Jadwal Induk Produksi TINJAUAN PUSTAKA

17 periodenya. Kumulatif bagian periode diperoleh dengan mengkumulatifkan perkalian kebutuhan bersih suatu periode dengan periode tambahan yang ditanggung. Bagian gabungan periode yang paling mendekati nilai EPP adalah merupakan pilihan gabungan periode yang dipilih, demikian juga untuk periode berikutnya. Besar pesanan adalah sebesar kebutuhan bersih kumulatif yang dilakukan sebelum kebutuhan tersebut terjadi dengan harapan akan diterima tepat pada awal periode gabungan tersebut dan akan digunakan selama periode gabungan.

2.6 Jadwal Induk Produksi

Menurut Baroto 2002, jadwal induk produksi master production schedule dibuat berdasarkan permintaan diperoleh dari daftar pesanan atau peramalan terhadap semua produk jadi yang dibuat. Hasil peramalan sebagai perencanaan jangka panjang dipakai untuk membuat rencana produk agregat sebagai perencanaan jangka menengah, yang pada akhirnya dibuat rencana jangka pendek, yaitu menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan. Jadwal induk produksi merupakan perencanaan jangka pendek ini. Jadi, jadwal induk produksi merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai mesin, peralatan dan pekerja. Perencanaan jadwal induk produksi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan besarnya kapasitas atau kecepatan operasi yang diinginkan. Perencanaan ini biasanya dilakukan pada tingkat agregat dengan meminimalkan total biaya produksi untuk keseluruhan produk yang dibuat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Rencana kapasitas secara agregat ini terutama diarahkan pada unit-unit yang dianggap sebagai “titik kritis” atau “Potential bottle neck”. Tahap kedua perencanaan adalah menentukan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan di setiap periode, jumlah mesin dan jumlah shift kerja yang diperlukan untuk penjadwalan. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan jumlah persediaan secara agregat. Dalam tahap ini, suatu perencanaan kebutuhan akan persediaan 18 penanganan untuk memelihara service level kepada konsumen lazim dilakukan. Jumlah persediaan pengaman sangat tergantung pada jenis barang dan kebijakan perusahaan Baroto, 2002. Interval perencanaan planning horizon adalah jumlah periode yang dibutuhkan untuk penjadwalan yang harus ditentukan terlebih dahulu dalam pembuatan atau perencanaan jadwal induk produksi. Interval perencanaan minimal merupakan jumlah periode produksi termasuk perakitan ditambah lead time pembelian atas bahan untuk setiap produk akhir yang akan dibuat Baroto, 2002. Jadwal induk produksi adalah suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing- masing produk akhir dalam setiap periode waktu biasanya minggu untuk beberapa bulan yang akan datang Handoko, 2008. Jadwal induk produksi sebagai hasil dari perencanaan agregat menyajikan rencana menyeluruh dan lebih detail dengan memerinci rencana produksi masing-masing produk akhir. Proses penyusunan skedul produksi induk dalam perusahaan- perusahaan yang berproduksi untuk persediaan akan berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk pesanan, karena sumber informasi utama tentang permintaan juga berbeda. Bagi perusahaan yang berproduksi untuk persediaan, informasi permintaan berasal dari hasil ramalan-ramalan. Sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi untuk pesanan, informasi permintaan berasal dari pesanan-pesanan orders yang diterima. Menurut Handoko 2008, beberapa fungsi penting skedul produksi induk adalah : 1. Menerjemahkan dan memerinci rencana-rencana agregat menjadi produk-produk akhir tertentu spesifik. 2. Mengevaluasi skedul-skedul alternatif. 3. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material. 4. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas. 5. Memudahkan pemrosesan informasi. 6. Menjaga validitas prioritas-prioritas. 19 7. Menggunakan kapasitas secara efektif. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam jadwal induk produksi adalah : 1. Scheduling induk dikerjakan atas dasar rencana produksi agregat. 2. Menyusun skedul dengan modul-modul umum bila mungkin. 3. Melakukan pembebanan pada fasilitas-fasilitas secara realistik. 4. Menyampaikan order-order atas dasar satuan waktu. 5. Memonitor tingkat persediaan dengan cermat. 6. Melakukan rescheduling sesuai keperluan.

2.7 Struktur Produk