skematik Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangkan suatu teks, bagaimana teks tersusun dalam rubrik secara utuh. Yang diamati dalam bagaian ini adalah skematik dari pemberitaan seputar RUU Pemilu 2009. Dengan kata lain superstruktur ini adalah kerangka dari suatu teks, seperti bagain pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Dalam konteks penyajian, meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam. Skematik merupakan strategi dari komuniaktor untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah inormasi penting disampaikan awal, atau pada kesimpulan yang bergantung kepada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain, struktur skematik memberikan tekakan: Bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi menyembunyikan informasi. 61 3. Semantik Yang penting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Definisi umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makn a lokal yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungna antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam bangunan suatu teks. 62 Hal yang diamati anta lain: Latar, Detail, Ilustrasi, Maksud, pengandainan dan penalaran. · Latar; latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alsan pembenaran gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar dipakai untuk menyediakan latar belakang hendak kemana suatu teks mau dibawa. Latar merupakan bagain teks yang mempengaruhi arti kata yang ingin ditampilkan. · Detail; elemen wacana detail berhubungna dengan kontrol informasi yang ditampilkan komunikator. Informasi yang menguntungkan komunikator. Informasi yang menguntungkan komunikator 61 Alex Sobur, Op. Cit., hlm 76 62 Ibid, hlm 78 ditampilkan berlebihan, sedangkan informasi yang merugikan komunikator ditampilkan sedikit bahkan sebisa mungkin dihilangkan. · Ilustrasi; elemen wacana ini berhubungan ada atau tidaknya contoh dalam informasi. · Maksud; elemen dimana teks diungkapkan secara eksplisit atau tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang atau tidak. · Pengandaian presupposition; merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar merupakan upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, pengandaian adalah upaya untuk mendukung pendapat dengan memberi premis yang dipercaya kebenarannya. · Penalaran; elemen yang digunakan untuk memberikan pembenaran dari teks yang disajikan.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. HARIAN UMUM KOMPAS 1. Sejarah Lahirnya Harian Umum Kompas

Harian Umum Kompas terbit kali pertama pada 28 Juni 1965 dan didirikan oleh Jakob Oetama dan Auwjong Pang Koen. Lahirnya Kompas adalah sebagai buah dari pertarungan politik antara organisasi-organisasi politik yang berbasis ideologi komunis melawan kolompok yang tidak berpijak pada ideologi termasuk Partai Katolik. Salah satu upaya partai Katolik saat itu adalah dengan mencoba menerbitkan surat kabar yang selain diharapkan mampu menyuarakan kepentingan partai juga dapat menjadi kanal untuk meng-counter diseminasi ideologi komunis yang dilakukan oleh surat kabar underbow Partai Komunis Indonesia PKI pada saat itu. Sebelum penerbitan perdana Kompas, Partai Katolik terlebih dulu melakukan upaya di akhir tahun 1964, yakni mengajukan perijinan untuk menerbitkan sebuah surat kabar dengan nama Gagasan Baru ke Kodam sebagai institusi militer yang saat itu memiliki kewenangan untuk memberikan perijinan bagi penerbitan pers. Namun upaya pertama ini gagal karena proposal yang diajukan tidak dikabulkan akibat adanya intervansi PKI dalam institusi militer pada saat itu.