Analisis Ketersediaan dengan Model Booolean Combination

Penggunaan lahan aktual 0.063 Jumlah 1.000 Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka persamaan WLC dapat ditulis menjadi dimana WLC = weighted linear combination, W=bobot, C= kendala; X i =Nilai kesesuaian untuk setiap sub faktor, dengan rincian: X =Kemampuankesesuaian lahan, X =Akses lahan ke sumber air, X 3 =tingkat erosi,X 4 =penggunaan lahan saat ini, X 5 =akses lahan ke pasar,X 6 =akses lahan ke jalan, X 7 =RTRW, X 8

5.4. Analisis Ketersediaan dengan Model Booolean Combination

=Perijinan, X₉=Hak Tanah Adat Hasil analisis bolean combination dengan bentuk hubungan logikal AND menunjukkan sebaran ketersediaan lahan sawah dengan derajat kesesuaian 1 Gambar 15. Secara spasial lahan-lahan yang tersedia untuk sawah dengan metode ini, tersebar di bagian utara, barat dan selatan wilayah Kabupaten Cianjur. Jika dilihat kondisi topografinya, area-area dimana lahan tersedia tersebut berada merupakan area dengan kelerengan cukup datar dengan bentuk lahan yang cenderung datar-landai. Pada area-area dengan bentuk lahan berbukit-bergunung terlihat secara jelas tidak terdapat lahan tersedia terutama di wilayah kabuaten bagian timur-selatan. Metode Boolean menunjukkan hasil analisis dengan hanya 1 kriteria untuk derajat kesesuaian menghasilkan area lahan tersedia yang relatif sedikit terutama karena faktor- faktor yang menjadi pendukung ketersediaan di nilai secara spasial dengan persyaratan logikal AND yang berarti mempersyaratkan setiap faktor harus bernilai 1 sesuai untuk menghasilkan satu unit spasial lahan tersedia. Jika ada satu saja faktor dari 9 faktor yang memiliki kriteria tidak sesuai nilai 0 maka akan menghasilkan area dengan status tidak tersedia. Ditinjau dari sisi resiko dalam pengambilan keputusan metode ini cenderung menghasilkan keputusan dengan resiko terendah menghindari resiko Eastmen, 2006 . Gambar 15. Peta Ketersediaan Lahan untuk Sawah Metode Boolean Luas total lahan tersedia yang dihasilkan dengan metode Boolean ini adalah 30,590 ha atau setara 8.45 dari total luas wilayah kabupaten Cianjur. Angka ini menunjukkan hasil yang sangat jauh dengan luas areal sawah aktual yang menurut data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupten Cianjur mencapai luas sekitar 65 ribu ha.. Hal ini berarti diantara lahan sawah aktual yang telah ada masih ada sekitar 35 ribu ha yang tidak dapat memenuhi syarat kesesuaian secara penuh, yang pada akhirnya dimungkinkan berimpilikasi pada tingkat produktivitas lahan yang cenderung lebih rendah. Gambar grafik berikut ini menunjukkan luas lahan tersedia berdasarkan kecamatan dengan metode Boolean. Gambar 16 Luas Lahan Tersedia untuk Sawah ha dengan metode Boolean Grafik di atas menunjukkan bahwa sebaran luas lahan tersedia hasil analisis di 32 kecamatan cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan luas lahan sawah aktual. Meskipun demikian masih ada 5 kecamatan di kabupaten Cianjur yang luas lahan hasil analisisnya lebih tinggi, seperti kecamatan Sindangbarang, Cidaun, Bojongpicung, Ciranjang dan Cugenang. Hasil ini juga menunjukkan bahwa dari 65.590 ha lahan sawah aktual yang ada maka terdapat hampir 50 dari luas tersebut tidak dapat memenuhi syarat kesesuaian penuh dari 9 faktor yang dijadikan sebagai bahan analisis. Gambar berikut ini menunjukkan sebaran spasial yang membandingkan sebaran sawah irigasi dan tadah hujan aktual dengan sebaran sawah hasil analisis boolean. - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 Luas Analisis Luas Aktual Gambar 17. Perbandingan Sebaran Sawah Aktual dengan Sawah hasil Analisis Warna merah muda menunjukkan sebaran sawah hasil analisis dan warna hijau tua dan muda menunjukkan sawah aktual. Jika dilihat sebaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada sawah irigasi dan tadah hujan aktual yang tidak memenuhi seluruh syarat kesesuaian dari 9 faktor. Dan sawah tadah hujan menunjukkan luas yang dominan dari sisi ketidaksesuaian sempurna dari 9 faktor yang ada.

5.5. Analisis Ketersediaan dengan Model Weighted Linear Combination WLC