b. Wacana eksposisi, yaitu wacana yang bersifat memaparkan topik atau
fakta. c.
Wacana persuasi, yaitu wacana yang bersifat mengajak, menganjurkan, atau melarang.
d. Wacana argumentasi, yaitu wacana yang bersifat memberi argumentasi
atau alasan terhadap sesuatu hal.
41
5. Analisis Wacana : Sebuah metode Analisis Teks
Analisis wacana discourse analisys adalah studi mengenai struktur pesan dalam komunikasi. Analsis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang
terdapat dalam komunikasi bukan hanya terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan
inheren yang disebut wacana.
42
Menurut Crystal, analisis wacana memfokuskan pada struktur yang secara alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana banyak terdapat dalam wacana
seperti percakapan, wawancara, komentar, dan ucapan-ucapan.
43
Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana merupakan cara obyek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan
pemahaman tertentu yang tersebar luas. Kleden menyebut wacana sebagai
41
Ibid, hlm. 269
42
Eriyanto b, Kekuasaan Otoriter dari Gerakan Penindasan Menuju Politik Hegemoni: Studi atas Pidato-Pidato Politik Suharto, INSIST dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm. 6
43
Eriyanto a, Op. Cit., hlm. 2
“ucapan dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu kepada pendengar”. Wacana selalu mengandaikan pembicarapenulis, apa yang
dibicarakan, dan pendengarpembaca. Bahasa merupakan mediasi dalam proses ini. Wacana itu sendiri, seperti yang dikatakan Tarigan, mencakup keempat
tujuan penggunaan bahasa, yaitu; ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan persuasi.
44
Sedangkan menurut Eriyanto, teori wacana menjelaskan sebuah peristiwa terjadi seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pernyataan. Karena itulah ia
dinamakan analisis wacana.
45
Sementara menurut Stubb, sebagaimana yang dikutip Cahyono, analisis wacana adalah ilmu yang mengkaji organisasi wacana diatas tingkat kalimat tata
klausia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa analisis wacana mengkaji satuan- satuan kebahasaan yang lebih besar seperti percakapan atau teks tertulis.
Disamping itu, analsis wacana juga mengkaji pemakaian bahasa dalam konteks sosial termasuk interaksi diantara penutur-penutur bahasa.
46
Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analsis untuk membongkar maksud-maksud tertentu dan makna-makna tertentu. Wacana adalah suatu upaya
pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan itu dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri
44
Alex Sobur, Op. Cit., hlm. 11
45
Ibid, hlm. 12
46
Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, Airlangga University press, Surabaya, 1994, hal. 227
pada posisi sang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.
47
Analisis wacana secara langsung maupun tidak langsung sebenarnya banyak dipengaruhi oleh konsep struktur linguistik yang dikembangkan oleh Ferdinand
de Saussure yang intinya berkaitan dengan konsep sign dan meaning. Sobur menyatakan bahwa secara histories strukturalisme dimunculkan oleh
Ferdinand de Saussure dalam bidang linguistik umum, lalu diikuti oleh Chomsky dengan meletakan struktur dalam dan struktur luar pada teori struktur bahasa.
Kemudian Levi-Strauss yang dikenal sebagai strukturalis Perancis, meletakkan dasar antropologi struktural dengan menggunakan oposisi biner sebagai struktur
alaminya. Tokoh yang berpengaruh dalam strukturalisme lainya adalah Jackues Lacan, Roland Barthes, Roman Jacobson, dan Michael Foulcoult.
48
Strukturalisme adalah teori yang menyatakan bahwa seluruh organisasi manusia ditantukan secara luas oleh struktur sosial atau psikologi yang
mempunyai logika independen yang sangant menarik, berkaitan dengan maksud, keinginan, maupun tujuan manusia. Bagi Freud, strukturnya adalah psyche; bagi
Marx, strukturnya adalah ekonomi; bagi Saussure, strukturnya adalah bahasa. Kesemuanya itu mendahului subjek manusia individual atau human agent dan
menentukan apa yang akan dilakukan manusia pada semua keadaan.
49
47
Eriyanto a, Op. Cit., hlm. 5-6
48
Alex Sobur, Op. Cit., hlm. 103
49
Ibid, hlm. 104
Menelaah teks dengan pendekatan strukturalis berarti menganalisis teks itu sendiri, tidak dikaitkan dengan struktur diluarnya.
50
Strukturalis pada dasarnya berasumsi bhawa karya sastra merupakan suatu konstruksi dari unsur tanda-
tanda. Strukturralisme memandang bhawa keterkaitan dalam struktur itulah yang mampu memberi makna yang tepat.
51
Analisis wacana tidak dapat dipisahkan dengan bahasa, karena itulah unit analsisi dari wacana adalah bahasa itu sendiri, atau lebih tepatnya lagi fungsi dari
bahasa. Analisis wacana merujuk kepada pemakaian bahasa tertulis dan ucapan seperti yang disampaikan Sobur
52
, tidak hanya dari aspek kebahasaannya saja, tetapi juga bagaimana bahasa itu diproduksi dan idiologi dibaliknya. Artinya
analisis wacana tidak berhenti pada aspek tekstual saja, tetapi juga konteks dan proses produksi dan konsumsi dari suatu teks.
Analisis wacana menekankan bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dari pokok metode yang digunakan untuk memproses berita.
Selain berita, pendekatan analisis wacana juga dapat dilakukan terhadap teks tertulis seperti kolom, esai, opini, ataupun tajuk. Pendekatan analsis wacana
dalam penelitian ini bersifat pragmatik, yang berarti teks ditampilkan dan diinterprestasikan secara langsung dengan melihat teks lain konteks.
E. KERANGKA PEMIKIRAN