Uji Kuinon Pengambilan data

glikosida atau dalam bentuk kuinon tanpa warna, dan juga bentuk dimer. Isoprenoid kuinon terlihat dalam respirasi sel ubikuinon dan fotosintesis plastokuinon yang secara umum terdapat dalam tumbuhan Suradikusumah, 1989. Adapun cara untuk menguji keberadaan kuinon dengan cara mengambil sampel sebanyak 1 ml, kemudian ditambahkan metanol 2 ml, dan dipanaskan selama beberapa saat. Setelah itu, ditambahkan NaOH 10 1 ml. Hasil uji positif sampel mengandung kuinon ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah.

3.8. Uji Aktivitas Antifouling

Uji aktivitas antifouling dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama ialah percampuran cat dengan hasil ekstrak Didemnum molle yang terbaik dari hasil uji fitokimia. Setelah dilakukan pencampuran, cat tersebut dioleskan pada substrat yang telah disiapkan sebelumnya menggunakan kuas. Kemudian substrat tersebut ditanam di perairan yang banyak dijumpai biota penempel khususnya teritip, salah satunya di area dermaga yang menjadi tempat singgahnya kapal. Lokasi penanaman substrat pada penelitian ini ialah di tiang-tiang dermaga Pulau Karya, dengan cara mengikatkan substrat buatan pada tiang-tiang tersebut. Pengamatan aktivitas antifouling dilakukan selama 1 bulan dengan melihat berapa banyak biota penempel dan apa saja yang menempel pada substrat setiap minggunya. Semua jenis substrat yang telah dibuat mengalami 5 perlakuan yang dibedakan dari komposisi bahan cat dan hasil ekstrak, yaitu 100 diolesi bahan cat P 1 ; 75 bahan cat ditambah 25 hasil ekstrak P 2 ; 50 bahan cat ditambah 21 50 hasil ekstrak P 3 ; 25 bahan cat ditambah 75 hasil ekstrak P 4 ; 100 diolesi hasil ekstrak P 5 . Adapun yang menjadi kontrol dalam uji aktivitas antifouling ini ialah substrat yang tidak mengalami perlakuan apapun. Rancangan penanaman substrat buatan disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Rancangan Penanaman Substrat Buatan 3.9. Analisis Data 3.9.1.Struktur Komunitas Ascidian Pengambilan data jenis dan jumlah dari masing-masing spesies pada semua stasiun ditujukan untuk mengetahui struktur komunitas ascidian pada stasiun pengamatan. Data tersebut diolah sehingga dapat diketahui nilai Kepadatan, Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E, dan Indeks Dispersi Morisita. Kepadatan menyatakan perbandingan jumlah individu per satuan luas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut Brower et al., 1989: