pandangan dan ideologi wartawan atau media. Realitas yang hadir di depan wartawan adalah realitas yang terdistorsi.
4. Teori Wacana
Wacana atau discourse besaral dari bahasa latin discursus yang berarti “lari kian kemari”, yang diturunkan dari kata dis “dari dalam arah yang berbeda” dan
currere “lari”. Alex Sobur memberikan definisi wacana sebagai berikut : a.
Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi, ide-ide, gagasan, konversasi atau percakapan.
b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi atau
pokok telaah. c.
Risalah tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah maupun khotbah.
34
Dengan demikian wacana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk maju dalam pembahasan menurut urutan yang tertatur dan semestinya, dan
komunikasi buah lisan ataupun tulisan yang resmi dan teratur. Dengan demikian segala tulisan yang teratur, urut dan logis adalah wacana. Tetapi dalam kamus
Webster, sebuah pidato pun adalah wacana juga. Henry Gubtur Tarigan menyatakan bahwa istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya
34
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm. 9-10
percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon.
35
Sedangkan Samsuri mendefinisikan wacana sebagai rekaman kebahasaan yang utuh tentang suatu peristiwa komunikasi, biasanya terdiri dari seperangkat
kalimat yang mempunyai hubungna pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu bisa menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara
Littlejhon menyebut wacana sebagai penggunaan tanda dan bahasa secara koheren dan utuh untuk membuat pernyataan atau mencapai tujuan.
36
Pengertian wacana yang lebih kompleks disampaikan oleh Mills dengan membaginya dalam tiga tingkatan, yaitu level konseptual teoritik, konteks
penggunaan, dan metode penjelasan. Dalam level konseptual teoritik, wacana dilihat sebagi domain umum pernyataan, yaitu semua teks atau ujaran yang
mempunyai makna dan efek pada dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaan wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan
dalam kategori konseptual tertentu dalam pengertian kelompok ujaran yang diatur dengan metode tertentu. Sebagai metode penjelasan wacana merupakan
praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah penyataan.
37
Lebih jauh pengertian wacana menurut Keraf dapat dibatasi dari dua sudut yang berlainan. Pertama, dari sudut bahasa atau yang bertalian dengan hierarki
bahasa, yang dimaksud denngan wacana adalah bentuk bahasa di atas kalimat
35
Ibid, hlm. 10
36
Ibid, hlm. 10
37
Ibid, hlm. 10
yang mengandung suatu tema, yang biasanya terdiri dari alinea, anak bab, bab, atau karangan utuh yang terdiri dari bab-bab atau tidak. Kedua, ditinjau dari sudut
tujuan umum sebuah karangan yangn utuh atau sebagi sebuah komposisi. Tujuan umum tersebut sangat berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia, yaitu:
a. Keinginan untuk memberi informasi kepada orang lain dan
memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal. b.
Keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai suatu kebenaran atas suatu hal dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain. c.
Keinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud barang atau objek atau mendeskripsikan cita
rasa suatu benda, hal atau bunyi. d.
Keinginan untuk menceritakan kepada orang lain kejadian- kejadian yang terjadi, baik yang dialaminya sendiri atau yang
didengarnya dari orang lain. Littlejohn membagi teori wacana menjadi dua aliran besar. Pertama, teori
kaidah rule theory. Teori ini memandang manusia dalam aktivitasnya dilingkupi oleh segenap aturan atau kaidah kebahasaan, wacana dan tindakan
sosial. Manusia dengan bahasanya tidak dapat menggunakan kalimat pesan secara sembarangan karena dia tunduk pada kaidah-kaidah bahasa gramatikal di
luar dirinya. Aturan-aturan tersebut telah menjadi kesepakatan bersama konvensidan telah menjadi milik publik. Orang yang tidak menggunakan
kaidah-kaidah bahasa tersebut akan berusaha menghindarinya pasti akan dianggap “asing” oleh masyarakat dimana kaidah itu berlaku.
Kedua, teori tindak bicara speech-act theory. Ludwing Wittgeinstein seorang ahli filsafat Jerman mengemukakan bahwa makna bahasa tergantung
pada penggunaan aktualnya. Bahasa sehari-hari merupakan sebuah permainan bahasa. Masing-masing mempunyai aturan main sendiri sebagaimana kita
bermain kartu.
38
Analisis wacana adalah praktik pemakaian bahasa terutama politik bahasa. Karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subyek, dan
lewatbahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisis wacana.
39
Dalam ilmu Linguistik, wacana merupakan satuan bahasa yang utuh dan lengkap. Selain itu wacana yang juga disebut sebagai satuan gramatikal tertinggi
dan terbesar mempunyai sifat kohesif dan koheren. Wacana memiliki alat pembentuknya yang terdiri dari dua aspek yaitu alat gramatikal dan semantik.
Alat gramatikal dari wacana adalah: a.
Konjungsi, yaitu alat untuk menghubung-hubungkan bagian-bagian kalimat atau paragraph. Dengan ini hubungan yang ada menjadi lebih
eksplisit. b.
Kata ganti dia, nya, mereka, ini, dan itu sebagai rujukan anaforis.
38
Ibid, hlm. 10
39
Eriyanto a, Op. Cit, hlm. 3
c. Menggunakan ellipsis, yaitu penghilangan bagian kalimat yang sama
yang terdapat pada kaliamat yang lain. Dengan ini kalimat atau wacana yang ada menjadi lebih efektif.
Sedangkan dari aspek semantik, alat wacana antara lain: a.
Menggunakan hubungan pertentangan pada kedua bagian kalimat. b.
Menggunakan hubungan generik-spesifik atau sebaliknya, spesifik- generik.
c. Menggunakan hubungan perbandingan antara isi kedua bagian kalimat
atau isi antara dua kalimat. d.
Menggunakan hubungan sebab-akibat di antara isi kedua bagian kalimat atau isi antara dua kalimat.
e. Menggunakan hubungan tujuan di dalam isi sebuah wacana.
f. Menggunakan hubungan rujukan yang sama pada dua bagian kaliamt
atau pada dua kalimat dalam satu wacana.
40
Jenis wacana dalam ilmu linguistic dibedakan menurut sarana, penggunaan bahasa uraian atau puitik, dan penyampaian isi. Menurut sarana yang digunakan
wacana dibagi menjadi dua yaitu wacana lisan dan tulis. Menurut pengguna bahasa ada wacana prosa dan puisi. Sedangkan untuk kategori ketiga, yaitu
menurut penyampaian isinya wacana dibagi menjadi empat, yaitu: a.
Wacana narasi, yaitu wacana yang bersifat menceritakan sesuatu topik atau hal.
40
Abdul Chaer, Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 269
b. Wacana eksposisi, yaitu wacana yang bersifat memaparkan topik atau
fakta. c.
Wacana persuasi, yaitu wacana yang bersifat mengajak, menganjurkan, atau melarang.
d. Wacana argumentasi, yaitu wacana yang bersifat memberi argumentasi
atau alasan terhadap sesuatu hal.
41
5. Analisis Wacana : Sebuah metode Analisis Teks