Teknik Peramalan Pengolahan dan Analisis Data Sistem MRP

28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Indorama Synthetics Tbk. Kembang Kuning, Ubrug Jatiluhur Pos Box 2 Purwakarta 41101, Jawa Barat Indonesia. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa perusahaan merupakan produsen polyester terbesar di Indonesia dan salah satu eksportir terbesar di Indonesia, serta dapat tumbuh di pasar Amerika yang membuat perusahaan itu mengharuskan membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – awal April 2011.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh langsung melalui observasi di lapangan dengan tujuan untuk memahami kondisi lapangan yang sebenarnya dan wawancara dengan pihak perusahaan yang berkaitan dengan penelitian Lampiran 1. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang dianggap sesuai dengan penelitian dan hasil penelitian terdahulu.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Teknik Peramalan

Peramalan menggunakan teknik linear trend, moving average dan single exponential smoothing dengan melihat nilai kesalahan terkecil dari MAD, MSE dan MAPE.

3.1.1 Pengolahan dan Analisis Data Sistem MRP

Menurut Baroto 2002, langkah-langkah dalam menganalisis data dengan prosedur sistem MRP memiliki 4 empat langkah utama, yang selanjutnya ke 4 empat langkah ini diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Prosedur ini dapat dilakukan secara manual, bila jumlah item yang terlihat dalam produksi relatif sedikit. Suatu program software memerlukan jumlah item sangat banyak. Langkah-langkah tersebut adalah : 29 1. Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan ada dalam persediaan dan sedang dipesan. Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah : a. Kebutuhan kotor untuk setiap periode. b. Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan. c. Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan. Pengertian kebutuhan kotor untuk permintaan independen adalah jumlah dari produk akhir yang akan dikonsumsi. Sedangkan untuk produk dependen, kebutuhan kotor dihitung berdasarkan item induk yang berada pada tingkat di atasnya, biasanya dikalikan oleh kelipatan tertentu yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Setelah kebutuhan kotor ditentukan, berikutnya perhitungan kebutuhan bersih netting. Perhitungan kebutuhan bersih netting adalah : NRi = GRi – SRi – OHi dengan NR = 0 bila GR – SR – OH 0, Dimana : NRi = Kebutuhan bersih nett requirement atau NR periode ke-i GRi = Kebutuhan kotor gross requirement atau GR pada periode ke-i SRi = Jadwal Penerimaan schedule receipt atau SR pada periode ke-i OHi = Persediaan di tangan on hand inventory atau OH periode ke-i Tabel 1. Contoh tabel perhitungan kebutuhan bersih Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih 2. Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. 30 Ada banyak alternatif metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk meminimalkan total ongkos set up dan ongkos simpan. Teknik-teknik tersebut adalah teknik EOQ, LFL dan PPB. Tabel 2. Contoh tabel Lotting untuk menentukan jumlah pemesanan Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Kebutuhan Bersih Ukuran lot 3. Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. Offsetting merupakan langkah terakhir penerapan sistem MRP pada suatu item. Tabel 3. Contoh tabel Offsetting Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Ukuran lot Rencana pemesanan 4. Explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item atau komponen lebih bawah. Perhitungan kebutuhan kotor ini didasarkan pada rencana pemesanan item- item produk pada level yang lebih atas. Untuk perhitungan kebutuhan kotor ini, diperlukan struktur produk dan informasi mengenai jumlah kebutuhan tiap item untuk item yang akan dihitung. Dalam proses explosion ini, data mengenai struktur produk harus tersedia secara akurat. Ketidakakuratan data struktur produk mengakibatkan kesalahan pada perhitungan. Atas dasar struktur produk inilah proses explosion dibuat. Setelah ke 4 empat langkah utama dalam MRP dijalankan, maka perhitungan biaya terendah dilakukan dengan menggunakan teknik yang ada apabila dibandingkan dengan metode perusahaan. Teknik dalam metode MRP adalah : 31 1. EOQ Penetapan ukuran lot dengan teknik ini sangat popular sekali dalam sistem persediaan tradisional. Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penentuan lot berdasarkan biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula berikut : EOQ = √2SD ………………………………………11 H Dimana : D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode S = biaya pemesanan per pesanan H = biaya penyimpanan perunit per tahun Metode ini biasanya dipakai untuk horizon perencanaan selama satu tahun 12 bulan. Metode ini baik digunakan bila semua data konstan dan perbandingan biaya pesan dan simpan sangat besar. 2. LFL Pada metode ini unit yang dipesan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dalam periode yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, unit yang dipesan dapat saja berbeda pada setiap waktu melakukan pemesanan. Pada setiap akhir periode terkait, sediaan yang ada sama dengan nol tanpa sediaan. LFL = [kebutuhan total per periode t] – [taksiran sediaan pada akhir periode t-1 ]..12 3. PPB Dalam teknik PPB, besarnya pesanan dilakukan sebesar kebutuhan kotor pada suatu periode yang digabungkan. Teknik ini membentuk bagian periode ekonomis yang merupakan rasio biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. PPB secara sederhana menambah kebutuhan sampai nilai bagian periode mencapai EPP. EPP adalah kuantitas pembelian yang dapat menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berdasarkan kebutuhan 32 bersih kumulatif dari beberapa periode yang digabungkan yang dapat dihitung dengan rumus berikut : EPP = S ……………………………………….13 H Dimana : S = biaya pemesanan per pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN