mengandung heterosiklik biasanya disebut protoalkaloid. Keduanya merupakan turunan dari asam amino Harborne, 1987. Beberapa senyawa yang tergolong ke
dalam alkaloid berperan sebagai pengatur pertumbuhan dan pemikat serangga Suradikusumah, 1989.
Pengujian keberadaan alkaloid dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 1 ml, kemudian diberi larutan NH
3
1-3 tetes, dan dipanaskan beberapa saat. Setelah itu, ditambahkan larutan kloroform 5 ml, kemudian ditambahkan
H
2
SO
4
2M. Sampel dengan penambahan berbagai larutan kemudian dihomogenisasi. Lapisan asam yang terbentuk kemudian diambil dan dibagi
menjadi tiga ke dalam spot test untuk diuji dengan tiga pereaksi alkaloid, yaitu pereaksi dragendroff, meyer, dan wagner. Hasil uji dinyatakan positif bila dengan
pereaksi dragendroff terbentuk endapan merah hingga jingga, endapan putih dengan pereaksi meyer, dan endapan coklat dengan pereaksi wagner.
b. Uji SteroidTriterpenoid
Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
30
asiklik, yaitu skualena. Senyawa tersebut tidak berwarna, kristalin, memiliki titik lebur yang tinggi, dan umumnya sulit dikarakterisasi karena secara kimia tidak
reaktif Harborne, 1987. Steroid merupakan triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin
siklopentana perhidrofenantrena. Pada awalnya, steroid diduga merupakan senyawa yang hanya terdapat pada hewan sebagai hormon seks dan asam
empedu. Saat ini, senyawa tersebut telah ditemukan pada jaringan tumbuhan yang dikenal dengan fitosterol Sirait, 2007.
18
Pengujian keberadaan triterpenoidsteroid dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 1 ml, kemudian diberi larutan dietil eter 1 ml, lalu dituangkan ke
dalam cawan dan ditambahkan larutan H
2
SO
4
pekat dan larutan CH
3
COOH anhidrat 1 tetes. Hasil uji dinyatakan positif dengan ditemukan kerak berwarna
merah atau ungu untuk triterpenoid dan kerak warna hijau untuk steroid.
c. Uji Fenolik
Uji fenolik pada penelitian ini terdiri dari tiga uji, yaitu uji flavonoid, uji tanin, dan uji saponin. Flavonoid merupakan senyawa fenol terbanyak yang
ditemukan di alam, dapat larut dalam air, dan dapat terekstraksi dengan etanol 70 Suradikusumah, 1989. Flavonoid memiliki banyak kegunaan baik bagi
tumbuhan maupun manusia. Flavonoid digunakan tumbuhan sebagai penarik serangga dan binatang lain untuk membantu proses penyerbukan dan penyebaran
biji. Sedangkan bagi manusia, dalam dosis kecil flavon bekerja sebagai stimulan pada jantung, dan flavon yang terhidroksilasi bekerja sebagai diuretik dan sebagai
antioksidan pada lemak Sirait, 2007. Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun,
buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi
tanin. Tanin juga sebagai sumber asam pada buah. Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam
lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan, bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa dan menghemolisis sel darah Harborne, 1987. Saponin bersifat toksik terhadap ikan dan binatang berdarah dingin lainnya. Hal inilah
19