Analisis Ketersediaan dengan Model Weighted Linear Combination WLC

Warna merah muda menunjukkan sebaran sawah hasil analisis dan warna hijau tua dan muda menunjukkan sawah aktual. Jika dilihat sebaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada sawah irigasi dan tadah hujan aktual yang tidak memenuhi seluruh syarat kesesuaian dari 9 faktor. Dan sawah tadah hujan menunjukkan luas yang dominan dari sisi ketidaksesuaian sempurna dari 9 faktor yang ada.

5.5. Analisis Ketersediaan dengan Model Weighted Linear Combination WLC

Hasil analisis WLC dengan nilai bobot weight sesuai dengan analisis AHP menghasilkan luas lahan tersedia dengan derajat ketersediaan antara nilai nol sampai dengan 3.96. Makin mendekati nilai 3.96 berarti makin tersedia. Berikut ini adalah hasil analisis WLC yang menunjukkan ketersediaan lahan pertanian sawah. Dengan menggunakan metode klasifikasi equal intervals dan jumlah kelas 5, maka diperoleh klasifikasi sebagai berikut. Tabel 14. Simbol dan keterangan klasifikasi ketersediaan lahan sawah Simbol Selang Keterangan 3.45 – 3.96 Sangat Tersedia ST 3.03 – 3.45 Tersedia T 2.65 – 3.03 Cukup Tersedia CT 2.16 – 2.65 Kurang Tersedia KT 0.68 – 2.16 Sangat Kurang Tersedia SKT Gambar 18 menunjukkan sebaran lahan tersedia untuk lahan pertanian sawah hasil analisis WLC. Dari peta tersebut terlihat gambaran ketersediaan lahan untuk pertanian Sawah di Kabupaten Cianjur. Secara spasial lahan dengan derajat ketersediaan Sangat Tersedia ST banyak tersebar di bagian wilayah selatan, barat dan utara kabupaten yang ditunjukkan dengan warna hijau tua. Ketersediaan lahan dengan derajat Sangat Kurang Tersedia SKT terlihat tersebar terutama di daerah dengan bentuk lahan antara berbukit- bergunung, seperti terlihat jelas di bagian utara merupakan bagian punggung dari Gunung Gede. Selain itu terdapat bagian peta yang tidak berwarna menunjukkan area yang sama sekali tidak dapat dialokasikan untuk lahan pertanian termasuk pada kategori kendala. Berdasarkan sudut pandang tingkat resiko dalam decision support, derajat ketersediaan ST dan T bisa dikategorikan low risk LR, KT dan SKT bisa dikategorikan high risk, sedangkan CT termasuk kategori moderate risk MR. Berdasarkan Gambar.18 menunjukkan bahwa luas lahan sawah yang ada menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur jika dibandingkan dengan luas lahan tersedia hasil perhitungan dengan MCE gabungan 2 kelas: ST+T secara total 65.739 ha : 136.549 Ha. Jadi luas hasil perhitungan dengan analisis MCE surplus sekitar 70.813 ha. Jika dilihat perbandingan sebaran lahan per kecamatan, maka luas total lahan tersedia hasil analisis MCE umumnya jauh lebih besar, hanya di kecamatan Campaka dan Pagelaran yang luasnya lebih kecil. Luas lahan tersedia hasil analisis WLC yang menunjukkan angka lebih dari dua kali lipat areal lahan sawah aktual menunjukkan bahwa pada kondisi dimana kriteria kesesuaian dinilai dalam rentang bobot 1-5, maka areal tambahan di luar areal sawah aktual, jika akan diusahakan sebagai lahan sawah maka perlu diperhatikan konsekuensi- konsekuensi yang harus dipenuhi sesuai dengan derajat kesesuaian yang akan dipilih. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan karakteristik dari setiap derajat kesesuaian hasil analisis WLC sehingga dapat dipertimbangkan resiko-resiko yang harus dihadapi ketika mengambil sebuah keputusan yaitu dalam menetapkan pilihan lahan tersedia hasil analisis yang akan dipakai lihat Lampiran 7. Gambar 18. Peta Ketersediaan Lahan untuk Sawah Metode WLC Gambar 19 Perbandingan Luas Lahan Sawah menurut Dinas Pertanian dan Hasil Analsis WLC

5.6. Validasi Model