Penentuan Stasiun Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Tahapan Alat Bahan Ember Keranjang Jaring Plastik Karet gelang 3. Ekstraksi dan evaporasi Erlenmeyer Gelas ukur Orbital shaker Corong kaca Botol kaca Sudip Rotary vacuum evaporator n-heksan Etil asetat Metanol Kertas saring Whatman 4. Uji fitokimia Spot test Gelas ukur Kompor listrik Tabung reaksi Pipet Sudip Gegep Penangas air Cawan Vortek Hasil ekstrak metanol Hasil ekstrak etil asetat Hasil ekstrak n-heksan NH 3 Kloroform H 2 SO 4 2M Pereaksi dragendroff Pereaksi meyer Pereaksi wagner Dietil eter H 2 SO 4 pekat CH 3 COOH anhidrat Akuades 5. Uji aktivitas antifouling Kuas Alat Dasar Selam Suntikan Tali tambang Kamera underwater Bahan substrat kayu Bahan substrat besi Bahan substrat beton Hasil ekstrak metanol Cat biasa Sabak dan pensil

3.3. Penentuan Stasiun Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Penentuan stasiun pengamatan dan pengamblan sampel Didemnum molle dilakukan berdasarkan sampel acak yang mewakili beberapa bagian wilayah di sekitar Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel ascidian Didemnum molle tersebut disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Lokasi Pengambilan Sampel dan Survei Potensi Stok Didemnum molle di Kepulauan Seribu 1 2 3 4 5

3.4. Pengambilan Data Potensi Stok Alami

Pengamatan potensi stok alami ini meliputi distribusi dan persentase tutupan ascidian. Pada masing-masing stasiun pengamatan, dibentangkan rol meter yang arahnya tegak lurus dengan garis pantai sebagai transek garis. Selanjutnya pada transek tersebut ditentukan empat titik pengambilan data yang dibedakan berdasarkan kedalaman, yakni pada kedalaman 3, 6, 9, dan 12 meter. Pengambilan data ascidian dilakukan dengan metode kuadrat Suharsono, 1995, yaitu menggunakan besi berdiameter 8 mm, ukuran 1m × 1m yang diletakkan secara acak pada setiap titik sampling dan dilakukan sebanyak tiga ulangan. Jenis ascidian yang ditemukan pada setiap kuadrat dicatat dan dihitung serta diidentifikasi berdasarkan morfologi tubuh dan warna yang disesuaikan dengan buku identifikasi yang berjudul Tropical Pacific Invertebrate Colin dan Arneson, 1995. Pengambilan data tersebut disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Pengambilan Data Potensi Stok Alami Tegak lurus dengan garis pantai Rol meter Transek kuadrat 1m x 1m 3 m 6 m 9 m 12 m

3.5. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Substrat

Sampel Didemnum molle diambil di perairan Kepulauan Seribu, khususnya di sekitar Pulau Pramuka. Sampel tersebut kemudian disimpan di dalam coolbox selama perjalanan untuk menjaga kesegarannya, dan disimpan dalam freezer sampai akhirnya sampel tersebut akan diekstrak. Selama menunggu hasil laboratorium untuk memperoleh senyawa bioaktif dari Didemnum molle, dapat dilakukan pembuatan substrat untuk uji aktivitas antifouling. Substrat yang dibuat sebanyak tiga jenis substrat dengan jumlah masing-masing 18 kotak yang berukuran 10cm × 10cm. Adapun tiga jenis substrat ini terdiri dari bahan beton yang merupakan tiruan dari jenis bangunan pantai seperti dermaga dan pelabuhan; bahan besi yang merupakan tiruan dari bahan kapal laut atau pipa bawah laut; bahan kayu sebagai tiruan dari kapal nelayan atau bangunan pantai.

3.6. Ekstraksi dan Evaporasi Komponen Antifouling

Senyawa bioaktif dapat diperoleh dengan beberapa cara, salah satunya ialah dengan metode ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut. Komponen yang dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan atau cairan. Ada beberapa metode umum ekstraksi yang dapat dilakukan, namun metode yang banyak digunakan adalah distilasi dan ekstraksi menggunakan pelarut. Ekstraksi komponen antifouling dilakukan dengan menghasilkan ekstrak kasar terlebih dahulu. Komponen antifouling ini diperoleh melalui ekstraksi 15